Secret Of Love 9

942 136 12
                                    

Hay! Izin basa-basi dulu yaa. Aku mau ucapin terimakasih untuk 1k pembaca huhu💐 makasih ya buat SOLVers yang selalu setia nungguin up part selanjutnya. Aku seneng banget karena ini cerita pertamaku, makannya waktu tau ternyata banyak yang suka, aku seseneng itu. Hahaha. Ya udah, silahkan dibaca!

*

Cuaca di pagi ini tak terlalu cerah. Langit di atas, nampak segera berubah warna menjadi hitam. Sepertinya hujan akan segera turun, tetapi masih dapat terasa sinar matahari dari balik tebalnya awan.

Seperti pada umumnya, hari Minggu adalah hari libur semua orang. Dimana mereka menggunakan hari itu untuk istirahat dan berkumpul bersama keluarga, ataupun liburan dan refreshing.

Berbeda halnya dengan Naura dan teman-temannya, mereka tengah berbicara melalui panggilan video. Naura yang menelfon semua teman-temannya dan tujuannya adalah untuk membahas soal balapan Kevin dan Rasya. Jujur saja, sejak semalam Naura merasa khawatir jika Rasya benar-benar menerima tawaran itu. Naura sendiri bingung, kenapa dirinya bisa sekhawatir itu dengan Rasya. Sebelumnya, ia tak pernah merasakan rasa khawatir seperti ini kepada siapapun kecuali keluarga dan orang terdekatnya.

"Guys, gimana dong?" Tanya Naura memulai pembicaraan mereka.

"Bahaya si, apalagi balapan liar." Sahut Vio dari layar hape Naura.

"Gimana kalau kita bikin Rasya nggak jadi balapan aja." Usul Adara.

Naura berpindah tempat, dan duduk di tepi tempat tidurnya. "Gimana caranya?"

"Kita butuh bantuan Gibran sama Irshad."

"Jangan aneh-aneh lo ya, Dar." Peringatan Vio setelah melihat mimik wajah Adara yang Vio dapati.

Adara tak menggubris omongan Vio, ia justru langsung memberitahu inti dari semuanya. "Sekarang, kita butuh ketemuan dulu. Tapi jangan ajak Rasya."

"Itu mah mau lo, Dar. Pengin ketemu Gibran."

Adara terlihat membelalakkan matanya, "Nau, ini demi Rasya loh."

"Ya deh, iya."

"Sini, lo pada ke rumah gue aja." Ajak Vio, karena kebetulan rumahnya sedang kosong tak ada orang.

"Ok, nanti gue kabarin yang cowok-cowok." Ucap Adara.

"Sepuluh menit lagi sampai."

Bukan hanya karena itu alasannya, memang setiap mereka kumpul pasti akan menjadikan rumah Vio sebagai markasnya. Selain tamannya yang luas dan nyaman untuk berdiskusi, hidangan di rumah Vio juga bukan main.

Setelah mereka mengakhiri telefonnya, Naura langsung beranjak dan menyambar tas selempangnya yang tergantung di gantungan khusus tas miliknya. Ia segera turun dan menaikki motornya menuju rumah Vio.

*

Tak membutuhkan waktu lama, semuanya sudah kumpul di rumah Vio termasuk Gibran dan Irshad yang di jemput oleh Adara menggunakan mobilnya. Adara sengaja menjemput mereka agar cepat dan terlalu bertele-tele. Sebenarnya, saat Adara menjemput Irshad, Irshad tengah terlelap. Namun, Adara yang sudah bersama Gibran tadi, menyuruh Gibran untuk membangunkan Irshad secara paksa.

"Apaan sih, lo bertiga. Ganggu aja." Keluh Gibran.

"Tau, lagi enak-enak tidur tau." Imbuh Irshad.

Vio mengarahkan dagunya kepada Naura, "Noh, si Naura."

"Kok jadi gue."

Seperti biasa, Adara menunjukkan wajah sok ngeselin nya. Ia mengedip-ngedipkan kedua matanya dan tersenyum paksa berlagak centil. "Naura yang cantik sayangku, kan lo yang minta tolong ke kita supaya Rasya nggak jadi ikut balapan."

Secret of Love [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang