♪ 𝔓𝔯𝔬𝔩𝔬𝔤𝔲𝔢

6.1K 516 43
                                    

『Ⓗ︎Ⓐ︎Ⓟ︎Ⓟ︎Ⓨ︎ Ⓡ︎Ⓔ︎Ⓐ︎Ⓓ︎Ⓘ︎Ⓝ︎Ⓖ︎』

━━━━━━⊰⍣⊱━━━━━━

"Sayang gak sayangnya lo ke gue, gak akan pernah gue lepasin lo dengan mudahnya ke orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang gak sayangnya lo ke gue, gak akan pernah gue lepasin lo dengan mudahnya ke orang lain."

━━━━━━⊰⍣⊱━━━━━━

"Lo itu jalang yang sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo itu jalang yang sebenarnya. Cuman sayang ketutup sama gender bego."

━━━━━━⊰⍣⊱━━━━━━

"Suyang sayang suyang sayang, adek gue nangis gue patahin tangan lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Suyang sayang suyang sayang, adek gue nangis gue patahin tangan lo."

━━━━━━⊰⍣⊱━━━━━━

"Daripada sama si mawar biru, mending sama gue aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Daripada sama si mawar biru, mending sama gue aja. Diduain gak, bahagia iya, duit juga ngalir."

━━━━━━⊰⍣⊱━━━━━━





"Lo yang jalang." Gadis berair wajah datar itu berucap tanpa melihat sekitarnya yang tengah ramai.

Sorot mata tiap-tiap penghuni yang berlalu-lalang menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Bisikan tak senonoh pun terdengar seperti tak layak disebut berbisik-bisik.

Sementara itu, laki-laki bersurai blonde dengan gradasi garis-garis berwarna biru itu menatap nyalang gadis di depannya itu. Sorot matanya menggambarkan amarah yang menggebu-gebu ketika mendengar kata 'jalang' keluar dari mulut gadis itu.

Yang ditatap hanya membalasnya dengan tatapan malas. Sudahlah mau dari sisi manapun laki-laki yang tengah berhadapan dengannya itu lebih layak di sebut 'jalang'.

Hari-harinya pun tidak lain selain mencari seorang gadis. Padahal sudah ada dirinya yang berstatus sebagai pacarnya.

"Gak sadar-sadar juga? Perlu gue panggil satu persatu mantan lo kemari?" Gadis itu bertanya dengan dagunya yang diangkat tanpa ragu.

"Gak bosen emang? Tiap ha–"

"Berisik banget lo parasit. Gak usah nilai gue serendah itu. Sebelum lo nilai gue, nilai dulu diri lo yang lebih rendahan daripada gue," ucapnya memotong perkataan sang gadis.

Hey hey hey maksudnya apa ini? Kenapa jadi beralih kepada kasta.

"Sadarlah Michael Kaiser, lo itu sebenarnya lebih rendah dari gue, cuman sayang kasta lo menutupi semuanya." Satu langkah gadis itu maju. Kedua tangan melipat di depan dada. Jangan lupakan senyuman miring miliknya yang menyiratkan kesan merendahkan pada sang lawan bicara.

Michael Kaiser. Laki-laki dengan nama itu nampak sudah tak bisa menahan emosinya lagi. Urat-urat di pelipisnya menonjol keluar. Kedua telapak tangannya terlihat mengepal erat.

"Lo itu cewek yang seharusnya ngejaga mulut lo daripada harus bacotin hidup orang."

"Dan lo itu cowok yang seharusnya gak ngerayu perempuan dengan janji manis lo."





━━━━━━⊰⍣⊱━━━━━━

Kembali lagi sama gueh, author dari book sebelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali lagi sama gueh, author dari book sebelah. So, buat kalian para pendatang baru, bisa manggil aku belva, lily, ataupun letta kalau mau buat panggil sendiri boleh kok.

Disini book khusus kalian sama kaiser. Di book ini mungkin kalian harus nahan emosi? Rasa greget? Dan lain-lain.

Nantikan chapter selanjutnya, jangan lupa vote dan komen. Jika ingin informasi lebih lanjut, bisa kiw tap tombol follownya atuh tetehh.

See you all-!!

𝐓𝐫𝐨𝐮𝐛𝐥𝐞 𝐌𝐚𝐤𝐞𝐫 : 𝐌. 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang