19. eyes on me

670 38 7
                                    

MATURE CONTENT

"Hei, ke mana mobil Kai?" tanya Jisoo sepulang dari kegiatan lari paginya. Ia melihat Jennie sedang bermalas-malasan di sofa. "Dia mengambilnya?"

Ragu, Jennie mengangguk kecil. "Ya. Sebenarnya, staff-nya yang mengambil. Dia sedang cedera, jadi—"

"Cedera?" tanya Jisoo heran. Ia berjalan ke arah lemari pendingin dan mengambil air mineral. Sambil menikmati air minumnya, Jisoo membuka ponsel dan mengecek media sosial.

"Jennie!" teriak Jisoo. "Kau sudah lihat berita ini?" ia memberikan ponselnya kepada Jennie.

Tanpa mengecek ponsel Jisoo, Jennie mengangguk. "Ya, Kai dan Shopia. What a powerful couple."

Sontak tatapan Jisoo berubah iba. "Kau baik-baik saja? Mau membicarakannya denganku?"

Anehnya Jennie merasa baik-baik saja. Setidaknya lebih baik daripada satu minggu ke belakang. Kehadiran Kai yang singkat membuat perasaannya jauh lebih baik dan tenang, meski masalah mereka jauh dari selesai.

Jennie angkat bahu. "Berita itu memang mengejutkan. Tapi kurasa aku baik-baik saja."

"Benarkah?" Jisoo curiga. "Aku kira kau akan sangat terpukul."

"Bisakah kita tidak membahas Kai?" Jennie berusaha mengubah topik. Bicara tentang Kai kepada Jisoo lima menit lagi dan Jennie yakin ia akan menceritakan semuanya. Hal terakhir yang Jennie inginkan adalah membuat drama babak kedua. Sudah cukup keributan yang terjadi dengan Chanyeol. Ia tidak perlu menambah keributan lagi.

"Baiklah." Jisoo berjalan ke arah sofa dan duduk di samping Jennie. "Aku punya ide. Bagaimana kalau akhir pekan depan kita pergi staycation berempat? Kita sewa rumah kabin yang dekat dengan danau. Berenang, berjemur, dan memanggang. Girls weekend."

"Kau yakin Lisa bisa ikut? Dia sibuk sekali akhir-akhir ini." tanya Jennie. "Lalu Rosie? Bukankah dia ada jadwal manggung setiap akhir pekan?"

"Justru Lisa yang menentukan waktunya. Lisa bilang minggu depan bosnya menghadiri pernikahan keluarga dan dia bebas tugas selama akhir pekan." jawab Jisoo. Kemudian ia melanjutkan. "Rosie bisa mengatur jadwalnya agar kosong akhir pekan ini."

"Oke, aku ikut." Jennie menyetujui.

"Yay! It will be so much fun!" seru Jisoo riang. "Aku mau mandi. Kau yakin tidak mau membicarakan apa pun? Kau baik-baik saja?"

Jennie mengerang kecil. Terkadang ia merasa kewalahan dengan sifat perhatian Jisoo. Meski begitu, ia bersyukur teman-temannya selalu peduli dan memperhatikannya. "Sana pergi mandi! Aku mau menghabiskan camilanku dan maraton film seharian." Jennie mendorong Jisoo menjauh.

"Baik-baik! Kau ini sensi sekali," gerutu Jisoo. Baru melangkah satu kaki, Jisoo kembali bertanya. "Kenapa tangan Kai cedera? Kau yang melukainya?"

"Go take a shower and shut it!" omel Jennie.

"Aku hanya bertanya!" protes Jisoo.

"Kau tanya saja Google. Aku bukan asistennya lagi,"jawab Jennie yang disusul cemoohan dari Jisoo.

•••

"Oh. My. God! It's fucking beautiful!" seru Jennie begitu sampai di rumah kabin yang mereka sewa.

Tempat yang mereka sewa berada di wilayah Chatham, kurang lebih dua jam perjalanan dari NYU. Mereka menyewa mobil van mini untuk sampai ke sana. Setelah berkali-kali pemberhentian untuk berbelanja bahan makanan, mengisi bensin, dan bertukar posisi duduk, akhirnya mereka sampai.

Loathe You | jenkai (YOU SERIES BOOK 1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang