♪ 𝔗𝔴𝔢𝔫𝔱𝔶 𝔗𝔥𝔯𝔢𝔢

1.1K 169 10
                                    

『Ⓗ︎Ⓐ︎Ⓟ︎Ⓟ︎Ⓨ︎ Ⓡ︎Ⓔ︎Ⓐ︎Ⓓ︎Ⓘ︎Ⓝ︎Ⓖ︎』

Sudah menginjak hari ketiga (Name) tinggal sendiri. Kedua kakaknya tengah berada di acara camp pelatihan. Dan hari ketiga hubungan antara dirinya dan Kaiser merenggang.

Rasanya ingin sekali menghubunginya walaupun hanya via wa. Tapi mungkin tak ada gunanya karena Kaiser pasti jarang memegang ponselnya.

Saat ini dirinya duduk di kursi meja makan. Sembari memakan semangkuk mie instan super duper pedas. Ditemani dengan beberapa kaleng soda yang sudah ia habiskan sebelumnya.

Entah sudah ke berapa kalinya ia memakan makanan pedas dan minuman soda dalam satu hari.

Ia stress. Maka dari itu pelampiasannya selalu mengarah pada makanan pedas dan minuman soda.

"Astaga (Name)." Suara familiar itu terdengar. Kepala sang gadis menoleh ke belakang. Menatap figur dua orang laki-laki bersurai ungu dengan beberapa helainya berbagai hitam.

"Napa? Mau join?" ucap (Name) dengan nada ketus.

Tak lain mereka adalah Ran dan Rindou. Mereka berdua menggelengkan kepalanya lelah melihat banyak sekali kaleng soda yang berdiri di atas meja.

"Udah berapa hari lo minum ini?" Ran bertanya sembari mendudukkan dirinya di depan (Name). Begitu juga dengan Rindou.

"Dari lusa kemarin," jawabnya. Tangannya kembali menyuap mie instan itu ke dalam mulutnya.

"Berapa kali lo makan makan pedes dalam sehari?" Kali ini Rindou yang bertanya.

"Tujuh? Delapan? Gue gak ngitung." Suapan terakhir masuk ke dalam mulutnya usai mengatakan itu.

Kedua laki-laki itu menghela nafas panjang. Oke, sampai sekarang mereka mengerti jika gadis bungsu Itoshi itu memiliki masalah.

"Sekarang terakhir. Besok-besok jang-"

"Ngatur lo anjing. Serah gue," ucapnya menyela perkataan Rindou.

Nampak perempatan imajiner muncul di ujung dahi Rindou. Tak lupa senyum tertekannya. Sementara Ran hanya tersenyum.

"Lo kalau di atur nur-" Lagi, ucapan Rindou terpotong karena (Name) melemparkan sekaleng soda padanya.

"Dah diem. Minum tu minuman. Banyak bacot lo."

(Name) kemudian beranjak dari duduknya. Menyimpan mangkuknya di wastafel dan membersihkan kaleng-kaleng soda yang berantakan atas meja.

Usai dari itu sang gadis pergi meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Sekon berikutnya ia kembali keluar dengan setelan serba hitam membalut tubuhnya.

Kedua manusia yang duduk itu menatap heran gadis yang tengah berdiri di ruang tengah. Ran dan Rindou saling bertatapan. Kedua bahu mereka terangkat, menandakan tiada yang tahu niat gadis itu.

Lantas, mereka berdua pergi menuju ruang tamu untuk memastikan.

"Mau kemana?" tanya Ran dan Rindou bersamaan.

"Camp pelatihan sepak bola," jawab gadis itu. Kedua tambah heran mendengar jawabnya.

"Lo bukannya voli ya? Kok jadi main sepak bola?" Rindou bertanya sembari mendudukkan dirinya di atas sofa empuk.

𝐓𝐫𝐨𝐮𝐛𝐥𝐞 𝐌𝐚𝐤𝐞𝐫 : 𝐌. 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang