"Selamat Pak Bara atas kemenangan yang diraih!" puji Katya setelah mendapat kesempatan untuk menjabat tangan dingin Bara Adiguna yang baru turun dari panggung Penganugerahan Sastrawan Indonesia tahun 2023. Kali ini, Bara Adiguna berhasil menyabet dua kategori penghargaan melalui sastrawan kontemporer populer dan juga novel kemanusiaan terbaik lewat karya-karyanya. "Selamat juga sudah berhasil menerbitkan novel yang meledak di pasaran."
Bara Adiguna melempar senyum lebar yang seolah mampu merobek mulutnya. Tangan sastrawan itu menjabat hangat Katya dan urung melepas. Terlihat sekali kebahagiaan menyorot dari dua belah mata yang tak lagi muda itu. "Kamu bisa saja, saya bisa menerbitkan novel itu juga atas dasar kerja keras dan kritik pedas kamu," jawab Bara Adiguna. Lagi-lagi lelaki itu senang sekali menolak sebuah pujian, istilahnya merendah hingga ke dalam inti bumi.
Masih hangat di ingatan Katya mengenai komentar lancangnya di dalam manuskrip novel Lautan Matahari milik Bara Adiguna yang baru saja melejit di rak-rak toko buku seluruh Indonesia. Katya memberi anotasi mengenai gaya menulis Bara Adiguna yang mulai kehilangan gairah, berbeda dengan novel-novel sastrais miliknya yang sering dibaca sewaktu masih mengenyam sarjana. Di dalam kolom komentar itu, Katya mengatakan: Pak Bara, mungkin butuh waktu untuk menyegarkan pikiran, sebab tulisan Bapak sudah jatuh seperti tulisan anak SMP yang baru merasakan jatuh cinta. Tidak memiliki gairah!
Alih-alih tersinggung, Bara Adiguna justru memberikan apresiasi setinggi langit pada Katya di manuskrip Lautan Matahari. "Saya sudah terlalu banyak memakan pujian-pujian dari editor novel sebelumnya, jadi saya tidak tahu kalau tulisan saya sudah tidak memiliki rasa," tukas Bara Adiguna, melengkapi omongannya yang belum selesai. Dia justru senang sekali memberikan pujian kembali pada orang lain, Katya ikut hanyut pada suara Bara Adiguna.
"Ah, Bapak selalu seperti itu." Katya mengaitkan beberapa surai rambutnya ke belakang telinga, memperlihatkan anting-anting mutiara yang bertengger di sana. "Saya tidak banyak memberi apa-apa, kok. Malah, saya lancang berkomentar seperti itu ke naskah Bapak."
Bara Adiguna mengangkat tangannya ke udara, meminta Katya untuk berhenti meminta maaf atas komentar yang pernah disematkan di naskah. "Katya, Katya. Justru penerbit di Indonesia ini butuh editor cerdas seperti kamu, kritis terhadap karya penulis, bukan hanya sekadar memuji, tetapi menghilangkan esensi dan gaya penulisan asli mereka. Untung saya tidak kehilangan arah."
Sepertinya kali ini Katya harus mengalah pada Bara Adiguna yang selalu menerapkan ilmu padi. Dia senang sekali menangani penulis populer yang memiliki kerendahan hati luar biasa. Berbeda sekali dengan beberapa penulis muda zaman sekarang yang karyanya terkenal melalui platform menulis daring, mereka memiliki attitude yang minus saat Katya mendapatkan tugas menghandel penulis muda tersebut. Padahal tulisan mereka belum sebagus Bara Adiguna atau penulis kondang lain di Indonesia, bukan maksud Katya menggeneralisasi, tetapi kenyataan di lapangan mengatakan demikian.
"Nawaksara beruntung punya editor berkelas seperti kamu, Katya," tandas Bara Adiguna membuat ulu hati Katya nyeri. Astaga! Jadi begini rasanya menjadi seorang editor yang memiliki penulis dengan karya terkenal? Meski Katya berada di belakang layar dan bukan pengendali utama novel tersebut, tetapi setidaknya ada sedikit andil dalam kelancaran penerbitan buku hingga meluncur di pasaran.
"Terima kasih atas pujiannya, Pak. Bapak selalu bisa membuat orang berbunga-bunga, sampai terbang ke surga."
Tawa renyah meledak dari mulut Bara Adiguna. "Kalau gitu, jangan lupa pulang ke bumi! Nanti saya kehilangan editor terbaik yang pernah saya temui." Dia menepuk pundak Katya pelan, kemudian berpamitan untuk kembali ke tempat duduknya bersama penulis lain. Katya sendiri memilih kembali duduk bersama Brian dan Olivia di deretan bangku khusus untuk tamu undangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manuskrip Tanda Tanya | [END]
Chick-Lit🏆 TOP 10 TINLIT WRITING MARATHON 2023 Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui kar...