Takdir Cinta [13]

250 14 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen cerita ini

Setelah ngobrol bersama mbak Reni tentang banyak hal hingga anak pertamanya datang memanggilnya untuk memberitahu bahwa saat ini  Deo menangis hebat di dalam kamarnya di karenakan baterai ponselnya habis setelah di buat main seharian penuh tanpa ada selang waktu.

Ada rasa janggal dalam hatinya, saat tak melihat tingkah konyol dara sejak kepulangannya dari kantor, biasanya saat melihatnya berada di rumah lebih awal dara pasti akan sangat senang dan begitu riang. Namun kali ini keadaan itu berbeda sekali, sehingga membuat ia berdiri dan berniat menemuinya di dalam kamar gadis kecilnya itu.

Kosong.

Dimana dia berada?

Naya melihat mainan pemberian Dev yang tadi di titipkannya kini berserakan asal di atas karpet yang berada tak jauh dari ranjang kecil dekat sebuah keranjang besar berisi mainan khusus milik dara. Ia keluar mencari keberadaan gadis kecilnya mulai ruang tengah,ruang tamu dan terakhir ia mencari ke belakang rumah siapa tahu saat ini dara sedang bersantai bersama sang nenek yang berada di belakang rumah untuk sekedar mengobrol dengan tetangga karena belakang rumahnya ada beberapa rumah berdiri tak jauh sehingga terkadang sang ibu sering berkumpul bersama para tetangga di sana.

Lagi-lagi ia tak mendapati keberadaan dara di sana, dimana sih kamu sayang? Naya berusaha mengenyahkan semua pikiran buruknya yang bergelayut di dalam hatinya tetapi itu semua sia-sia raut khawatir terlihat begitu kentara di wajah cantiknya tanpa polesan make up.

Tanpa banyak bicara wanita itu langsung berbalik arah lalu melangkah dengan langkah lebarnya sehingga membuat rambut panjangnya yang di Cepol asal ke atas ikut bergerak kesana kemari sesuai langkah cepat oleh sang pemilik.

Saat dekat di antara bilik kamar yang pintunya hanya terbuka sekitar 5 cm, kedua telinganya tak sengaja mendengar suara seorang pria berasal dari ponsel miliknya dan sesekali di balas dengan suara yang sejak tadi membuat hatinya khawatir bercampur aduk.

Brak.

Pintu itu terbuka dengan suara keras dan mampu membuat seorang gadis kecil kini langsung menoleh ke asalnya dengan wajah ketakutan, ponsel yang berada di genggaman jemari kecilnya kini terjatuh asal ke bahwa.

"Apa yang kamu lakuin Dara?" Teriak Naya dengan suara tajam dan begitu keras di kedua telinganya. Dara begitu ketakutan dan langsung menunduk tak berani menatap wajah sang mama. Baru kali ini mamanya terlihat seperti monster yang bersiap untuk menerkamnya kapan pun, dengan nada bergetar gadis kecil itu mengumamkan kata maaf yang terdengar begitu lirih.

"Maaf ma?"

Naya masih menatapnya tajam dan sesekali kedua matanya melirik asal ke layar ponselnya memperlihatkan wajah Dev yang terpampang jelas di sana dan tak berniat mengakhiri panggilan itu.

"Ala hanya ingin betelima asih sama om anteng ma? Anya itu aja kok ma... Maaafin ala maaa." Jelasnya dengan nada sesengukan namun wajahnya masih tak berani menatap wajah sang mama yang di pastikan saat ini masih begitu marah dengannya.

Amarah Naya yang sejak tadi menggebu-gebu kini menguap begitu saja saat mendengar celotehan yang keluar dari bibir gadis kecilnya, namun suara Dev membuat ia tersadar dan langsung menatap layar ponselnya yang masih terpampang jelas wajah pria itu.

"Jangan marah sama dara? Dara hanya mengucapkan rasa terima kasih pada ku gak lebih dari itu. Apa kamu gak suka jika keponakanmu itu selalu mengucapkan terima kasih pada seseorang yang baru saja memberinya hadiah." Ungkap Dev berusaha menjelaskan hal itu pada Naya supaya wanita itu tak lagi memarahi dara yang saat ini sedang di Landa ketakutan karena rasa bersalah yang meminjam ponsel milik wanita itu tanpa izin terlebih dahulu.

Takdir Cinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang