Secret Of Love 7

1K 107 11
                                    

Heyoo wasap pipel pipel in the world! Selamat pagi, siang, sore, malam kapanpun kalian baca part ini. Selamat membaca untuk kalian para pembaca setia Secret Of Love. Untuk kalian para pembaca setia, aku namain kalian SOLVers kali ya? Hahaa. Dah yok, lanjut baca...

*

Malam sudah berganti menjadi pagi, seluruh siswa dibangunkan secara serentak. Mereka diinstruksikan untuk memasak menggunakan bahan-bahan yang mereka bawa untuk mereka sarapan.

Suasana tenda kelompok Naura, sudah dihiasi oleh para gadis yang sedang memasak di dapur mereka. Naura, Adara, dan Vio sedang bergelut dengan bahan-bahan masakan dan juga pisau. Mereka berniat untuk memasak yang sederhana saja, selain karena waktu, mereka juga tak ingin ribet.

Di tengah kegiatan memasak mereka, datanglah seorang Gibran dari balik tenda dengan muka bantal nya. "Wih, masak apaan nih?"

"Pasta aja. Biar cepet." Jawab Adara dengan pandangan yang masih fokus pada masakannya.

"Enak tuh keliatannya." Ucap Irshad yang berada di belakang Gibran.

Lalu, mereka menghampiri teman perempuan mereka.

"Iya lah, kita yang masak." Ucap Vio sedikit keras.

Irshad yang merasa dirinya di bentak, pun membalasnya. "Ya udah buruan, laper nih gue."

"Yah, lo mah. Sabaran dikit dong." Sahut Vio.

"Tau, bantuin kaga, nggak sabaran iya." Imbuh Adara.

Naura berdecak kesal. Masih pagi saja dirinya sudah disuguhi dengan suasana berisik dan tak mengenakkan. Huh, untung teman.

"Kalian juga nggak usah ladenin dua krucil ini. Masak aja noh, bentar lagi mateng."

Di tengah ketegangan, datang lah Rasya yang sepertinya baru saja mencuci muka. "Ada yang perlu di bantu nggak nih."

"Nggak usah. Kalian tunggu disana aja." Ketus Naura.

Apa ini, kok jadi Rasya ikut-ikutan kena imbasnya?

"Ok."

Selesai sudah acara perselisihan di tenda Naura. Para lelaki duduk manis dan menyibukkan diri bersama hape masing-masing, sedangkan para perempuan masih sibuk berkutik di dapur.

Disisi lain, di tenda kelompok Jeny, sejak tadi yang terjadi hanyalah kerusuhan. Terdengar banyak sekali teriakan-teriakan dari mereka. Entah apa penyebabnya.

"Aduh, ini caranya gimana sih." Keluh Jeny saat dirinya hendak memasukkan sebuah kentang, namun ragu-ragu karena minyak dihadapannya yang sudah panas.

Raihan menoleh ke arah gadis di sampingnya, "Itu di kupas dulu, baru dimasukin."

"Ya udah situ, ah. Gue nggak bisa." Jeny melempar kentang ke arah Raihan. Untung dengan sigap, Raihan menangkapnya. Jika tidak, mungkin sudah mengenai wajah Lisa yang sedang memarinasi empat ekor ikan.

Raihan menunjuk sebuah benda tajam tak jauh dari Jeny, "Itu, lo ambil pisau."

Dengan wajah cemberut, Jeny menuruti perintah Raihan. Kemudian, ia menyerahkan sebuah pisau dengan rasa yang ingin marah. "Gini nih, di kupas. Jangan main di masukin aja. Lo mau apa makan sama kulit-kulit nya?" Ucap Raihan.

"Ya udah si, tinggal di kupas ribet amat." Cerca Jeny tak terima jika dirinya diajarkan.

Terlihat Lisa sedang kesusahan. Ia ingin memasukan ikan ke dalam minyak panas, tetapi ragu juga seperti Jeny. "Jeny, help me. Ini gimana cara masukin ikannya." Teriak Lisa dari arah kompor.

Secret of Love [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang