Chapter 7 : Testpack

142 25 12
                                    


Gue terlalu hancur buat disembuhin.

•••

DATANG ke sekolah mungkin bukan hal yang tepat untuk Kia pagi ini, setelah Regan memberinya trauma luar biasa, gadis itu menjadi sosok yang menjaga jarak dari semua orang, termasuk Samudra. Kia hanya ingin semua memberi ruang untuk sendiri.

Kia butuh waktu sendiri.

Seminggu yang lalu Regan telah merusak semuanya, laki-laki itu telah memberikan trauma yang luar biasa pada Kia, bahkan beberapa kali Kia ingin mengakhiri dirinya sendiri, beruntung mama selalu mencegah tindakan gadis itu.

Mental gadis itu sudah rusak, seolah Kia tak punya lagi tujuan untuk hidup, seolah ketika laki-laki brengsek itu mengambil kesuciannya - Kia menjadi trauma.

Gadis itu berangkat lebih awal, menatap gedung Jakarta dari lantai 3 sekolah, pandanganya kosong, hanya menatap kabut asap dan papan iklan yang terlihat disini, mengalahkan ramainya lalu lintas kehidupan.

"Kenapa lo ngehindar?" Suara berat Samudra terdengar tegas dari belakang, gadis itu membalikan badan. Pandangan keduanya beradu.

"Lo bikin gue khawatir karena gak bisa dihubungin" Ucap laki-laki sembari menatap lekat kearah Kia, namun yang ia lihat wajah Kia terlihat begitu sayu.

Seminggu ini Kia hanya mengurung diri, tidak memberi kabar atau sekedar membalas pesan Samudra, hal ini tentu membuat Sam khawatir setengah mati.

"Gue udah hubungin lo, gue kerumah lo, tapi respon lo malah gitu Ki, seolah gue ini bukan siapa-siapanya lo" suara laki-laki itu pecah diakhir, sementara Kia mati-matian menahan air matanya.

"Kita udahan aja ya, Sam" Gadis itu berucap dengan tenang, meski sebenarnya Kia tak sanggup mengatakan 'usai' dalam hubungan ini.

Sam yang tak paham, menatapnya tidak percaya. "Kenapa tiba-tiba lo pengen kita udahan?" Tanya laki-laki marah, Demi apapun Sam berucap dengan sesak didadanya.

Sam mendekat kearah Kia, membawa tangan gadis itu kegengamannya, mata Samudra gagal fokus saat banyak luka garis-garis dilengan gadis itu.

Melukai diri sendiri.

Setiap ada masalah mungkin 'self harm' yang selalu membuat Kia tenang, ketika ia tidak bisa melampiaskan kemarahannya pada orang lain, maka diri sendirilah yang dia sakiti.

Sam menghela napas pelan, matanya mulai berkaca-kaca. "Lo udah janji gak akan nyakitin diri lo lagi, Ki"

Kia menatapnya datar, menepis genggaman tangan laki-laki itu. "Gue sakit" gadis itu mengarahkan jari telunjuknya tepat pada hati. "Disini sakit banget, ketika nyokap lo bilang hubungan kita cuma kesalahan, ketika semua orang hina gue, ketika semua orang rusak harga diri gue"

Menangis, hanya itu yang dia mampu.

"Gue gak mau kita udahan, gue gak mau kehilangan satu-satunya orang yang menjadi alasan gue buat hidup" Ucap Samudra, kini air mata lolos mengenai pipi. "Gue sayang sama lo, Ki"

Gadis itu menertawakan dirinya sendiri. "Setelah lo tahu semuanya, apa lo masih mau nerima gue?"

Samudra mendekat kehadapan Kia, sorot mata kacau itu seperti ledakan kembang api diangkasa malam, netra coklat itu seolah mengisyaratkan bahwa Kia lelah dengan semuanya.

"Kenapa Ki? Gue ada salah?" Laki-laki itu bertanya sekali lagi, takut jika ada kesalahpahaman hingga Kia bersikap seperti ini. "Lo itu sempurna buat gue, apapun kondisi lo gue gak peduli"

"Gue butuh waktu sendiri, Sam. Gue mohon lo paham" Ucap gadis itu tegas, didetik selanjutnya dia mundur untuk menghindari tatapan mata Samudra.

Dia memilih mundur.

Regan KanagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang