『Ⓗ︎Ⓐ︎Ⓟ︎Ⓟ︎Ⓨ︎ Ⓡ︎Ⓔ︎Ⓐ︎Ⓓ︎Ⓘ︎Ⓝ︎Ⓖ︎』
"KAII! BAWA KOPER LO!!"
Sore hari ini, mari kita penuhi dengan teriakan (Name) yang dibuat kesal karena perilaku Kaiser yang seenaknya.
"Bawaain, gue males. Capek," ucapnya dengan enteng.
Nampak perempatan imajiner pada pipi sang gadis yang tengah berjalan dengan beberapa koper yang ia bawa di tangannya.
Langkahnya kemudian dipercepat olehnya untuk menyusul Kaiser. Ketika jarak sudah dekat, tangannya yang terkepal terangkat ke udara lalu mengarah pada kepala Kaiser.
"ADUH!" Kaiser mengaduh sembari memegangi kepalanya yang menjadi tempat mendaratnya pukulan (Name).
"Bawa sendiri! Gue berat bawa barang banyak!"
(Name) berjalan mendahuluinya, Kaiser kemudian menoleh ke belakang dan melihat barang bawaannya.
"Huh!"
Ketika mereka sampai di pesawat, (Name) buru-buru mencari tempat duduk paling ujung dekat jendela, agar bisa melihat pemandangan lewat kaca jendela walaupun kecil.
Sedangkan Kaiser duduk tepat di sebelahnya. Sedari awal datang di pesawat, laki-laki itu tak henti-hentinya menjahili (Name).
Mulai dari menarik jaketnya, memainkan rambutnya dan lain sebagainya. Dan sekarang, ia memakaikan gadis itu sebuah jepit rambut dengan bandul sebuah bunga sakura.
"Kai! Jangan main masang jepit!" (Name) protes karena tak terima jepit dipasangkan pada poninya.
"Ih lucu tau kamu pake jepit, kayak boc– Aw aw aw!" Kaiser merengek kesakitan ketika telinganya di tarik oleh (Name).
"Sssttt ah, jangan berisik Kaiser!" (Name) berbisik pada Kaiser ketika melihat pandangan orang-orang yang tertuju pada mereka berdua.
"Biarin sayang, berarti kita jadi terk– akh (Name)! Sakitt!" Gadis itu semakin menarik telinga miliknya. Tak berhenti sampai disana, (Name) menyomot bibir Kaiser agar diam.
"Diem lo Jamet."
Lalu terdengar suara yang memberikan perhatian karena pesawat sebentar lagi akan lepas landas. Dan tak lama kemudian, pesawat benar-benar terbang.
(Name) terlihat fokus untuk tidur salam perjalanan. Sedangkan Kaiser tiada hentinya menjahili (Name) sehingga membuat gadis itu tidak bisa tidur dengan tenang.
"Yang, bangun sayang, kalau gak bangun nanti di gegel aku."
'Plak!'
Satu tamparan (Name) layangkan pada pipi Kaiser. Di pipinya, nampak cap lima jari milik (Name) yang tercetak jelas.
"Mending di gigit kebo daripada di gigit lo bangsat," ucap (Name) dengan matanya yang tertutup.
Kaiser diam dengan tangannya yang mengelus pipinya yang terasa panas akibat tamparan (Name).
'Do you get dejavu?' ucap hatinya.
Tamparan gadis itu membuatnya teringat dengan hubungan mereka yang selalu saja bertengkar. Karena ulahnya sih, tapi ia sekarang benar-benar rindu dengan momentum itu.
"(Name) sayang, ayo kita pacaran lagi. Nanti sama aku di sayang-sayang, mwah mwah mwah." Kaiser melayangkan ciuman di sekitar wajahnya. Tangannya bahkan memeluk tubuh mungil sang gadis.
Wajahnya kini menjadi sasaran empuk ciuman Kaiser. Yah, laki-laki berdarah Jerman itu sekarang sudah mirip dengan Rin. Sudah, kesabarannya habis!
'Pletak!'
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐫𝐨𝐮𝐛𝐥𝐞 𝐌𝐚𝐤𝐞𝐫 : 𝐌. 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫 [ 𝐄𝐍𝐃 ]
Fanfic[ Completed ] ❝𝐊𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐠𝐮𝐞, 𝐥𝐨 𝐠𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚❞ -𝖬𝗂𝖼𝗁𝖺𝖾𝗅 𝖪𝖺𝗂𝗌𝖾𝗋 ❝𝐁𝐚𝐜𝐨𝐭 𝐥𝐨, 𝐜𝐨𝐰𝐨𝐤 𝐤𝐞𝐠𝐚𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧❞ ☁︎ Berawal kisah dari sebuah rasa penasaran Kaiser yang membuat m...