Secret Of Love 11

898 109 8
                                    

Haloww, kembali lagi di Secret Of Love! Happy reading ya, SOLVers💕.

*

(Point of view, Rasya)

Aku kembali melajukan motorku setelah selesai mengantarkan Naura pulang. Sebenarnya, aku ingin sekali menerima tawaran Naura untuk mampir kerumahnya. Tetapi disisi lain, aku sudah memiliki janji dengan Queen. Janji yang sebenarnya tak begitu penting, tetapi ini menyangkut nyawa seseorang. Maka terpaksa aku memenuhi permintaan tolong Queen.

Hujan tak lagi turun seperti tadi, hanya tersisa jalanan yang basah dan beberapa genangan air disetiap lubang yang ada. Aku tak berniat untuk mengganti pakaianku terlebih dahulu, karena pasti jika melakukannya akan memakan lebih banyak waktu. Jadi aku memutuskan untuk langsung saja menuju tempat janjian ku dengan Queen, yaitu rumah sakit Pelita Harapan.

Flashback on.

Aku sudah selesai membuang air kecil dan membasahi sedikit rambutku untuk menambah sedikit ketampananku. Niat awalku adalah kembali ke kelas, namun niat itu terkubur ketika aku mendengar seperti ada yang memanggil namaku.

"Rasya!"

Otomatis aku berbalik badan mencari siapa yang memanggilku tadi. Aku mendapati Queen berlari menghampiri ku.

"Queen? Ada apa?"

Queen terlihat sedikit mengatur nafasnya setelah berlari tadi.

"Sorry ganggu, Sya."

"Kenapa?" Tanyaku.

"Gue mau minta tolong banget sama lo. Boleh nggak?"

"Tolong apa?" Sahutku sedikit bingung.

Lalu aku mendapati wajahnya aneh. Dia seperti ingin berbicara sesuatu namun terlihat susah untuk dibicarakan.

"Ehm... Jujur gue nggak tau lagi harus gimana cara ngomongnya. Tapi, tolongin gue ya." Ucapnya kemudian.

Aku semakin bingung dibuatnya, kenapa tidak langsung to the point saja? Kenapa harus terlalu banyak basa-basi. Aku tidak suka basa-basi. Aku hanya mengangkat alisku mengisyaratkan tanya kepadanya.

"Jadi, sepupu gue di rumah sakit. Dan dia adalah teman SMA lo sebelum lo pindah kesini sekaligus dia juga teman SMP lo. Nama dia, Haura. Haura sakit sejak beberapa bulan yang lalu. Alasan gue mau minta tolong ke lo karena, Haura sempat suka sama lo waktu kalian masih kelas tujuh. Dia berusaha deketin lo tapi lo terlalu cuek dulu. Dan sampai akhirnya, waktu kelas delapan, dia di tembak sama cowok. Namanya Zayyan. Tapi, karena kepentingan ayahnya, Zayyan pindah ke Paris sejak mereka baru satu bulan jadian, dan belum balik sampai sekarang."

Aku mendengarkan ceritanya yang begitu panjang. Bahkan aku bisa melihat dari wajahnya kalau ceritanya belum selesai.

"Dan sejak Haura sakit, dia selalu manggil-manggil nama Zayyan. Sampai kedua orangtuanya rela cari Zayyan lewat beberapa orang anak buah ayahnya. Sampai akhirnya, gue teringat lo. Dulu Haura pernah cerita, kalau lo punya sifat yang sebelas dua belas kaya Zayyan. Jadi mungkin, kalau lo jenguk Haura, dia akan bisa lebih baik."

Hatiku tiba-tiba seperti terkutuk. Terkejut dengan cerita panjang yang baru saja Queen ceritakan. Aku sebenarnya tak mengenali siapa Haura itu, tapi aku sempat mengenal Zayyan waktu kami kelas tujuh dulu. Permintaan tolong Queen benar-benar berat. Disatu sisi, aku tak ingin menjadi bahan pelarian. Disisi lain, aku merasa kasihan setelah mendengar ceritanya.

"Maaf Queen. Bukannya gue nggak mau, tapi gue nggak kenal sama Haura."

Alasan yang baru saja ku berikan memang sama sekali tak masuk akal. Tapi aku harap, Queen bisa mengerti apa maksudku.

Secret of Love [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang