Wellcome to chapter 16 sebelum baca jangan lupa vote dan follow ya.
.
.
.
.Ren pun mengangguk, ia memutuskan untuk duduk kembali di depan ruangan tersebut. "Malah duduk, ayo masuk" desak Bara.
"Lo aja sana, gue nunggu di sini aja" Ren masih tetap dengan pendirian nya untuk menunggu di luar saja.
"Kita gak tau dia masih marah atau enggak Ren. Siapa tau dia nunggu lo?, Apa salahnya mencoba. Emang lo udah coba masuk? Belum kan. Udah ayo masuk Renjana."
"Iya-iya gue masuk, tapi lo masuk duluan nanti gue nyusul."
"Bener ya? Kalau lo gak nyusul gue penggal kepala lo" ujar Bara mengancam.
"Buset dah ni anak." Bara pun masuk sesuai dengan keinginan teman gila nya itu.
"Hello Grace" sapanya dari depan pintu, dan berjalan menuju tempat tidur Grace.
Grace pun tersenyum sebagai balasan. "Nih gue bawa buah buat lo" ujar Bara lalu meletakkan buah tersebut di atas meja.
"Gak usah repot-repot Bar, btw thanks ya" ujar Grace. Ia bingung tumben Bara ke sini sendiri, kemana Ren? Apakah dia masih marah dengan Grace atas kejadian beberapa hari lalu.
Bara yang melihat Grace seperti orang bingung tersebut pun tau apa yang sedang Grace tunggu. "lo nyari Ren?."
"Enggak, gue cuman bingung aja tumben aja kalian gak sama-sama" ujar Grace mengutarakan isi hatinya.
"Serius? Bukan karena kangen kan?."
"Y-aa gak lah, gak mungkin gue kangen sama dia" ujar Grace ragu.
"Btw tadi dia gak mau datang gak tau kenapa" ujar Bara menjahili Grace. Ia ingin tahu bagaimana reaksi Grace.
Grace yang mendengar itu menundukkan pandangannya, entah kenapa hatinya terasa sedih mendengar ucapan Bara. Seharusnya ia senang karena bara tidak datang, itu berarti ia sudah bisa melupakannya.
Melihat muka Grace, Bara tersenyum. Sepertinya gadis tersebut sedih mendengar ucapan nya tadi. Padahal pria yang ia tunggu-tunggu sedang berada di luar.
"Muka lo kenapa sedih gitu?."
"Enggak perasaan lo aja kali."
"Sedih ya Ren gak datang?."
"Enggak biasa aja, lagian bagus dong kalau dia gak datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
fille froide [ON GOING]
FantasyGracella anak tunggal yang hidup dengan rasa trauma dan dendam di dalam dirinya. Hidupnya hanya untuk membalaskan dendam seseorang di masa lalu nya. Hingga suatu hari perjodohan gila terjadi. Yang di mana dia harus menerimanya, dengan berat hati. "...