Takdir Cinta [26]

187 7 0
                                    

Akhirnya bisa kembali update lagi, setelah beberapa hari menghilang.

Jangan lupa vote dan komen cerita ini sebanyak-banyaknya.

Dan semoga kalian juga memberi masukan untuk kelanjutan cerita ini biar pikiran saya tak buntu dan lebih cepat kembali mengupdate part demi part selanjutnya.

Selamat bermalam Senin.

Dan semoga menghibur kalian semua dengan hasil tulisan saya yang tak karuan ini.

Jangan lupa tandai typo.

Terima Kasih.



Keenan langsung berdiri bertatap secara langsung dengan wajah Dev yang memerah karena rasa amarahnya yang menggebu-gebu di dalam dirinya. Namun ia berusaha terlihat biasa saja, meski kadang lirikan matanya menatap ke arah Naya yang saat ini masih duduk di sofa bersembunyi di antara tubuh jangkung pria di depannya yang tak lain adalah kakak sepupunya sendiri.

"Gimana keadaan kamu Dev? Kata Naya tadi kamu lagi gak enak badan?" Ucap Keenan berusaha menetralkan suasana tegang yang terjadi di antara mereka bertiga. Sebenarnya dia sedikit salah tingkah dan malu di depan adik sepupunya karena baru saja melakukan hal tak senonoh di kantor. Memang sih, biasanya juga mereka sering pergi bersama-sama cari pelampiasan di club malam di Jerman saat rasa penat dan lelah menyerang pikiranya, namun semenjak berada di Jakarta Dev tak lagi mengajaknya pergi ke tempat seperti itu.

Pria itu tersenyum pelan namun tersirat rasa yang tak bisa di artikan olehnya ."Agak mendingan sih kak? Jadi gini nih.... aku mau izin pulang untuk istirahat di rumah saja dari pada di sini gak ada gunanya." Keenan mengangguk pelan lalu melangkahkan kakinya beberapa langkah dan menepuk pelan bahu adik sepupunya."iya kakak izin kok? Tapi kamu harus Istirahat yang banyak jangan keluyuran mulu, biar kondisi tubuhmu semakin fit." Jelasnya lalu merangkul tubuh lelah Dev yang saat ini masih terlihat begitu pucat pasi.

Kedua mata pria itu begitu enggan menatap wanita yang saat ini menatapnya dengan perasaan bersalah namun hanya berdiam diri tak melakukan apapun. Bukankah dia harus bersikap biasa saja, karena pada dasarnya dia bukanlah siapa-siapa lagi di dalam hati Naya dan semua itu hanya tersimpan di lubuk hatinya terdalam.

Mungkin dialah selama ini menjadi pria yang terlalu bodoh karena telah berharap lebih pada wanita yang jelas-jelas sudah tak lagi menganggapnya ada. Dev melepas rangkulan Keenan lalu menatap kakak sepupunya."Dan berkas ini sudah aku koreksi.... Hasilnya cukup bagus sih, coba kakak baca lagi setelah aku pergi." Ungkap Dev menyerahkan berkas yang tadi di berikan Naya padanya.

Keenan mengangguk, setelahnya dia berbalik pergi meninggalkan mereka berdua tanpa sepatah kata pun lagi yang terucap di bibirnya. Sedangkan Naya hanya menatap sendu kepergian Dev yang semakin menjauh dari gengamannya. Hatinya meronta, bibirnya kelu saat ingin mencegah kepergiaan pria itu dan menjelaskan semuanya padanya. Namun hal itu tak akan terjadi karena tubuh jangkung itu sudah tak terlihat lagi dan hilang di antara ruangan menuju ke lift.

*****

Naya menginjakan kakinya di rumahnya setelah selesai pulang dari meeting yang memakan waktu lama hingga membuat kepalanya pusing, saat tiba di ruang tamu dan melihat ibunya duduk sendirian sambil menganyam barang bekas tanpa ada sosok gadis kecilnya di dekatnya. Dimana Dara?

Pasalnya ibunya itu tidak akan melakukan aktivitas jika Dara ada di sampingnya yang akan merecoki dan menghancurkan apa yang telah di bentuknya. Karena itulah beberapa waktu terakhir sejak Dara mulai aktif membuat ia jarang sekali menganyam pekerjaan yang dulu di geluti sejak di tinggal pergi sang ayah dan tetap menganyam jika Naya berada di rumah saat waktu kerjanya libur.

Takdir Cinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang