Hai, akhirnya bertemu kembali dan bisa mengupdate cerita ini lebih cepat meski agak sedikit terbengkalai.
Part ini lumayan panjang yang hampir berisi 2000 kata.
Jadi jangan lupa beri hadiah dengan ngevote dan komen sebanyak-banyaknya di part ini sebagai bentuk dukungan kalian pada cerita saya dan juga supaya saya lebih bersemangat lagi dalam mengupdate cerita ini lebih cepat.
Beri emot donk untuk membakar semangat cerita ini yang mulai menuju konflik yang sesungguhnya.
Tandai typo yang bertebaran.
Terima kasih.
Dara terlihat begitu bahagia. Gadis kecilnya itu saat ini sedang berlari kesana kemari mengejar sebuah permainan kesukaan di area khusus balita bermain. Keringat bercucuran dimana-mana tak meruntuhkan semangat Dara yang tertawa saat ada seorang anak kecil sebaya seumuran terjatuh karena tak sengaja tersenggol lengan miliknya.
Naya melihat itu hanya bisa tersenyum geli dengan sikap gadis kecilnya yang mudah bergaul meski baru pertama kali bertemu.Saat ini gadis kecilnya sedang bermain bersama teman yang tadi tak sengaja di senggol dengan riang dan penuh canda tawa. Hingga tak terasa malam semakin larut, Namun gadis kecilnya itu masih saja begitu betah di dalam arena wahana permainan.
"Dara, udah malam sayang? Ayuk kita pulang?" Panggil Naya mendekat ke arena wahana tersebut, gadis kecil itu mendongak menatap sang mama dengan wajah cemberut. Beberapa saat langkah gontai itu menghampiri mamanya. Hingga senyum Naya kembali terukir saat gadis kecilnya berjalan mendekat ke arahnya. berati dara sudah siap untuk pulang karena jarum jam kini sudah menunjuk tepat di angka sembilan malam.
Naya berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan dara yang saat ini keadaanya sudah tak karuan, rambut panjangnya acak-acakan, gaun kecilnya kusut dengan keringat yang memenuhi seluruh tubuh gadis kecilnya. Naya terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu tanganya mencoba membuka tas kecil di pangkuannya untuk mengambil beberapa tisu di dalam sana untuk mengelap keringat Dara.
Setelahnya mereka berjalan keluar menjauh dari arena wahana permainan. Saat di jalan dara merengek dan menunjuk penjual es krim."Ma, ala pengen es klim ma?" Rengeknya menunjuk-nunjuk penjual es krim, sehingga langkah kaki Naya menuju ke arah kedai es krim.
"Pak es krimnya satu ya pak? Yang porsi jumbo." Pesan Naya membuat Dara semakin tersenyum senang dan kegirangan.
"Siap mbak?" Balas seorang penjual es krim itu begitu antusias dan mengacungkan jari jempolnya sebagai tanda bahwa es krim pesanannya akan segera selesai.
Kemudian, penjual es krim itu menyodorkan pesanan es krim yang berada di dalam cup ukuran besar dengan berbagai toping yang bertabur di atas es krim. Naya tersenyum menerima cup itu dengan senang hati."Terima kasih pak?" Ucap Naya seraya menyodorkan selembar uang kertas berwana merah agak keorenan kepada penjual es krim.
"Gak usah Mbak! Ini adalah es krim yang terakhir..... Jadi es krim itu buat anak mbak saja yang begitu manis dan cantik." Tolak pria itu lalu kembali meyodoran uang kepada Naya.
"Tapi pak?" Ucap Naya tak enak pada pria itu, pasalnya es krim yang dia pesan adalah es krim jumbo yang harganya lumayan mahal menurutnya. Apalagi stand es krim ini berada di tempat hiburan yang ramai khusus anak-anak.
"Gak usah mbak? Saya ikhlas kok."Pria di depannya terlihat begitu tulus untuk memberinya gratisan es krim pada dara, sehingga membuat Naya mau gak mau menerima pemberian penjual es krim."Terima kasih ya pak?" Ucap Naya tak enak lalu pergi berbalik menghampiri dara yang begitu fokus menikmati es krimnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta [SELESAI]
RomanceSekuel STAY WITH ME Naya pikir bercerai dengan Dev adalah jalan yang mudah baginya. Namun segalanya menjadi rumit saat ia mengetahui bahwa ada kehidupan baru yang tumbuh di dalam perutnya setelah 3 hari perceraian di antara mereka berdua. Di sinilah...