Semenjak pagi, Jennie sudah merasa perutnya diaduk. Sarapan yang dilahapnya seakan memaksa untuk keluar. Ia melirik jam dinding di dekat mejanya, menghitung waktu dan keberanian untuk masuk ke ruangan bosnya.
Hari ini Jennie harus memberitahu Kai kalau ia akan berhenti bekerja di KJs untuk pindah ke Shore. Ia tidak tahu bagaimana reaksi Kai. Setiap kali mereka membahas tentang Jennie yang ingin keluar, Kai selalu melarangnya.
Jennie sudah mengirim surat pengunduran dirinya ke HR minggu lalu. Selama itu ia merahasiakan rencananya dari Kai. Berharap bosnya tidak mengetahui sampai ia yang memberitahu.
"Jennie," Ester dari bagian HR menghampiri meja Jennie. "Kau serius mau keluar dari sini?"
Jennie mengangguk sekali. "Ya. Aku sudah lulus. Waktunya mencari pengalaman di tempat lain."
Ester memegang lengan Jennie dan berkata, "Semoga kau sukses di manapun berada."
Setelah berbincang sebentar dengan Ester, akhirnya Jennie memberanikan diri untuk masuk ke ruangan Kai. Begitu masuk, pria itu sedang duduk di kursinya sambil membaca tumpukan kertas di hadapannya.
"Mr. Jongin," ujar Jennie pelan.
Kai mengangkat kepala dan memperhatikan Jennie. Gadis itu mengambil kursi dan duduk di hadapan Kai. Menelan ludah, Jennie memberanikan diri berkata. "Aku sudah mengirimkan surat pengunduran diri."
"Kukira kau tidak akan membicarakannya denganku." sahut Kai datar. Matanya tetap fokus dengan pekerjaan di depannya.
Jennie tidak menjawab. Tentu saja Kai sudah tahu ia akan mengundurkan diri. Jennie heran Ia tidak tahu alasannya tidak memberitahu Kai selain ia takut pria itu akan membesarkan masalah ini.
"Aku sudah menyetujuinya jika itu yang ingin kau tahu." sambung Kai setelah hening yang canggung antara keduanya.
Mata Jennie melebar. Semudah itu? Ia kira ia akan bertengkar lagi dengan Kai di sini.
"Meski aku sebenarnya tidak ingin menyetujui pengunduran dirimu, tapi kita harus tetap profesional, bukan?" ujar Kai yang disusul anggukan kecil Jennie.
"Maaf aku tidak bekerja maksimal selama di sini," ujar Jennie. "Terima kasih untuk kesempatannya."
Jennie kira Kai akan tetap bergeming di tempatnya. Namun saat Jennie hendak berdiri, Kai menahannya. "Sekarang karena kau bukan lagi karyawanku, aku ingin bicara padamu sebagai Kai."
Menghela napas, Jennie kembali duduk. Apa lagi yang pria itu inginkan sekarang?
Kai beranjak dari kursinya lalu duduk di meja yang langsung berhadapan dengan Jennie. Pria itu melipat kedua tangan di depan dada dan menatap Jennie lekat-lekat.
"A-apa yang mau kau bicarakan?" tanya Jennie kikuk.
"Sebenarnya tidak ada," Kai mengakui. "Aku hanya ingin menahanmu di sini sebentar lagi."
"Kurasa aku akan merapikan barangku—"
"Jennie, please," Kai menahan lengan gadis yang berdiri dengan terburu-buru itu. "Aku tidak mau kehilanganmu."
Memejamkan mata untuk menahan emosinya yang meluap, Jennie berkata, "Kita sudah membahas ini berkali-kali, Kai. Aku tidak bisa berputar-putar pada masalah yang sama. Apalagi setelah aku tahu apa yang kau lakukan."
"Aku melakukan semua itu untuk keselamatanmu." Kai membela diri.
Lagi-lagi hal yang sama. Meski Jennie harus mengakui kalau Kai memang menyelamatkannya dari Harper, tapi ia belum bisa menerima apa yang Kai lakukan padanya. Bagi Jennie, apa yang Kai lakukan bukan berlandaskan perasaan, tapi hanya obsesi dan rasa haus akan kepemilikan. Dan seorang Jennie Young bukan milik Kim Jongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loathe You | jenkai (YOU SERIES BOOK 1) ✔️
FanficYOU SERIES: [1] LOATHE YOU | jenkai [2] EVER YOU | chanrose [3] TREASURE YOU | hunlis [4] SECRET YOU | jisuho Adanya masa lalu di antara Jennie dan Kai--sahabat kakaknya (Chanyeol), membuat sang gadis tidak mau lagi berurusan dengan cowok itu. Sayan...