Secret Of Love 12

940 105 9
                                    

Hegays! Happy reading ❤️

*

(Point of view, Naura)

Hari ini -sesuai rencanaku- aku akan berangkat ke sekolah bersama Rasya. Aku sengaja mengajaknya berangkat bersama sebagai pengganti rencanaku- yang gagal kemarin. Kemarin, awalnya aku ingin menanyakan lebih dalam tentang sedikit perubahannya di hari kemarin. Tetapi niatku untuk itu gagal karena dirinya selalu membuat ku salah tingkah. Entahlah, belakangan ini aku selalu merasakan salah tingkah jika berada di dekatnya. Apalagi kalau dirinya mulai mengeluarkan kata-kata yang bisa dibilang sedikit berlebihan.

Sebelum berangkat, aku harus bersarapan terlebih dahulu untuk sekedar mengisi perutku, dengan ditemani kedua orang tuaku. Aku melihat papahku sedikit buru-buru dalam menyantap sarapannya.

"Pah, pelan-pelan makannya." Tegurku. Aku hanya tak mau kalau papah sampai tersedak.

"Papah ada janji sama client, sayang. Ini hampir telat." Sahutnya dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Mamah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran melihat kelakuan papah. Dan aku pun terkekeh, mamah lucu juga. Haha.

Papah meraih satu gelas air mineralnya dan segera menghabiskannya. Lalu papah menyambar tisu dan juga tasnya, dan berpamitan kepada aku dan mamah.

"Papah berangkat dulu ya, bidadari-bidadari kesayangan papah." Ucapnya diselingi canda. Lalu, aku dan mamah menyalami telapak tangannya secara bergantian

"Hmm, papah bisa aja." Ucap mama sedikit meledek.

Sepersekian detik kemudian, papah berlalu dengan diakhiri senyum sebelumnya. Aku dan mamah kembali duduk dan melanjutkan sarapan kami. Oh ya, aku juga tipe orang yang makannya sedikit lelet. Apalagi kalau makan makanan yang berkuah, jangan harap kalau aku akan cepat memakannya.

Tak berseling lama setelah aku mendengar papah melajukan mobilnya, kemudian aku seperti mendengar ada suara motor berhenti di halaman rumahku. Aku pikir itu, Rasya.

"Permisi!"

Di detik berikutnya, aku mendengar ada seseorang berteriak. Suaranya tak asing bagiku. Namun tak berselang lama, pemilik suara itu sudah berada di ruang makan kami dengan bi Marni di sebelahnya. Benar, itu Rasya, yang sudah lengkap dengan jaket kulitnya dan tas yang menggantung di punggungnya.

"Rasya, udah datang." Sapaku, dia hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu, dia mendekati mamah dan menyalami tangannya.

"Pagi tante." Ucapnya.

Mamah menyambutnya dengan senyuman, "Pagi anak ganteng." Balasnya diselingi dengan pujian.

Aku sedikit terkesiap dengan penuturan Mamah. Rasya yang baru saja mendapat pujian itupun terlihat seperti tersipu malu. Aku terkekeh melihatnya.

"Ya udah, kita berangkat sekarang aja gimana?" Ajakku saat aku selesai menghabiskan segelas susu yang tadi bibi berikan.

Rasya mengangguk, "Ayok."

Kemudian, dia kembali mendekati mamah dan akupun juga. Kami menyalami tangan mamah secara bergantian.

"Kita berangkat ya, mah." Pamitku sebelum kami benar-benar keluar rumah.

"Iya, kalian hati-hati ya."

Setelah itu, aku dan Rasya pun keluar. Rasya langsung sedikit berlari begitu kami sampai di ambang pintu. Tujuan Rasya berlari adalah, agar saat aku sudah tiba didekat motornya, dia sudah siap dengan helmnya. Setelah memakai helm, Rasya langsung menaikki motornya begitupun aku.

"Udah?"

"Udah."

"Turun."

Aku hampir saja memukulnya. Sempat-sempatnya dia meledekku di pagi ini. Untung saja, aku tak jadi memukulnya.

Secret of Love [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang