Kacau. Semuanya menjadi kacau.
Kurang dari enam bulan, hidup Jennie berubah drastis. Ia awalnya hanya mahasiswa akhir yang berusaha mencari pekerjaan meski dengan program magang. Enam bulan kemudian, ia menjadi saksi kejadian mengerikan. Lebih mengerikannya lagi, Jennie tidak bisa mengatakannya pada siapapun.
Sudah satu minggu sejak kejadian penculikan itu. Begitu Jennie sampai ke rumah, ia berpura-pura tidak terjadi apa pun. Saat teman-temannya menanyakan kenapa ia membawa mobil Kai, gadis itu berbohong dan berkata kalau mereka bertemu, bertengkar hebat, lalu Jennie memilih pergi dengan membawa mobil Kai. Untungnya semua orang percaya.
Tapi tetap saja, selalu ada satu orang yang curiga. Rosé. Sahabatnya itu menatap dengan tidak percaya begitu melihat luka Jennie.
"Kai melukaimu?" tanya Rosé melihat ke arah luka di pelipis Jennie yang coba ia tutupi.
Sontak Jennie berusaha menutupi lukanya lebih keras lagi. Ia menggeleng. "Tidak. Aku sudah lama tidak membawa mobil dan menabrak trotoar sehingga kepalaku terbentur." ujarnya berbohong.
Meski Jennie yakin Rosé tidak puas dengan jawabannya, setidaknya ia tidak melanjutkan obrolan. Sejak itu, tidak ada lagi obrolan tentang Kai dengan teman-temannya.
Satu minggu berlalu, Jennie masih berusaha untuk bangkit dari traumanya. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Kai. Apa pria itu baik-baik saja? Apa lukanya sudah mendapat perawatan? Apakah dia kehabisan darah karena lukanya? Pikiran-pikiran buruk selalu menghampiri Jennie tiap memikirkan Kai. Sejak insiden penculikan, Jennie sama sekali tidak bisa menghubungi pria itu. Pesannya tidak dibalas dan teleponnya selalu berakhir di pesan suara.
"Shopie butuh aku tetap hidup untuk menjalankan keinginannya." hanya itu kalimat yang Jennie ulang setiap kali ia mencemaskan Kai. Kalimat yang penuh rasa sakit. Tapi dalam hatinya Jennie tahu Kai akan baik-baik saja.
Mengalihkan pikiran, Jennie beranjak dari kasur dan keluar kamar. Hari ini akhir pekan, jadi ia berniat bangun lebih siang. Saat berjalan ke arah pantri, tidak ada siapa-siapa di sana. Jennie keheranan. Biasanya ada Jisoo atau Rosé yang sudah sejak pagi bangun dan sarapan.
Jennie mengecek groupchat-nya.
Well, setidaknya ia bisa menghabiskan waktu dengan pikirannya.
Jennie menyimpan ponselnya asal dan berjalan ke arah dapur. Ia mengambil telur dan sosis untuk sarapan. Setelahnya ia mengambil segelas kopi yang sudah dibuat oleh Jisoo.
Aroma kopi membuat tubuhnya sedikit lebih tenang. Jennie menyesap kopinya perlahan, menunggu efek kafein memompa jantungnya lebih cepat.
Merasa sepi, Jennie menyalakan televisi. Ia memilih saluran dengan asal. Tiba-tiba ia melihat wajah Kai sekilas di layar. Jennie duduk di sofa dan menonton dengan seksama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loathe You | jenkai (YOU SERIES BOOK 1) ✔️
Fiksi PenggemarYOU SERIES: [1] LOATHE YOU | jenkai [2] EVER YOU | chanrose [3] TREASURE YOU | hunlis [4] SECRET YOU | jisuho Adanya masa lalu di antara Jennie dan Kai--sahabat kakaknya (Chanyeol), membuat sang gadis tidak mau lagi berurusan dengan cowok itu. Sayan...