SIX

194 74 18
                                    

XI IPS 2, kelas yang sedang dikerumuni penghuni sekolah, karena adanya keributan.

"ASAL LO TAU, GUE ITU UDAH DIJODOHIN SAMA ERLAN. JADI, LO JANGAN JADI PEREBUT!" seru Lia berteriak.

"Lisa bukan perebut!" sanggahnya.

"TERUS, TADI APA MESRA-MESRAAN? DI PARKIRAN PULA!"

"Ya terus, masalahnya sama Lia apa? Lia suka sama Erlan, ya silahkan, Lisa akan ikhlasin. Asal Lia tau, Lisa itu pacarnya Erlan." Dengan sorot mata yang tajam, Lisa berbicara.

"LO PEMBOHONG!" marah Lia.

"KATA LO, LO GAK ADA HUBUNGAN APA-APA. TAPI APA?! GUE BENCI SAMA LO LISA!" sambung Lia dengan teriakan penuh amarah.

"Lo gak malu, Lia? Kesannya, elo kayak ngemis-ngemis cinta Erlan ke gue. Tapi gak pa-pa, gue akan ikhlasin," ucap Lisa dengan sorot mata yang lempeng dan serius.

"Jangan sampai persahabatan kita hancur gara-gara satu cowok. Ya kali kita ribut hanya karena satu cowok, cowok banyak kali bukan satu di dunia ini!" serunya.

"LO YA! ANJ--"

"--BERHENTI BANGSAT! BERISIK!" teriak Syam.

"Lo pada gak malu? Diliatin banyak orang gini, hanya karena permasalahan yang sepele? Sadar monyet, ini di sekolah!" Syam angkat bicara dengan caciannya.

"Bicarain yang baik, bukannya malah memperibut masalah," nasihatnya.

"GAK BISA DIPERBAIK SYAM! MULAI SEKARANG, GUE SAMA LISA BUKAN BERSAHABAT LAGI! GUE UDAH JYJYK!" sentaknya.

Setelah teriakan Lia, Erlan tiba-tiba datang. Katanya, telah dipanggil oleh seseorang.

"Hei, ada apa?!" seru Erlan.

Seketika, kelas pun jadi hening. Lia langsung mendekat kepada Erlan, sedangkan siswa-siswi yang menonton langsung menjauh setelah tahu perdebatan telah selesai.

"Erlan, aku pengen nanya. Lisa pacar kamu?" tanya Lia.

"Iya, dia pacar gue. Emang kenapa? Punya hak apa Lo marahin dia?"

"Kok?! Bukannya, kita udah dijodohin? Kenapa kamu pacaran?" tanya Lia dengan mata berkaca-kaca, serasa dikhianati.

"Terserah gue lah, hidup gue yang jalanin, ngapa lo yang ngatur? Lagian, perjodohan itu belum dilaksanakan."

"Jahat! Tapi, aku terlanjur cinta." Setelah berbicara, rasa nyesek ada dihati Lia. Lia pun memutuskan untuk pergi sebelum pembelajaran dimulai.

"Ternyata bener, cinta itu buta. Kalau udah cinta gak bisa mandang ini punya siapa. Kalau udah cinta mau punya orang pun di ambil. Kalau udah cinta gak bisa mandang kalo dia tak bisa untuk di miliki. Yang intinya kalau udah cinta semuanya menolak sadar." Kata-kata tentang cinta, Syam ucapkan.

"Lis aku bisa jelasin semua ini," ucap Erlan.

"Istirahat aja," balas Lisa dengan singkat.

"Iya deh siap, jangan marah ya? Aku pamit," ucap Erlan lalu langsung melenggang pergi.

Tak lama setelah kepergian Erlan, seorang bapak guru berkumis tipis masuk dengan elegan.

"Assalamu'alaikum anak-anak, bagaimana kabar kalian?" Pak Rendra membuka salam kepada seluruh murid.

"Wa'alaikumussalam, baik pak," balas semuanya.

"Alhamdulillah. Bapak mulai absen dulu ya," ucapnya.

"BAIK PAK!" balas murid-murid.

I'M TALISA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang