Takdir Cinta [46]

154 8 0
                                    

Akhirnya bisa kembali update lagi.

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat Membaca

Naya langsung membersihkan diri setelah Mas Arfan pamit balik ke rumah Mbak Reni dengan alasan bersiap diri, karena katanya mau mengajak jalan untuk pertama kalinya setelah dia menerima lamarannya.

"Astaga, kenapa baru ingat sekarang kalau lipstiknya habis." Naya menepuk dahinya pelan setelah sadar bahwa lipstik miliknya sudah habis.

Sehingga mau tak mau dia harus rela keluar rumah untuk membeli lipstiknya yang sudah habis di sebuah toko dekat dari rumahnya. Mungkin berjarak sekitar beberapa langkah, tepat di pinggir gang kecil yang selalu di lewatinya untuk sampai di jalan raya.

Sesampainya di toko, Naya sedikit mengernyitkan dahinya saat melihat sebuah buket bunga kusut dan berantakan itu berada di sisi samping toko tempatnya berdiri untuk memesan lipstik. Naya mulai sedikit membungkukkan tubuhnya berniat mengambil buket bunga yang terlihat sangat indah itu meski penampilan begitu kusut."Ini milik siapa?" Ujarnya menatap sendu buket bunga itu.

"Itu milik pria yang sering ke rumah mu dan pernah berjalan santai memutari komplek ini bersama dara tempo lalu Nay."Sahut si penjual toko yang bernama Mbak Eli  membuat Naya langsung mendongak ke atas menatap penuh selidik untuk memastikan kebenaran.

"Mungkin Mbak salah lihat, soalnya dia tak pernah lagi datang ke sini." Jelas Naya berusaha menghibur dirinya dari rasa penasaran yang memenuhi pikirannya. Semoga saja itu bukan Dev, tetapi siapa kalau bukan dia.

"Kalau gak percaya coba kamu cari notes yang biasanya berada di dalam buket... Mungkin hal itu yang menunjukan kebenarannya?" Naya langsung menuruti saran yang di berikan Mbak Eli padanya.

Tanpa di sangka kedua matanya langsung menatap sebuah kertas yang di lipat dengan bentuk love terselip di antara bunga mawar. Naya langsung meraih lipatan kertas yang di percaya sebagai notes dari sang pemilik bunga.

Jemarinya langsung membuka lipatan demi lipatan itu dan setelahnya tanpa di sadari ada beberapa tetes air matanya saat membaca tulisan di kertas itu.

Ku kirimkan bunga ini sebagai bukti bahwa cinta kita memang benar-benar nyata setelah papa merestui hubungan kita. Aku yakin setelah ini tak ada lagi yang bisa menghalangi cinta kita berdua.

Love you

    DN      

Naya menatap sendu tulisan yang berada di kertas itu. Dia tak tahu apa yang harus di lakukan, kenapa di saat dia ingin kembali selalu ada pria lain di antara mereka. Jemarinya meremas kertas itu perlahan lalu memasukannya kedalam saku celana yang di pakainya saat ini.

"Berapa lipstiknya mbak?" Tanya Naya pada Mbak Eli yang saat ini sudah berada di dalam tokonya untuk mengambilkan lipstik yang di pesan tadi.

"Seperti biasa lah Nay? Tak ada yang berubah kok." Balasnya di ikuti kekehan ringan karena di saat Naya selalu bertanya harga selalu menjawabnya seperti itu sehingga membuat Naya mudah mengerti dan mencoba mengambil uang yang berada di dompetnya.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya mbak?" Pamitnya setelah selesai membayar lipstik itu dan pergi meninggalkan toko tersebut.

*****

Dev masih terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit dengan kedua mata yang terpejam erat. Sudah hampir 3 hari pria itu tak kunjung menandakan tanda-tanda melewati masa kritisnya dan masih betah dengan tidur panjangnya.

Takdir Cinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang