FOUR

210 97 24
                                    

"Gini ya rasanya, ada namun tak pernah di anggap. Selain tak di anggap, aku juga dibenci dan tak diinginkan."
-Talisa Aurelia Oktavia

****

Sesampainya di rumah, Lisa langsung di berikan hukuman oleh orang tuanya, karena telat untuk pulang ke rumah.

"Assalamu'alaikum..." Lisa mengucapkan salam ketika baru saja memasuki rumah.

Plak!!

Suara tamparan keras yang berasal dari Pak Rangga untuk anak pertamanya yaitu Lisa.

"MAU JADI APA KAMU, HAH?! DARI TADI GAK PULANG-PULANG! LIAT JAM GAK? INI SUDAH JAM BERAPA?!" teriak Papahnya Lisa dengan super duper volumenya yang sangat menggelar ke segala penghujung bumi.

Lisa pun yang di tampar langsung memegang pipinya yang perih. Lalu Lisa pun menadahkan kepalanya ke atas, karena tiba-tiba ayahnya itu menjambak kepalanya sambil teriak-teriak melontarkan cacian dan makian untuknya.

"AWAS JIKA KAMU TELAT PULANG SEKALI LAGI, SAYA AKAN LANGSUNG USIR KAMU DARI RUMAH INI TANPA SEGAN-SEGAN." Peringatan untuk Lisa dari Pak Rangga. Lisa bener-bener tidak dikasih kesempatan untuk berbicara, makanya Lisa cuma diam aja.

"Urusin dia Mah," ucap Pak Rangga kepada Bu Lela, lalu langsung pergi setelah melepaskan jambakannya kepada Lisa.

"Siap Pah, Mamah akan mengurus anak tak tahu diri ini," ucap Mamah Lela dengan lembut kepada Bapak Rangga.

"KAMU KEMANA AJA, DARI TADI KELUYURAN GAK PULANG-PULANG?" Mamah Lisa pun bersabda sambil berkacak pinggang, lalu matanya melotot dengan besar sekali sampai-sampai hampir ingin keluar tuh bola mata.

"Maaf Mah, tadi Lisa habis kerja kelompok langsung pergi ke tempat kerja, karena Lisa dapat sip sore," ucap Lisa sambil menunduk.

"APA SUSAHNYA SIH KASIH TAU DULU ATAU BERI KABAR, DASAR ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG!" teriak Mamah Lisa ke berapa puluhan kalinya.

"Lisa udah kok ngechat Mamah, papah, sama adek. Tapi no Lisa malah di blokir sama kalian," ucap Lisa dengan sedih.

"NGEBANTAH AJA YA KAMU, BIAR SAYA KASIH PELAJARAN KAMU SEKALI-KALI!" sentaknya, sambil menyeret Lisa ke kamar mandi.

"Mah, Mamah mau apain Lisa? Plis Mah jangan, Lisa minta maaf," mohon Lisa sambil menangis.

Mamah Lisa pun langsung melemparkan Lisa ke bathtub yang diatasnya itu ada shower, lalu mengguyur Lisa dengan air shower yang dingin.

"DIAM KAU DISINI, JANGAN BERANI-BERANINYA KABUR ATAU PINDAH DARI BATHTUB INI DAN JUGA MENGHENTIKAN AIR INI! CAMKAN ITU!" perintah Mamah Lela, lalu meninggalkan Lisa di dalam kamar mandi dengan mengunci pintu kamar mandi dari luar.

Lisa pun hanya bisa menangis dan menggigil kedinginan karena airnya terus menghujani Lisa, apalagi Lisa belum makan semenjak sore tadi, padahal ini sudah jam setengah sepuluh malam.

Di sisi lain, di kamarnya Pak Rangga dan Mamah Lela, Pak Rangga sedang merenung di atas kasur, dia terlihat sedih.

"Maaf nak gara-gara perbuatan Papah dulu, kamu jadi korbannya. Maaf banget nak, maafkan Papahmu ini yang banyak dosa sama kamu. Maaf Papah tadi nampar kamu, karena Papah khawatir sama kamu. Tapi Papah tidak bisa mengkhawatirkan kamu secara langsung," ucap Pak Rangga didalam hati, sambil meneteskan air matanya satu tetes.

Tok Tok Tokk!

Bunyi pintu yang diketuk oleh Ibu Lela, sambil meminta izin untuk masuk kedalam kamar, lalu Ibu Lela pun masuk ke dalam kamar.

I'M TALISA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang