♪ 𝔉𝔬𝔲𝔯𝔱𝔢𝔢𝔫

1.3K 176 19
                                    

『Ⓗ︎Ⓐ︎Ⓟ︎Ⓟ︎Ⓨ︎ Ⓡ︎Ⓔ︎Ⓐ︎Ⓓ︎Ⓘ︎Ⓝ︎Ⓖ︎』

Angin pagi berhembus lembut menerpa kedua insan yang kini tengah berbincang tipis dengan keadaan mereka yang masih terbaring di dalam satu kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin pagi berhembus lembut menerpa kedua insan yang kini tengah berbincang tipis dengan keadaan mereka yang masih terbaring di dalam satu kasur.

Wajah mereka berhadapan. Dengan kedua mulut mereka yang saling melemparkan candaan ringan untuk menghibur pagi hari mereka.

"Kamar lo jadi berantakan gara-gara kemarin," ucap (Name) memerhatikan sekitar yang berantakan. Bahkan diri mereka pun berantakan.

"Salah lo sendiri yang brutal," jawab Kaiser sembari menyugar rambutnya ke belakang.
(Name) terkekeh pelan mendengarnya. Ia kembali mengingat kejadian kemarin malam yang begitu brutal.

Tubuh mungil miliknya kini ia paksa untuk bergerak duduk. Ia ingat jika kali ini ada latihan pagi lantaran sekolah libur karena ada guru-guru sedang ada acara.

"Mau kemana?" tanya Kaiser yang melihatnya pergerakan sang gadis hendak keluar dari kamarnya.

"Mandi," jawab (Name) sembari berjalan tertatih keluar dari kamar laki-laki itu.

Diam-diam Kaiser tertawa kecil melihat sang gadis yang begitu kacau karena kemarin malam.

Kemarin malam gadis itu terjatuh karena perang bantal dan menyebabkannya kakinya tak bisa bergerak seperti biasanya.

Laki-laki itu kemudian beranjak dari tempat tidurnya. Berjalan menuju balkon rumahnya dengan sebatang rokok di mulutnya.

Ujung dari benda berbau tembakau itu di bakar. Ia menghisapnya kuat-kuat dan menghembuskan asap dari mulutnya.

Bodoh sekali dirinya. Padahal baru saja kemarin ia terbaring di kamar karena gejalanya kembali kambuh.

Kegiatan merokoknya tersebut berlangsung lama dan berakhir ketika gadis bersurai hitam itu kembali masuk ke kamarnya dengan sarapan dan juga obat-obatan.

"Sini makan dulu," titahnya dan Kaiser langsung menuruti perintahnya.

Kaiser duduk di pinggiran kasur, begitu juga dengan (Name). Namun bedanya, gadis itu duduk dekat nakas agar mudah menyimpan makanan.

"Nanti, lo gak pa-pa kan gue tinggal?" tanya (Name) sembari menyuapkan sesuap bubur ke dalam mulut Kaiser.

Sang lawan bicara tak langsung menjawab karena harus menelan terlebih dahulu makanan di mulutnya. "Emangnya lo mau kemana?" tanya Kaiser balik.

"Mau latihan."

"Oke gue anterin."

Kedua mata gadis itu langsung melotot. "Jangan ngadi-ngadi. Lo itu masih sakit," ujarnya dan Kaiser tertawa pelan.

"Gue udah sembuh dan gue mau nganterin sama nemenin lo latihan," ucap Kaiser.

(Name) memutar bola matanya malas. Ia hanya bisa pasrah jika Kaiser sudah berkata demikian. Walaupun berdebat, pada akhirnya Kaiser pasti akan mengantar dan menemaninya latihan.

𝐓𝐫𝐨𝐮𝐛𝐥𝐞 𝐌𝐚𝐤𝐞𝐫 : 𝐌. 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang