♪ 𝔖𝔭𝔢𝔰𝔦𝔞𝔩 𝔠𝔥𝔞𝔭𝔱𝔢𝔯 ˡᵃˢᵗ

2K 173 15
                                    

『Ⓗ︎Ⓐ︎Ⓟ︎Ⓟ︎Ⓨ︎ Ⓡ︎Ⓔ︎Ⓐ︎Ⓓ︎Ⓘ︎Ⓝ︎Ⓖ︎』

Suara tangisan menguar mengisi udara malam di sebuah rumah sakit pada musim semi. Tangis tersebut membawakan secercah kebahagian yang menggantikan rada Gundam di dalam kalbu.

Perlahan, derai air mata sang pemiliknya surga Mursi mereda seiring terdengarnya suara tangis malaikat kecilnya.

Malaikat kecilnya kini telah lahir. Kedua aksa indah bak lautan yang berbeda warna, kini mulai berkaca-kaca dengan kehadiran anggota baru di dalam keluarganya.

Harsa yang sebelumnya hirap dilahap kegelisahan akan kelahiran sang malaikat, kini telah datang dan kembali menyelimuti mereka.

"Dia lucu ya? Mirip sama kamu," ucap wanita bersurai hitam dengan tatapan penuh kelelahan.

Sang suami mengecup sekilas dahi istrinya. Mengusap lembut peluh yang membanjiri wajahnya.

"Cantik. Cantik kayak kamu," balas Kaiser dengan pandangan yang tak lepas dari malaikat kecil yang berada dalam gendongannya. Sekilas Kaiser cium dahi mungil milik bayi perempuannya.

Wanita bersurai hitam itu hanya bisa tersenyum lemah menatap dua kebahagiaannya di depan sana.

"Aku capek Kai, pengen tidur."

𓆸

"Mamaa! Lisha nangis gara-gara papa!" Terdengar suara khas anak laki-laki yang menggema di dalam rumah.

Sang mama yang merasa di panggil, bergegas keluar dari dalam dapur untuk melihat keadaan yang terjadi diluar sana.

"Erion? Lisha kok nangis?" (Name) bertanya kepada Erion tentang keadaan adik perempuannya, yakni Aliesha yang kerap di panggil Lisha.

"Itu gara-gara papa! Mamanya sini dulu makannya." Jemari mungil Erion menarik (Name) menuju ruang tengah.

Sesampainya di ruang tengah, nampak Lisha yang tengah di timang oleh Kaiser yang menggunakan hidung berwarna merah dan rambut kribo berwarna-warni.

Pantas saja anaknya menangis. Ternyata papanya sedang cosplay menjadi badut dan badut merupakan salah satu hal yang di benci oleh Lisha.

"Mamaaa huweeee...." Lisha yang berada dalam gendongan sang papa memberontak dan Kaiser menurunkannya. Kaiser membiarkan anak keduanya itu pergi ke pada (Name).

"Kamu sih, udah tau Lisha takut sama badut, ngapain jadi badut!" ucap (Name) kesal.

Kini (Name) menggendong Lisha dan menepuk-nepuk punggungnya agar tenang. Sedangkan sang pelaku yang membuka Lisha menangis, hanya cengar-cengir saja.

"Maafin. Aku kan tadi cuman mau ngetes aja. Masih takut apa enggak Lisha sama badut," ucap Kaiser sembari membuka semua atribut badutnya.

"Iya iya. Kamu sekarang siap-siap, malam ini kamu kan ada acara diluar sana organisasi bolamu kan?"

Kaiser menggeleng. "Acaranya gak jadi. Banyak yang gak bisa."

Kini pemuda bersurai pirang itu mengusap lembut rambut anak keduanya yang persis sepertinya.

Jika diperhatikan, Lisha lebih mirip kepada Kaiser. Sedangkan Erion lebih mirip kepada (Name). Hanya warna mereka saja yang tertukar.

𝐓𝐫𝐨𝐮𝐛𝐥𝐞 𝐌𝐚𝐤𝐞𝐫 : 𝐌. 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang