Hallo semuaa Wellcome to chapter eight, semoga kalian suka ya sama chapter ini. Sebelum lanjut baca jangan lupa vote dan komen ya, karena itu semua gratis...
.
.
.
.
.Ren menatap Grace terkekeh, sungguh bidadari di depannya ini, sangat membuat dirinya merasa senang. Tidak pernah terpikir di benaknya bisa dekat dengan seorang Gracella Winata.
"Dah sana ke kelas, ingat ucapan gue!."
Grace mengangguk dan segera pergi ke kelas. Ia berjalan dengan tergesa-gesa, karena bel sudah berbunyi.
Sesampainya di kelas Bella menatap Grace dengan tatapan marah, karena setibanya di kelas ia tidak melihat keberadaan Grace.
"Lo kenapa, itu muka di kusut banget" ujar Grace heran.
"Iya lah gue suruh duluan ke kelas, malah gue duluan yang sampai kelas dari mana lo?."
"Habis dari toilet juga" Grace berbohong.
"Bohong! Habis ketemu Ren kan?."
Grace panik, ia takut anak IPA mendengar nya, "mulut lo anjir!."
Bella langsung menutup mulutnya dan melihat keberadaan sekitar. Tidak ada yang mendengarnya mereka sibuk dengan urusan masing-masing.
Setelah semua pelajaran selesai akhirnya mereka tiba di pengunjung waktu. Di mana semua siswa kembali menuju rumah masing-masing.
Bella dan Grace pun berjalan menuju parkiran namun mereka terpisah karena parkiran mobil dan motor itu berbeda.
"Ya udah gue pulang dulu Grace lo hati-hati."
"Sipp!."
Mereka pun berjalan menuju tujuan masing-masing, Grace sangat merindukan mobil kesayangannya itu. Sudah lama sekali ia tidak memakai mobilnya.
Papa nya bilang mobil itu akan di kembalikan setelah Grace dan Ren menikah. Sungguh itu sangat lama, sekarang jika ingin berpergian ia terpaksa memesan taxi atau menelpon Ren.
"Eh Grace lo mau pulang sama gue?" Ujar Shaka dengan PD nya yang sedang duduk bersama circlenya di parkiran motor.
Grace hanya diam sembari menunggu Ren, tadi ia berkata jika anda keperluan sebentar. Sebenarnya ia sangat malah bertemu dengan mahkluk misterius di depannya ini.
"Ayok lah Grace kapan lagi coba lo pulang sama gue."
Grace tetap diam, ingin sekali tangannya menampar wajah mulus milik Shaka itu. Shaka yang tak mendapat balasan memegang tangan Grace dengan kasar.
"Singkirkan najis itu dari tangan gue!."
Shaka tak menghiraukan ia tetap memegang tangan Grace dengan erat dan tak berniat untuk melepaskannya.
"Lepas gue bilang!."
Shaka tak mendengar dan berniat untuk menarik Grace, namun tiba-tiba pukulan datang dari arah belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fille froide [ON GOING]
FantasyGracella anak tunggal yang hidup dengan rasa trauma dan dendam di dalam dirinya. Hidupnya hanya untuk membalaskan dendam seseorang di masa lalu nya. Hingga suatu hari perjodohan gila terjadi. Yang di mana dia harus menerimanya, dengan berat hati. "...