Chapter 5 : lengkara yang patah (18+)

210 29 3
                                    


"Selamat ulang tahun Felic, semoga apa yang kamu cita-cita kan bisa terwujud ya"

Felicia tersenyum kala semua tamu undangan mengucapkan banyak doa kepadanya. Sekarang umur Felic udah menginjak 18 tahun, itu artinya dia sudah jauh lebih dewasa.

"Mau kado apa dari Papa?" Antonie tersenyum serasa mengelus putri semata wayangnya, apapun itu pasti akan dia turuti.

Hidup dilingkungan serba ada membuat Felic tumbuh menjadi gadis yang manja. Felic tumbuh menjadi seseorang yang sombong dan keras kepala, apapun yang ia inginkan papa harus mengabulkannya. Ketika usinya masih 17 tahun Felic ingin agar Papa tidak terlalu sibuk untuk kerja. Diumur 18 tahun Felic menginginkan sesuatu yang berbeda.

"Felic mau Regan pah, Felic mau Regan jadi pasangan hidup Felic, sesayang itu Felic sama dia" gadis cantik itu berucap dengan senyuman mengembang. "Tapi sayangnya Regan gak pernah mencintai Felic"

Antonie yang tidak ingin melihat Putrinya sedih lantas tersenyum, mengangguk seolah-olah keinginan putrinya akan dituruti. "Apapun papa turutin buat kamu, nanti kita bahas pertunangan kamu sama Regan"

Disisi lain Samudra gelisah setengah mati. Lebih dari 20 menit lamanya Kia belum juga datang kesini. Pikiran Samudra mulai kacau, apakah Kia tersesat dikamar mandi atau justru malah pulang meninggalkan dia sendiri.

"Samudra sini"

Samudra menengok saat suara berat itu memanggilnya, disana ada Papa yang ternyata datang keacara ulang tahun Felic. Sebenernya ikatan keluarga Felic dan Samudra cukup dekat, mereka terikat bisnis dalam perusahaan.

"Kamu kesini sama siapa?" Tanya Mama, wanita itu hanya memastikan. Takut jika Samudra datang kesini dengan Kia. Karena sampai kapanpun Mama tidak akan setuju hubungan Samudra dengan gadis tidak jelas itu.

"Jangan bilang kalau kamu kesini sama Kia, sampai kapanpun mama gak akan pernah setuju, Sam" Wanita itu berucap dengan nada sedikit kesal, begitupun dengan papa.

Samudra tersenyum tipis, bingung harus menjawab apa. "Sam datang sendiri kok, mah" Jawab laki-laki itu berbohong. Samudra hanya takut semakin Mama tau kedekatan dia dengan Kia, semakin keras mama akan menentang hubungannya.

"Mama gak usah khawatir ya, Sam gak ada hubungan lagi kok sama Kia"

Hamid - selaku papa Samudera menepuk pundak laki-laki itu dengan pelan. "Bagus, kamu tahu kan kita itu berbeda sama dia, emang kamu mau pacaran beda kepercayaan?"

Entah kenapa ucapan Hamid begitu menusuk seolah diantara Kia dan Sam
ada benteng tinggi yang harus di lalui.

Sam tersenyum tipis, padahal dilubuk hatinya terasa begitu sesak. Laki-laki itu hanya takut semakin mama dan papa tahu hubungan sebenarnya dengan Kia maka semakin keras larangan yang mereka berikan.

"Mama percaya sama kamu, sekarang mama mau kamu ajak Laras jalan-jalan ya?" Senyum wanita itu, sementara gadis bernama Laras yang merupakan anak teman mama hanya menunduk malu.

"Namanya Laras, dia temen kecil kamu pasti inget ya, kalian kecil suka main bareng" Wanita itu berucap dengan nada seperti biasanya. "Dia sepupu Felic baru pulang dari Kanada, sekarang kamu temenin dia"

Samudra dihadapkan dengan posisi yang serba salah. Jika Samudra menolak tawaran mama untuk mengajak Laras jalan-jalan maka Mama akan marah dan kecewa pastinya, tapi disisi lain Samudra juga harus mencari keberadaan Kia.

.

Semuanya terasa seperti mimpi buruk
yang menakutkan. Semuanya terasa masih seperti imajinasi dikepala Kia.

Gadis itu berada ditempat yang entah ada dimana, dengan kondisi yang lemah akibat obat bius yang diberikan oleh Regan. Saat ini ia ketakutan setengah mati, tubuhnya terbaring diatas teras dalam keadaan yang gelap. Dapat Kia simpulkan ini adalah gudang.

Regan menyalakan lampu yang berada di gudang. Kondisi yang tadinya gelap kini terlihat terang, Kia melihat kearah Regan -seperti pemburu yang mendapatkan mangsanya, dari dekat seperti ini aroma alkohol menguar dalam tubuhnya.

"Sekarang lo milik gue" Laki-laki itu berucap dengan nafsu yang sudah memburu, sementara Kia hanya menangis, berharap Regan menghentikan semua ini.

"Jangan Re" sebisa mungkin Kia ingin berteriak, namun tidak bisa karena Regan terlebih dulu membekap mulut gadis itu dengan cepat.

Regan mendekat, berbisik ditelinga gadis itu. "Lo pacarnya Samudra, dan gue gak akan pernah biarin pacar lo bahagia"

Atmosfer disekeliling terasa begitu mencengkram, seolah udara menolak masuk ke paru-paru. Kia ketakutan setengah mati.

"Help, do you wanna play with me?" Nafsu laki-laki itu sudah memuncak, terlebih efek alkohol yang membuatnya seperti ini.

"Jangan Re, brengsek lo!"

Regan mencium leher Kia dengan nafsu yang memuncak, gadis itu menangis, memberontak agar Regan melepaskan dia dari sini. Kia benci Melihat sosok Regan yang tidak terkira akan sebrengsek ini. Regan adalah satu-satunya cowok yang berani melakukan hal gila kepada Kia bahkan Samudra belum pernah sampai seperti ini.

"Lo cantik bikin gue candu" dengan suara beratnya, laki-laki itu berucap, membuat Kia semakin merinding.

"Nanti lo bakal jadi milik gue, sayang"

Dalam gerakan cepat, Regan membuka bajunya. Tampaklah tubuh atas yang tak terbalut apa-apa, dengan cepat tangannya beralih membuka baju Kia meskipun gadis itu memberontak.

Gue mohon jangan, Re. Tolong lepasin gue.

Brengsek lo Regan

Tolong lepasin gue

Re, gue mohon jangan

Saat melihat Kia menangis, Regan tidak peduli ia tetap melepas baju Kia, kemudian melucuti semua pakaian gadis itu sampai semuanya benar-benar tak tersisa. Sampai kini kondisi keduanya tak terbalut sehelai kain pun.

"Ayo kita mulai" laki-laki itu mengelus rambut Kia dengan pelan.

"Gue cinta sama lo Kia, gue pengen milikin lo selamanya"

Malam itu adalah malam paling kelam yang pernah Kia alami seumur hidup, malam itu adalah malam yang tidak pernah Kia inginkan, ketika sesuatu yang sudah dijaganya bertahun-tahun malah dihancurkan oleh orang lain.

Sampai pada akhirnya sesuatu yang tidak seharusnya terjadi, akhirnya terjadi juga. Milik Regan sudah sepenuhnya masuk kedalam bagian gadis itu, Kia menangis. Darah keluar dari bagian sensitifnya.

"Bangsat lo Kia, enak banget" didetik selanjutnya dia kembali menghirup aroma rambut gadis itu dengan penuh sensual.

"Kia ahggh gue gak kuat" laki-laki itu memaju mundurkan gerakannya dalam tempo yang cepat, Kia hanya menangis tak berdaya melakukan apapun. Hingga akhirnya beberapa menit kemudian Regan mencapai klimaks memuntahkan sesuatu dalam rahim Kia selama beberapa kali.

Kia sudah kotor.

Kia tidak bisa menjaga kesuciannya.

Gue benci lo Re, gue benci diri gue yang udah kotor.

Malam itu adalah malam kehancuran bagi Kia. Gadis itu menangis, ia marah pada diri sendiri karena tidak bisa menjaga kesuciannya, ia marah pada Regan karena kelakukan brengseknya. Kia bukan lagi seorang yang suci ia sudah kotor, kacau. Dan keterlaluan rusak untuk bisa diperbaiki.




Bersambung

Regan KanagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang