Part 15

55 4 0
                                    

Author Pov

Setelah beberapa hari sadar,Sandra sudah boleh keluar kamar untuk sekedar jalan-jalan. Rambut lurus lebat yang dimilikinya dahulu,kini perlahan menipis. Itu adalah salah satu efek dari obat yang dikonsumsinya.

Kak Kiki selalu menemani adiknya,mulai dari makan sampai mengantarkan ke kamar mandi pun Kakakya selalu membantunya. Seperti saat ini,dia sedang berkeliling rumah sakit bersama kakaknya.

"Kak,makasih ya," senyum tipis mengukir wajah putri malang itu.

"Tidak usah berterima kasih dek,ini pun kewajiban kakak buat njagain kamu," Kak Kiki membalas senyum adiknya.

Sinar matahari pagi seakan mengerti kebahagaiaan kakak adik itu. Mentari memberikan vitaminnya kepada dua insan disana. Sandra duduk di kursi taman rumah sakit. Melihat pasien lainnya yang mungkin penyakitnya lebih parah darinya. Tidak bisa berjalan, bahkan mereka masih anak kecil. Senyum mengembang di wajah Sandra,melihat anak-anak yang sedang berlarian disana. Mereka masih kecil,namun semangat mereka untuk hidup tak pernah padam. Sandra melihat senyum bahkan canda tawa dari anak-anak itu. Menjadi motivasi untuk Sandra.

Hingga seorang gadis kecil dengan kepala tak berambut membawa balon berwarna pink dan merah menghampiri Sandra.

"Kak ini buat kakak," ucap anak itu memberikan balon warna merah pada Sandra.

"Terimakasih," jawab Sandra meneteskan air mata.

"Namaku Hestin kak,nama kakak siapa?" Tanya gadis itu tersenyum pada Sandra.

"Nama kakak Sandra,Hestin kenalin ini Kak Kiki," balas Sandra

"Hai Hestin,kamu cantik deh," sapa Kak Kiki

"Kak Sandra,sini deh Hestin bisiki,"
Hestin jinjit dan Sandra menundukkan kepalanya.

"Mau bisikin apasih?" Tanya Sandra

"......."

"Ahahaa,bukan Hestin. Ini Kakaknya Kak Sandra,lagian Kak Sandra masih muda,yang udah tu Kak Kiki Hestin,hahhahaha" tawa Sandra meledak setelah mendengar apa yang dikatakan Hestin.

("Kakak itu,suaminya Kak Sandra ya??")

"Apaan sih?" Tanya Kak Kiki penasaran.

"Aaah Kak Kiki kepo deh," jawab Hestin dengan wajahnya yang menggemaskan.

"Waaa masa kakak dibilang kepo sih. Oiya Hestin! Kamu mau ice cream nggak?" Tawar Kak Kiki pada Hestin.

"Mau mau kak, tapi jangan banyak-banyak ya,nanti Hestin disuntik lagi sama dokter," jawab Hestin.

"Yeee Hestin gr! Siapa juga yang mau beliin banyak-banyak. Anak kecil tu satu aja cukup Hes.." Ucap Kak Kiki mencubit pipi Hestin

"Yaaaa masa cuma satu,kak Sandra nggak dibeliin Kak? " tanya Hestin.

"Nggak usah,nanti dia pilek Hes,hahaha. Aww dek sakit jangan dicubitin dong!" Canda Kak Kiki yang meringis karena mendapat cubitan di pinggang dari Sandra.

"Kak Kiki!!! Masa iya cuma ice cream bikin pilek! Sandra juga mau kak! " rengek Sandra seperti anak kecil.

"Iya iya... Hestin yuk ikut Kakak," ajak Kiki menggandeng Hestin dan meninggalkan Sandra dibawah pohon mangga ini.

--------
"Kak! Dapet ini nih," seorang anak laki-laki membawa setangkai mawar merah.

"Makas.. Hey dek! Dari siapa?" Tanya Sandra setengah berteriak karena anak tadi langsung pergi lari.

"Kak nih," kali ini anak perempuan juga membawakan bunga mawar merah untuk Sandra.

"Loh.."

"Kak nih," ucap seorang anak langsung lari

"What?" Sandra bingung

"Kak cantik deh,nih," seorang anak lagi,dan langsung pergi

"Loh loh.." Sandra kewalahan membawa mawar-mawarnya.

"Kak cepet sembuh ya," seorang anak lagi dan lari

"Hai kak,nih" lari lagi

"Kak senyum terus ya," lari lagi

"Kak Sandra..mawarnya cantik kaya kakak," kali ini ada yang menyebut namanya,dan sama langsung lari.

"Dek! Ini semua dari siapa mawarnya?" Teriak Sandra karena ditangannya sudah banyak mawar merah.

Tak lama,dari kejauhan ada sosok yang selama ini menyayanginya. Yang kedatangannya selalu di usir. Yang Sandra harap dia akan membencinya.
Fero Ghaidar Utama.

Fero melangkah mendekati Sandra. Membawa sebuket mawar merah. Semakin mendekat, Sandra hanya mematung di tempat duduknya. Tiba-tiba Sandra menjatuhkan mawar-mawar yang tadi ada dalam dekapannya.

Siapa sangka,bukannya melayang karena diberi mawar indah. Sandra justru lari meninggalkan Fero saat jarak mereka kurang lebih tiga meter.

"San!" Teriak Fero mengejar Sandra yang lari darinya.

"Sandra! Tunggu dulu!" Teriak Fero lagi.

"Pergi!!!!!!!" Sandra berlari menuju lorong rumah sakit,ia menoleh memastikan Fero tak mengejarnya lagi.

Sandra langsung menuju kamarnya,tak mau bertemu Fero saat ini,bahkan seterusnya. Harapnya

You are My WeaknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang