Part 14

46 4 0
                                    

Fero cuma mondar-mandir nggak tau apa yang harus dia lakuin, dokter belum keluar dari ruangan UGD. Tapi Kak Kiki udah mau kerumah sakit.

"Gimana adek gue Fer?" Tanya kiki

"Belum tau kak,dokter belum kelar didalem," jawab Fero sama khawatirnya.

"Kenapa bisa begini sih?" Tanya Kak Kiki lagi

"Tadi dia mimisan,gue kira mimisan biasa. Tapi darahnya nggak berenti kak,dia minta tissue gue ambilin,dia minta daun sirih juga gue ambilin,sampe yang terakhir sebelum pingsan dia minta rumah sakit,"

"Yaampun San,"
---------

Tak lama,dokter keluar ruangan.

"Gimana adek saya Om?" Tanya Kiki pada Om Indra.

"Adekmu koma Ki,dia telat ditangani. Leukimianya makin parah,sebaiknya kamu suruh orang tuamu kesini secepatnya,"

"Iya Om makasih,"

Fero yang mendengar apa yang Sandra derita cuma bisa pasrah duduk. Dia nggak tau apa yang harus dia lakukan.
Sampai Kak Kiki menepuk pundaknya.

"Setelah tau Sandra kaya gini,apa lo masih mau sama dia?" Tanya Kiki yang bikin Fero takut dengan sikap Kiki yang selama ini santai berubah jadi serius.

Dengan hati-hati dan percaya diri dia njawab.

"Gue bakal jagain dia apapun yang terjadi,"

"Jaga omongan lo,karena gue pegang omongan lo,dan gue anggep itu janji."

"Iya Kak,gue janji."

--------

5 Agustus 2014. Dua puluh satu tahun yang lalu,seorang bayi perempuan lahir. Dan kini dirinya masih terbaring setelah koma tiga bulan lamanya.

"Happy Birthday San,umur lo nambah. Tapi lo belum bangun,gue punya kado spesial kalo lo udah siuman kelak,lo pernah bilang,lo pingin ke Jogja. Gue bakal wujudin San,"

Air mata jatuh diatas rangkain bunga mawar yang dibawa Fero. Siapa sangka, perempuan se galak Sandra mempunyai penyakit bahkan mematikan.

"Nangis aja kalo lo mau nangis,lo nggak bakal keliatan lemah kok kalo lo nangis,manusia tetap manusia. Walaupun lo laki,tapi lo juga punya hati buat nangis Fer," ucap Icha sambil menepuk Fero dari belakang.

"Icha? Makasih cha udah mau jenguk."
Jawab Fero lirih sambil mengusap air matanya.

"Iya,Sandra kan temen baik bahkan paling baik sama gue," balas Icha.

"Sayang,ada Icha nih jenguk. Liat deh dia makin cantik. Dia juga bawa mawar buat kamu,hiks.."

"Hai San,kapan lu mau bangun? Gue kangen tau. Lo tau? Fero tiap hari jagain lo,dia cinta sama lo San," Ichapun meneteskan air mata.

Tak lama,Kiki dan keluargapun datang.

"Fero,makasih ya udah jagain Sandra hari ini," sapa Mama Sandra.

"Iya tante," Fero mencoba menormalkan bicaranya agar tidak terlihat sedang menangis.

Setelah berbincang,Icha akhirnya pamit. Dan sebelum Icha sampe pintu,Sandra kejang. Semua dalam ruangan panik,entah apa yang harus dilakukan,Kiki langsung menekan tombol panggilan.

Segera Om Indra dan dua perawat memeriksa Sandra,dan semua dipersilahkan menunggu diluar.

---------
"Gimana anakku Ndra?" Tanya Ayah khawatir.

"Masih koma,tadi cuma gejala sadar,tapi tidak menyadarkan anakmu,tunggu saja. Kami akan berusaha,kamu dan keluarga berdoa saja,permisi." Om Indra permisi meninggalkan kerumunan orang yang menyayangi Sandra.

Icha yang tadi pamit pun tak lama pamit kembali,Fero juga pamit untuk mandi dan ganti baju.

--------
Kak Kiki Pov
Gue disini cuma bisa nangis,ngliat adek kesayangan gue terbaring kayak gini. Tuhan,bisa nggak sih? Gantiin dia sama aku. Dia begitu banyak yang sayang,tapi kenapa engkau beri cobaan yang berat.
Angkatlah penyakit adikku Tuhan,agar senyumnya bisa terus menghiasi hidupku.

Selang dimana-mana,rambut Sandra juga rontok satu-persatu. Dek,kakak kangen liat kamu ketawa.. Bangun dong dek,banyak yang nunggu.

-------
Author Pov
Setiap hari Fero tidak pernah absen untuk menjaga Sandra,bunga segar juga dibawa setiap dua hari sekali. "Biar indah" katanya.

Apapun yang ia alami hari itu,dia pasti ceritakan ke Sandra.

"San,kemaren aku wisuda. Tau nggak? Aku nggak berangkat karena berharap kamu sadar. Sadar dong San,aku kangen banget. Baru kita ketemu belum genap sehari,kamu udah disini tidur. Tapi tidurmu lama San,bikin makin kangen San," air mata kembali jatuh dipipi pria tampan yang setia menunggu peri kecilnya.

"Aku bawain kamu bunga lagi lo. Andai kamu bangun,kamu pasti seneng liat banyak bunga disini,San.. Bangun dong," lanjut Fero lagi,

Seolah mendengar apa yang diucapkan Fero,Sandra kembali kejang,dia langsung menekan tombol panggilan.
Tak lama dokterpun masuk,

------
Kamu yang bertanggung jawab?" Tanya Om Indra

"Iya dok,"

"Sandra udah sadar,tapi baiknya kamu hubungi keluarganya,"

"Iya Dok,"

Dengan cepat Fero menelfon kak Kiki,benar saja tak sampai lima belas menit,Kak Kiki dan keluarganya datang.

"Gimana Sandra?" Tanya Kak Kiki

"Aku belum berani liat kak," jawab Fero.

"Ayo,masuk sama gue,"

Kak Kiki mengajak masuk Fero bersama Ayah dan Mama Sandra. Terlihat wanita cantik yang pucat,sedang terbaring sambil memakan apel yang ada disana,ketika pintu terbuka Sandra menoleh,matanya yang sayup memandang orang didepan pintu.

"Maa..Ayaah.. kak Kiki..." Pelan suaranya terdengar.

Kak Kiki memeluk adiknya sambil menangis,entah harus bahagia atau prihatin melihat keadaan adiknya.
Disusul Ayah dan Mama mencium kening putrinya. Lain dengan Fero,dirinya masih mematung. Meneteskan air mata,kesedihan terlihat disana. Tiba-tiba mata milik Sandra bersinggah disana,dimata milik Fero. Mata mereka saling bertaut. Cukup lama. Hingga akhirnya semua berubah.

"Pergi!!!! Kamu Pergi!!!!!" Teriak Sandra terdengar keras di penjuru kamar inap.

"Sandra,tenang sayang..." Ucap Mama

"Pergi!!!!! Sandra bilang Pergi!!!! Dia suruh pergi Maaaa.." Air mata Sandra gugur begitu saja,terisak melihat apa yang ada didepannya.

Fero masih berdiri,entah apa yang harus dia lakukan,bahagia karena melihat wanitanya kembali sadar,dan mengenaskan saat diusir begitu saja kedatangannya.

"Maaf semuanya,saya permisi" pamit Fero dengan tatapan kosong.

Seketika segalanya terasa hancur,penantiannya selama ini seakan tak mendapat imbalan apapun. Tapi setidaknya dia melihat gadisnya telah kembali. Senyum kecut terpapar di sana.

You are My WeaknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang