FOURTEEN

138 42 7
                                    

Tapi intinya semua orang yang terlihat sayang dan peduli sama kita, nggak sebenarnya begitu. Pasti ada maksud tertentu atau hanya pura-pura. Karena yang sebenarnya sayang itu ya diri sendiri.
—Talisa Aurelia Oktavia

****

Dimalam yang dingin ini, tempatnya ditepi danau yang indah dibarengi oleh bintang berkelap-kelip di atas langit, ada dua orang remaja yang sedang menyenderkan tubuhnya ke batang pohon.

"Emang ya, malam itu lebih tenang daripada keadaan yang sebelumnya."

"Bener, bahkan saking tenangnya, aku nggak mau setiap malam ini terlewatkan, nanti takutnya nggak bisa setenang disaat malam hari."

"Caranya gimana?"

"Apanya?"

"Cara biar gak terlewatkan disetiap malam."

"Gak tidur."

"Ish lo ya Lisa, nyari penyakit aja," kesel Syam.

"Istirahat itu harus, jangan banyak begadang. Nggak baik! Ntar malah ngerusak badan, kalau terus-terusan begadang."

"Gak apa-apa kali Syam, siang nggak setenang malam tau."

"Keras kepala! Kalau lo waktu sekolah, nggak begadang kan? Nanti bisa-bisa lo ngantuk dan gak fokus karena kurang tidur."

"Apa aku bilang, aku nggak mau melewatkan malam begitu saja. Mau dalam kondisi sakit, mau sekolah, ada apa juga aku nggak mau melewatkan malam-malam ini."

"Ya kagak gitu juga kali, boleh begadang tapi jangan sampe gak tidur. Ngeyel banget jadi anak!"

"Haha jadi ke inget Lia, Lia selalu nyuruh Lisa jangan begadang ketika WhatsApp Lisa masih terlihat online. Disana Lia cerewet banget ketika nyuruh jangan begadang."

"Tapi intinya semua orang yang terlihat sayang dan peduli sama kita, nggak sebenarnya begitu. Pasti ada maksud tertentu atau hanya pura-pura. Karena yang sebenarnya sayang itu ya diri sendiri."

"Ehh jangan begitu Lisa."

"Emang kenyataannya Syam," ucap Lisa, Syam pun langsung bungkam.

"Mau tau nggak Syam? Kenapa kalau malam-malam Lisa selalu online atau kadang onlinenya gak dilihatkan."

"Iya, apa emang?"

"Kalau nggak dilihatkan itu takut ada yang marah kalau Lisa begadang, tapi kenyataannya semua orang gak peduli haha."

"Lisa juga selalu stay di WhatsApp, soalnya selalu banyak yang cerita sama Lisa tentang semua permasalahannya, dan Lisa selalu berusaha dengan baik mendengarkan setiap cerita orang-orang tersebut."

"Gue, gue peduli sama lo. Tapi gue jarang buka WhatsApp, jadinya nggak tau kalau lo selalu stay di WhatsApp"

"Iya tak apa lah Syam."

"Banyak banget emang yang cerita sama lo?"

"Padahal lo juga pasti mau didengarkan kan, bukan hanya jadi pendengar."

"Yapp benar sekali, terkadang Lisa juga mau didengarkan, dan emang sebanyak itu yang cerita. Mungkin Lisa ini terlalu nyaman orangnya, hahai!"

"Bisa aee lu, yaudah mulai sekarang lu cerita sama gue aja."

"Siap, sekarang juga lagi cerita sama Syam kan?"

"Hehe iya yah."

"Dipikir-pikir lo tuh cantik, baik, udah sama gue aja. Erlan bodoh banget sia-siain elu ya."

"Eh paansih."

"Ngga atuh becanda, tapi kalau mau serius juga boleh, lima puluhh," ucap Syam, Lisa pun hanya terkekeh dengan lucu.

****

Pencet bintangnya, guys!

I'M TALISA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang