『Ⓗ︎Ⓐ︎Ⓟ︎Ⓟ︎Ⓨ︎ Ⓡ︎Ⓔ︎Ⓐ︎Ⓓ︎Ⓘ︎Ⓝ︎Ⓖ︎』
Empat set pertandingan telah berlalu. Tersisa satu set sebagai penentu kejuaraan tingkat internasional ini.
Sebelumnya, White Eagle telah melewati beberapa tim dari berbagai negara hingga dapat bermain di babak final. Mereka mendapatkan izin untuk membawa seorang Itoshi (Name) ke dalam permainan.
Dan sekarang, (Name) benar-benar membawa banyak poin ke dalam tim dan juga membuat tim dari White Eagle semakin bergerak cepat mendapat perolehan skor setelah di awal tertinggal lantaran gadis bungsu Itoshi itu belum bermain.
"Oh lihat lihat, ratu kita telah datang ke lapangan. Sungguh kasian seorang ratu harus menggendong rakyatnya," ucap seorang gadis bersurai pirang.
Gadis bersurai hitam itu menatap tajam gadis itu dari balik net. "Bacot anjing. Lo gak usah ngurusin tim gue, urusin aja tim lo yang mulai kesusul sama gue," ucapnya dengan nada kesal.
"Hee? Kau marah?"
"Banyak ngomong lo bangsat!"
(Name) melompat dengan tinggi. Bersiap menerima bola yang dioper dari Aika di sebrang sana.
"(NAME)!" Aika berteriak, (Name) menoleh dan menatap Aika yang melompat lebih rendah darinya dengan bola yang melesat cepat padanya.
"Pelan-pelan bangsat!" Astaga (Name) keceplosan mengucapkannya. Ia terkejut karena Aika benar-benar memberikan bola yang begitu cepat bahkan sebelum matanya berkedip.
'Duak!'
Okey tidak mengapa Aika memberikan bola yang cepat seperti tadi. Bola voli tersebut ia smash dengan kuat hingga mengenai wajah Karla yang hendak memblokir bolanya dan berhasil mencetak satu poin.
"Tsk! Sialan!" rutuk Karla pada (Name).
Pertandingan masih berlanjut. Pergantian pemain dilakukan di menit-menit terakhir dengan skor seri lagi. Tak lain ialah 2-2.
Sudah menjadi hal yang tak bisa dihindari ketika dua orang kuat dan paling berpengaruh dalam voli saling bersain bertemu di dalam satu pertandingan.
(Name) dan Karla adalah dua pemain mematikan bila di satukan dalam satu tim.
Dan kini, (Name) nampak kewalahan dengan tim lawan. Selain Karla yang semakin berkembang dalam cara bermainnya, mood gadis itu sedang tidak bagus. Membuat kinerja otaknya semakin menurun.
Refleks miliknya semakin menurun ketiap menit. Gerakannya tak secepat set sebelumnya. Hal ini membuat timnya semakin waspada dengan kekalahan yang sudah berada di depan mata mereka.
"(Name)! Kumohon jangan terlalu terkecoh dengan lawan!"
"Benar! Jika kau lengah sedikit, kita akan mengalami kekalahan!"
"(Name)! Fokuslah dengan permainan mu!"
"(Name)!! Jika kali ini kau gagal, jangan harap wajah mu akan cantik besok!!"
"Jangan terkecoh (Name)! Fokuskan dirimu untuk menembak!"
"(NAME)!!! CEPAT KEMBALIKAN MOOD MU SIALAN!"
(Name) menutup matanya. Lelah mendengarkan teriakan-teriakan rekan timnya yang mengomentari gerakannya yang semakin menurun.
Jujur saja, ia juga bingung jika moodnya sudah jelek. Ia tak tahu harus bagaimana. Harus ada satu hal yang membuatnya tersulut emosi.
"Kalian berisik!"
𓆸
Gadis bermarga Itoshi itu duduk di ruangan khusus peserta. Kepalanya menunduk, dengan sebuah handuk melilit lehernya. Bulir keringat perlahan berjatuhan mengiringi tiap-tiap nafasnya yang keluar dengan tersengal.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐫𝐨𝐮𝐛𝐥𝐞 𝐌𝐚𝐤𝐞𝐫 : 𝐌. 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫 [ 𝐄𝐍𝐃 ]
Fiksi Penggemar[ Completed ] ❝𝐊𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐠𝐮𝐞, 𝐥𝐨 𝐠𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚❞ -𝖬𝗂𝖼𝗁𝖺𝖾𝗅 𝖪𝖺𝗂𝗌𝖾𝗋 ❝𝐁𝐚𝐜𝐨𝐭 𝐥𝐨, 𝐜𝐨𝐰𝐨𝐤 𝐤𝐞𝐠𝐚𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧❞ ☁︎ Berawal kisah dari sebuah rasa penasaran Kaiser yang membuat m...