27

65 6 0
                                    

Aku terbangun karena merasa gerah. Tidur siangku nyenyak sekali hari ini, walau jantungku berdetak tidak karuan karena kehadiran makhluk berwajah tampan, yang kini masih tertidur pulas di sampingku.

Pelan tapi pasti, ku pindahkan tangan Ares dari perutku. Lumayan susah, karena cowok itu tidak main-main saat bilang ingin tidur sambil mendekapku.

Kuambil ponselku dari atas nakas, belum beranjak dari posisi tidurku. Hanya berpindah posisi menjadi telentang, membiarkan pundak ku dijadikan bantal oleh Ares.

Jika kalian bertanya mengapa aku bisa berada di situasi seperti ini, maka aku harus bercerita lebih panjang.

Well, flashback on

Dorr

"Shit!"

Ares mengumpat, usai mendengar suara tembakan dari luar kamar hotel. Cowok itu memang berhasil menghajar orang-orang jahat tadi hingga pingsan, namun, sepertinya teman mereka sudah tiba untuk membantu.

Dengan langkah cepat, Ares mengangkat tubuhku untuk ia bawa berlari. Sesekali ia mengisyaratkan aku untuk tetap tenang.

Lorong hotel terasa sepi. Sepertinya ini memang tepat perdagangan wanita, sehingga suasananya terlihat tidak seperti hotel pada umumnya.

Dari kejauhan terlihat pintu darurat. Ares semakin cepat berlari, kemudian masuk ke dalam pintu itu. Tidak lupa menambahkan kursi agar tidak dapat dibuka dari luar.

"Kamu gapapa kan?" ucap Ares, setengah berbisik. Aku mengangguk, sesekali mengatur napasku yang ikutan memburu karena kerakutan.

Posisinya sekarang, kami sedang duduk di tangga, bersebelahan.

"Ares, kita bakal aman kan?" tanyaku, ketika mendengar suara langkah kaki yang semakin jelas.

Ares mengangguk mantap, cowok itu mengisyaratkan aku untuk tetap tenang. Bahkan, kembali mendekap tubuhku karena mulai gemetar lagi.

"Gapapa Bi, kita aman. Kamu jagan takut, ada aku!" ucapnya, membuatku semakin mengeratkan pelukanku pada tubuhnya.

Ares tersenyum ketika mata kami bertemu, entah sudah keberapa kali berada dalam situasi yang sama, aku tidak pernah bosan menatap iris hitam yang memancarkan ketenangan itu.

"Be mine, Bianca," ucap Ares, membuatku mengerjap seolah tidak percaya.

"Hah?"

Ares terkekeh. "Be mine! Bi," ulangnya.

Bukannya mengerti, aku malah mencubit pelan pipiku yang terasa sakit.

"Iya, kamu ga mimpi. Ini nyata Bianca," ucap Ares, mengelus pelan pipiku.

Cup

Aku semakin terkejut, ketika sekali lagi Ares memberikan ciuman pada bibirku. Hal yang mampu membuat mataku mau tak mau membola karena kaget, serta menciptakan rona merah pada pipiku.

"Sayangku lucu banget," ucap cowok itu, sebelum memelukku lebih erat.

Flashback off

"Ngapain, hm?" ucap Ares, dengan suara serak khas baru bangun  tidurnya.

Aku terdiam. Sial! Lagi-lagi harus kuakui ketampanan Ares. Kenapa cowok selalu menggunakan deheman di akhir kalimat sih? Kenapa?! Mereka tidak tahu saja kalau itu bisa menciptakan berjuta-juta kupu-kupu di perut cewek.

"Balesin chat tiga curut," jawabku, dengan tangan yang sibuk mengelus rambut Ares yang halus, namun, sedikit berantakan itu.

"Mereka masih ga percaya yah, kali kita pacaran?"

Aku mengangguk mantap. "Aku aja masih ga percaya," ucapku, disambut kekehan Ares.

Cowok itu membawaku dalam dekapannya. Dasar! Kalau saja orangtuanya tahu, sudah disidang habis-habisan dia karena berani menyelinap ke kamarku.

"Masih ga percaya?" tanya Ares, kubalas anggukan.

"Ih, ga bisa napas!" protesku, karena Ares semakin mengeratkan pelukannya.

Cowok itu tertawa lepas. Yah, tawa yang sangat indah dan langka. Aku sampai ikut terdiam melihatnya.

Tok tok tok

"Bi, sayang. Ayok makan dulu sama Buna," ucap seorang wanita dari balik pintu, yang tidak lain adalah ibu sambung Ares.

Aku gelagapan, sedangkan Ares biasa saja. Malah, cowok itu semakin iseng tidak ingin melepaskan aku.

"Ares ih, ada buna di luar. Lepasin ga?!"

Ares tertawa kencang, cowok itu bahkan membuat suara ibunya tidak terdengar dari balik pintu.

"Kissnya mana?" jawabnya lucu.

Tak!

Aku menghadiahi sebuah sentilan pada dahinya. Kejam memang, tapi rasa kesalku lebih mendominasi daripada salting.

***

Holaa

Ga tau ini bakal jelas apa nggak, tapi author bingung bgt mau jelasin kyk apa huwaa
Semoga kalian masih suka

Jan lupa vote dan komen yaa

CU

LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang