『Ⓗ︎Ⓐ︎Ⓟ︎Ⓟ︎Ⓨ︎ Ⓡ︎Ⓔ︎Ⓐ︎Ⓓ︎Ⓘ︎Ⓝ︎Ⓖ︎』
Kaiser diam termenung di dalam kamarnya. Menatap penuh sendu pada suatu objek di depan sana. Sebuah foto yang dimana disana terdapat sosok gadis bersurai hitam panjang yang tengah tersenyum di bawah kelopak bunga sakura yang berjatuhan.
Senyumannya yang manis terpatri, kulit putihnya yang berhiaskan merah tipis di pipinya membuatnya semakin memesona.
Satu objek dalam foto itu membuat banyak memori terlintas di benaknya. Kenangan pahit dan manis itu terlintas kembali di setiap saat.
Kepergiannya kini terhitung satu minggu. Meninggalkan banyak kesedihan yang tak pernah diharapkan.
"Maaf..." Dengan lirih ia mengucapkan maaf yang mungkin tak akan pernah terdengar oleh siapapun.
"Maaf..." Kini kepalanya menunduk. Mencium syal merah rajut buatan gadis itu.
Perlahan, tetesan bening kristal mulai turun menyusuri pipi mulusnya, berakhir jatuh menetes pada syal merah rajut itu.
Tak dapat ia tahan derai air mata yang terbendung di pelupuk matanya kala mengingat wajah ayunya yang selalu ia tampar. Juga berbagai jenis penyiksaan yang selalu ia berikan pada sang pujaan hati.
"(Name)..." Suaranya yang bergetar memangil namanya.
"Maaf..."
𓆸
Sang mentari menyambut hari yang begitu cerah. Kicauan burung yang merdu juga ikut menyambut hari paling bahagia kali ini.
Hari ini adalah tahun pertama bagi murid-murid yang memulai sekolah menengah atas di sekolah Kunci Biru.
Nampak berbagai wajah para siswa-siswi ketika memasuki gerbang sekolah.
Dari kejauhan, nampak sesosok gadis tinggi bersurai hitam legam yang diikat ekor kuda tinggi-tinggi tengah berjalan menuju ruang kelasnya bersama dengan versi lain dirinya dengan gender seorang laki-laki.
"Kamu kalau ada apa-apa langsung lari aja ke sebelah," ucap sang laki-laki yang tak lain adalah kakaknya.
"Iyaa Abang ku yang ganteng, baik hati, dan tidak sombong," jawabnya dengan kesal lantaran satu kalimat itu selalu terucap di tiap detik dari mulut sang kakak.
"Woiya jelas, Rin gitu loh," jawabnya sembari menyugar rambut hitamnya ke belakang. Sang adik menghadiahi sang kakak dengan satu cubitan di pinggangnya. Membuat sang pemilik tubuh mengaduh.
"Apa sih main nyubit!" protesnya.
"Kagak usah tebar pesona! Jijik gue liat cewek-cewek kegatelan ngelirik muka lo," ucap (Name) sembari menyubit kembali pinggangnya.
"Sakit (Name)!" Rin mengusap-usap pinggangnya yang berdenyut.
"Bodo amat. Dah, good byee adonan cimol~"
Detik kemudian gadis bersurai hitam itu meninggalkan kembarannya menuju kelas sebelah. Benar, mereka berbeda kelas. Entah kenapa sekolah menempatkan mereka di beda kelas, tapi itu tidak menjadi masalah.
Oh sekarang, Kuta lihat sosok Rin yang menggembungkan pipinya lantaran tak terima di sebut 'adonan cimol' oleh sang adiknya.
"Awas lo, maniak cowok gepeng," ejeknya sembari masuk ke dalam kelas.
Kegiatan di hari pertama sekolah tak begitu berat. Hanya sekedar perkenalkan diri dan sosialisasi bersama wali kelas mereka masing-masing.
Jam kepulangan sekolah pun tak begitu sore. Mengingat jika ini adalah hari pertama mereka bersekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐫𝐨𝐮𝐛𝐥𝐞 𝐌𝐚𝐤𝐞𝐫 : 𝐌. 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫 [ 𝐄𝐍𝐃 ]
Fanfiction[ Completed ] ❝𝐊𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐠𝐮𝐞, 𝐥𝐨 𝐠𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚❞ -𝖬𝗂𝖼𝗁𝖺𝖾𝗅 𝖪𝖺𝗂𝗌𝖾𝗋 ❝𝐁𝐚𝐜𝐨𝐭 𝐥𝐨, 𝐜𝐨𝐰𝐨𝐤 𝐤𝐞𝐠𝐚𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧❞ ☁︎ Berawal kisah dari sebuah rasa penasaran Kaiser yang membuat m...