Chapter 8 : Positif hamil

140 26 7
                                    

••••

"REGAN, SAYA SUDAH PERINGATI KAMU SUPAYA JANGAN BUAT KERIBUTAN DISEKOLAH APALAGI SAMA ABANG KAMU!"

Tak henti-hentinya Hamid terus menyudutkan Regan kali ini, padahal Samudra yang pertama kali menonjok laki-laki itu. Rasanya sakit ketika ayah sendiri tidak pernah memihak dia sama sekali.

Karena tidak suka disalahkan, Regan memutuskan untuk menyerang.

"TERUS AJA GUE YANG DISALAHIN" Cowok dengan kondisi babak belur itu tertawa sumbang. "SEBENERNYA GUE ITU ANAK LO BUKAN SIH"

Dalam sekali gerakan Hamid menendang kaki laki-laki itu, rasanya ngilu setengah mampus. "YANG SOPAN KAMU BICARA SAMA ORANG TUA!"

Kini tangan Hamid terangkat, lalu mendaratkannya tepat pada rahang Regan dengan kasar, membuat laki-laki itu tersungkur saking kerasnya. "ANAK TAK TAU DIUNTUNG, ANAK BERANDALAN, ANAK TIDAK TAHU DIRI!!"

Regan menahan sesak saat sumpah serapah itu terus terucap dalam mulut ayahnya sendiri, anak mana yang tidak sakit orang tuanya berkata demikian.

Regan bangkit dari posisi jatuhnya, mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya. "GUE GAK PERNAH MINTA DILAHIRIN SAMA KALIAN ANJING!"

Seumur hidupnya Regan jarang menangis, tapi kali ini rasanya sesak. Seluruh pertahanan yang dia buat akhirnya runtuh, tidak ada rumah yang benar-benar menjadi tempat dia pulang. Orang tua, abangnya, bahkan seolah semesta membenci kehadirannya.

Tidak ada yang minta untuk dilahirkan seperti ini. Regan tahu dirinya tidak sesempurna Samudra, tapi kenapa Papa selalu menuntut agar Regan selalu mendapat segalanya dengan sempurna.

"PERGI DARI SINI, JANGAN PERNAH KAMU SENTUH SAMUDRA!"

Rasanya Regan ingin menghabisi Hamid sekarang juga kalau pria dewasa itu bukan ayahnya. Sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa semua selalu berpihak pada Samudra?

Termasuk Kia. Gadis yang pertama kali membuat Regan tertarik mengapa harus menjadi milik Samudra, seolah-olah semesta hanya memihak pada Samudra bukan pada dirinya.

"JANGAN PERNAH BERANI MUNCUL DIHADAPAN KELUARGA INI, DASAR ANAK HARAM"

Kalimat itu bagaikan bom waktu yang tiba-tiba meledak diotaknya. Anak haram? Apa maksud papa berkata seperti itu, mata laki-laki itu sudah berair rasanya tak sanggup melanjutkan langkahnya untuk pergi.

••••

Sudah 30 menit Kia menatap hasil testpack dihadapan, rasanya gadis itu tak sanggup harus melihat hasilnya sekarang. Bagaimana jika hasilnya positif? Apa semua orang akan menganggapnya gadis murahan? Apa semua orang akan memanggilnya gadis pelacur.

"Semoga hasilnya negatif, semoga gue cuma masuk angin"

Kia memejamkan mata, tangannya terulur untuk melihat benda panjang itu diatas meja, gadis itu menghela napas panjang. Pada akhirnya memberanikan diri untuk melihat hasil dari alat tes kehamilan itu.

"Semoga hasilnya negatif"

Dunianya runtuh. Kia membekap mulutnya dengan kedua tangan sembari menggeleng tak percaya saat dua garis warna biru terlihat jelas disana, ia merasa sesak meski sekelilingnya penuh dengan udara.

"Gak mungkin, pasti ini salah"

Gadis itu mencoba untuk tenang, berharap hal ini adalah kesalahan, berharap semua ini tidak nyata. Tapi semua itu sudah terjadi, Kia dinyatakan positif hamil hari ini.

Regan KanagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang