2. Kebahagiaan?

28 1 0
                                    

Hallo semua Wellcome to di chapter ke dua, sebelum lanjut baca jangan lupa vote dan komen ya semuanya karena itu semuanya gratis....

.
.
.
.
.

Grace yang mendapat itu semua hanya diam, rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Grace yang mendapat itu semua hanya diam, rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya.

"Saya mau kamu belajar jangan berhenti sebelum saya suruh berhenti!, ingat saya tidak membutuhkan anak bodoh seperti mu!" ucap Gavin lalu pergi dan mengunci kamar itu.

Ia beralih menatap lemari kaca di ujung kamar nya yang di isi oleh piala, piagam, dan mendali penghargaan atas prestasi nya selama ini, "Apakah semua piagam dan piala itu tidak cukup membuat papa dan mama bahagia?, Apakah mereka kurang puas dengan semua ini?".

Ia menatap nanar ke arah cermin dan melihat dirinya sudah seperti gadis malang yang di penuhi oleh luka lebam di sekujur tubuhnya.

Tanpa berpikir panjang ia segera mengeluarkan pisau dari saku bajunya, pisau itu menari di atas tangannya. Darah merah kental keluar seperti mata air.

"Hahaha, apa perlu aku pergi dari dunia ini? Aku bukanlah anak yang di inginkan, aku hanya membutuhkan kasih sayang, aku tidak membutuhkan harta karena harta tidak membuat ku bahagia", Grace tertawa seperti orang gila di kamarnya.

Hiks..., Grace berusaha sekuat tenaganya menahan tangisnya, ia tidak mau papa nya mendengar suara tangisannya itu.

Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya dengan kotak p3k di tangannya.

Wanita itu segera masuk dan menutup pintu kamar miliki anak majikannya itu dengan pelan.

Grace yang melihat itu merasa khawatir, "Bibi ngapain di sini?, Nanti kalau papa lihat pasti bibi di marahi. Udah bibi keluar aja" usir nya.

"Aman non pa bos lagi pergi ke luar jadi aman, haduh non ini pipi nya sampai biru gitu, sini bibi obatin" bi Inung mengobati Grace dengan pelan.

"Bibi kok baik banget sih, cuman bibi yang peduli sama Grace" ucap nya sedih.

"Bibi sudah ngerawat non Grace dari kecil jadi ini udah tanggung jawab bibi. Bibi juga sudah menganggap non Grace sebagai anak bibi". Jawab bi Inung, ia sangat kasihan melihat anak majikan yang selalu mendapat perlakuan yang tidak pantas.

Namun ia tidak bisa melakukan apapun selain mengobati luka-luka itu, "haduhh... non kan bibi sudah bilang kalau non habis di pukulin luka nya jangan di tambah lagi, kasihan itu tangan nya cantik-cantik tapi banyak bekas pisau" ucap bi Inung tau.

fille froide [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang