Part 25

105 3 0
                                        

"Hallo Assalamualaikum Sya?" ucapku pada Asya diseberang sana.

"Ya San? Ada apa? " tanyanya.

"Mmm,kerumahku gih,kita barbeque bareng,ajak Icha juga ya.."

"Sekarang? Okedeh,ntar aku jemput Icha dulu,yaudah aku mau mandi dulu,bye San,"

Yaelah,siapa yang nelpon siapa yang nutup. Ampun deh,

Mama pergi belanja bersama Zayn,sedang aku dan Kakak menyiapkan peralatannya.

"Yaaah,kotor deh baju Sandra,Kakak sih ngangkatnya nggak pelan-pelan.." gerutuku sambil melangkah menuju keran terdekat,membahasi yang kotor dengan air.

"Iyadwh,Kakak minta maaf.. Ntar Kakak beliin lagi deh,lima deh limaaaa," rayu Kakakku walaupun sebenernya dia tau,ini cuma akal-akalanku saja.

"Alaaah kamu Ki,itu cuma akal-akalan adikmu biar dapet yang baru!" teriak Ayah dari dapur

"Ayah apasih,orang kotor beneran kok,Kak Kiki liat sendiri kan?" belaku tak mau kalah.

Kak Kiki mengusap kepalaku yang berjilbab dan tersenyum tulus.
"Iyaaa,kakak ngerti kok,..... Kalo ini emang akal bulusmu San,!" tiba-tiba Kak Kiki menggelitiki dan membuat perutku sakit karena tertawa terus.

"Aww,ahaha..ampun kak ampun. Ahhahhaampunn!!" tawaku semakin menjadi-jadi sampai keluar air mata deh,alay kan..

"Heyy,apasih ribut-ribut? Kedengeran dari ruang tengah loh.." Mama datang bersama ketiga sohibku.

"Aww,hahha udah kak.. Udah.. Ini lo Ma,kakak gelitikin Sandra terus.." mengadu apa salahnya kan??

"Sssstt,udadeh Kiki,ntar adekmu jadi nggak nafsu makan loh," Mama menengahi kami,tapi bukan Kak Kiki namanya kalo mau kalah..

"Yeee,mau nggak nafsu juga tetep rakus Ma.. Heran,Zayn kok bisa mau sama dia!" cubit kakak padaku.

"Udah deh diem,Asya Icha.. Bantuin Mama ya?"

"Iya Ma," jawab keduanya setelah melihat tingkah kami.

Asya dan Icha sudah ku beri tau tentang keinginanku ini,jadi mereka tidak terlalu kaget. Zayn hanya tersenyum sambil sesekali melirikku saat membantu ayah dan Kak Kiki.

Baru berapa tahun kami berpisah,sudah banyak perubahan bagi kami. Seperti mengkramatkan kata lo-gue. Nggak boleh dateng ke klub malam,dan sebagainya. Apa kami keberatan? Tidak,tentu saja.
Karena ini keputusan kami,selain untuk kebaikan masa depan,juga untuk melatih keimanan.

Oiya,readers tau tidak? Icha sudah berhijab juga malam ini.. Kalau Asya memang dari dulu sudah memakai jilbab.

"Dek,sudah belum? Lama banget?" tanya Mama padaku yang sedang mengiris bombay.

"Yaampun Ma,ini bikin meler mata idung deh Ma,.." ucapku sok nangis

"Yaampun,makanya cewek itu pinter masak,kaya Mama!" kepalaku dijitak Kak Kiki.

"Huuh dasar abang kurangwajar!" batinku.

"Apa liat-liat??!" matanya mendelik,siapa lagi kalau bukan abangku!

"Ah apasih,Kakak gila! Minggir sonoh.. Huss huss Sandra mau bakar nih,apa tu mulut mau Sandra bakar juga?!" omelku yang disambut cekikikan yang lain.

"Hish,adek nggak tau sopan santun kamumah.." gerutu kakakku sambil mencubit pipiku.

-------

"Aaah kenyang banget Tante,waa makasih ya Tan," celoteh Asya pada Mama .

"Oh,iya Sayang.. Kalian kan udah kaya anak sendiri,iya kan Yah?" Mama menatap Ayah dengan pandangan teduh.

You are My WeaknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang