20. ready for love

682 36 13
                                    

Setelah beberapa jam dihabiskan untuk beristirahat dan bermalas-malasan, menjelang sore Chanyeol mempersiapkan alat pemanggang di halaman depan. Bersama Rosé, ia mengambil bahan makanan yang sudah dibeli sebelumnya. Mereka membuat api di alat pemanggang dan menyusun berbagai jenis makanan di meja yang terletak di halaman depan. Sedangkan Jisoo dan Lisa mempersiapkan alat makan dan membuat berbagai jenis minuman.

Sementara itu, Jennie duduk di kursi teras, menonton orang-orang sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk kegiatan mereka. Seharusnya ia ikut membantu teman-temannya. Tapi saat ini kepalanya penuh dengan percakapannya dengan Kai. Pria itu tidak sungguh-sungguh merelakan perusahaannya, 'kan?

"Hei," sapa Kai menghampiri Jennie dari dalam rumah. "Kau tidak tidur?"

Begitu selesai dengan kegiatan panas mereka, keduanya berpelukan dan akhirnya jatuh tetidur. Tapi Jennie sama sekali tidak bisa memejamkan mata meski tubuhnya terasa lelah. Saat ia mendengar dengkuran halus Kai, ia memilih keluar dari kamar dan duduk di teras untuk mengurai isi kepalanya.

Jennie menggeleng. "Aku tidak bisa tidur."

Melihat Jennie dengan tatapan cemas, Kai berkata. "Kau masih memikirkan keputusanku meninggalkan KJs?"

Angkat bahu, Jennie menghela napas. "Meski aku keberatan, tapi aku tidak bisa berbuat apa pun untuk mengubahnya, 'kan?"

Pria itu duduk menghadap Jennie, meremas kedua tangan gadis itu dengan erat. "Jen, keputusanku sudah bulat."

"Kenapa kau melakukannya?"

Kai mendengus. "Bukankah sudah jelas? Apa pun akan kulakukan demi keselamatanmu. Untuk bersamamu."

Jennie menyela. "Tapi kau bukan tipe orang yang menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentinganmu. Kau sendiri yang mengakui kau meninggalkanku demi membangun perusahaanmu."

"Ya, kau benar. Aku bukan orang seperti itu." Kai setuju. Ia melanjutkan. "Tapi setelah bertemu denganmu lagi, saat kau datang ke kantorku pertama kali, saat itu juga aku tahu aku akan melakukan apa pun untukmu. Hell, I burn the world if you need me to."

"Again, you're so dramatic!" cibir Jennie. "Aku tidak tahu kau punya sisi romantis. Well, jika romantis artinya menghancurkan dunia demi seseorang."

"Aku juga tidak mengetahuinya sebelum mengenalmu. I love you, Jennie Young," ucap Kai lembut. "Do you feel the same?"

I do. Batin Jennie berbisik.

Tidak bisa menjawab, Jennie hanya bergeming. Entah mengapa ia belum bisa mengatakannya meski hatinya merasakan hal yang sama. Masih ada keraguan dalam dirinya. Masih alot perang antara batin dan pikirannya.

Karena Jennie tidak kunjung bersuara, Kai menarik wajah Jennie. Jennie mendekatkan wajahnya hingga bibirnya hampil menempel dan memejamkan mata. Saat keduanya hampir berciuman, ponsel Jennie berdering. Ia terkejut karena ponselnya bisa menangkap sinyal.

"Halo Monica?" Jennie menjawab terburu-buru begitu melihat atasannya menelepon. Ia beranjak dari tempatnya, berjalan ke arah halaman untuk mendapat sinyal yang lebih bagus.

"Jennie, dengarkan baik-baik. Kau harus ke..." suara Monica tidak jelas.

"Apa? Monica maaf sinyal ponselku jelek sekali."

"Los Angeles. Kau harus gantikan aku ke LA. Aku mengalami kecelakaan. Cedera...Aku tidak bisa bepergian untuk waktu lama."

Monica, senior HR, atasan Jennie memang sedang sibuk mempersiapkan kepindahannya ke kantor pusat di LA. Kantor pusat di LA secara mendesak butuh personil tambahan setelah pegawai sebelumnya meninggal dunia. Maka dari itu Monica dipanggil untuk mutasi di sana.

Loathe You | jenkai (YOU SERIES BOOK 1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang