Hari Senin telah tiba, saatnya untuk semua manusia kembali disibukkan dengan aktifitasnya. Seperti yang di bilang oleh Mr. Rafi tempo lalu, bahwa setelah kegiatan kemping tidak ada libur bagi para siswa Mega Andalusia High School. Hari ini, sekolah sudah di ramaikan oleh siswa-siswi nya.
Di sebuah tangga menuju lantai dua, terdapat Naura dan teman-temannya yang tengah asyik bercanda dan berbincang mengenai kejadian semalam. Seperti yang diketahui, bahwa semalam Naura dan teman-temannya pergi ke kafe untuk sekedar minum atau berkumpul.
"Lo tau nggak, semalam di kafe Irshad salah minum." Ucap Gibran mengingat kejadian semalam dengan diselingi tawa.
"Lah mending gitu, tuh si Adara salah gandeng orang." Imbuh Vio yang melihat aksi Adara menarik tangan orang sembarangan. Adara sempat dimarahi karena tangan yang dia tarik adalah tangan dari kekasih orang. Untung saja teman-temannya cepat melerai kejadian itu, kalau tidak mungkin urusannya akan menjadi panjang.
Detik berikutnya, semua yang mendengar cerita Vio pun tertawa. "Hahaha."
"Ya udah sih, nggak usah di ungkit-ungkit juga." Keluh Adara dengan wajah memelas nya.
Rasya mendapati Irshad yang juga sedang di bicarakan. Ia melihat wajahnya begitu datar dan tak ada binar apapun. "Mukanya Irshad pasrah banget."
"Parah lo, Sya." Cibir Naura.
Beberapa anak tangga sudah mereka lewati. Kini, mereka sudah sampai di ambang tangga. Baru mereka akan melanjutkan jalannya menuju kelas, mereka sudah di hadang oleh Jeny and the geng.
"Ohh, jadi semalam ke kafe? Bukannya lo punya janji sama gue kalau kita mau balapan?" Ucap Kevin dengan wajah yang siap untuk memaki.
"Takut lo ya?" Imbuh Jeny diakhiri dengan tawa hambar.
Rasya sedikit terkekeh mendengar penuturan dua manusia yang ada didepannya. "Sorry, Vin. Kemarin lusa waktu lo ngajak gue balapan, kayaknya gue nggak jawab ya atau nggak deh. Dan sebelum gue jawab pertanyaan lo, lo juga udah pergi duluan kan? Apa itu salah gue?"
Kevin mengepalkan tangannya dan sudah mengangkatnya bersiap untuk memukul Rasya. "Kurang ajar lo ya!"
"Apa? Mau pukul gue? Ayok, silahkan." Rasya menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Ia tampak biasa saja dan tanpa ada sorot emosi di wajahnya.
"Lagian lo aneh, sih. Ngapain juga tiba-tiba ngajakin Rasya balapan." Ujar Naura memberi pembelaan pada Rasya. "Teman lo kurangan obat tuh!" Naura menunjuk wajah Kevin, dan wajahnya yang berfokus pada Jeny dengan nada tak santai.
Jeny maju selangkah seolah siap untuk melakukan apapun yang ada di fikirannya. "Berani lo bentak gue?"
"Ngapain takut? Udah cukup gue selalu terlihat sok lemah di depan semuanya. Lo pikir lo doang yang bisa bentak-bentak gue di depan banyak orang?" Bentak Naura semakin keras. Karena keributan itu, mengundang para siswa yang ada di sekitar mereka dan memperhatikan keributan mereka.
"Satu lagi, jangan pernah gangguin gue, ataupun teman gue lagi." Imbuh Naura sedikit pelan. "Cabut."
Naura berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh teman-temannya.
"Huuu! Nggak jelas!" Ucap Adara sebelum benar-benar berlalu.
"Dasar circle freak!" Imbuh Vio.
Teman-teman Naura yang melihat kejadian tadi sungguh tak percaya. Mereka baru melihat Naura se emosi ini. Sebelum-sebelumnya, dia tak pernah membentak dengan keadaan sedang emosi. Kalaupun membentak, pasti hanya karena kesal.
*
"Nah gitu dong Nau, di lawan." Ucap Gibran saat mereka sudah tiba dikelas.
Kelas terlihat belum terlalu ramai. Mungkin para penghuni kelas ini tengah menyusuri setiap sudut sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Love [Hiatus]
CasualeSecret Of Love adalah sebuah cerita fiksi pertama yang author publish. Secret Of Love ini menceritakan tentang pertemanan enam remaja, dimana salah satunya yang merupakan siswa baru dan langsung akrab bersama lima remaja lainnya. Mereka adalah, Naur...