4. pink venom

712 55 5
                                    

Pagi-pagi sekali Jennie sudah bersiap. Butuh waktu satu minggu hingga Jennie yakin ia akan melakukan pembalasan dendam.

Awalnya Jennie masih memberikan Kai kesempatan. Mungkin Kai melakukan itu semua karena Jennie membuat kesalahan. Tapi dalam seminggu terakhir, Jennie sudah merasa cukup baik bekerja dan Kai tetap memberikannya banyak pekerjaan untuk waktu satu hari.

Akhirnya Jennie menyusun rencana untuk membalas kekesalannya kepada Kai. Kini Jennie sudah siap dengan rencananya. Ia hanya perlu membeli kopi dan roti lapis yang biasa Kai makan untuk sarapan. Di dalam tasnya sudah tersimpan bubuk cabai dan garam yang akan menjadi bumbu tambahan di makanan Kai.

Kemarin masih menjadi mimpi buruk bagi Jennie. Kai masih memperlakukannya sebagai asisten/pelayan/budak. Pria itu memberikan banyak sekali dokumen untuk Jennie periksa, memberikan banyak nomer telepon untuk Jennie hubungi, dan Kai tidak memperbolehkan Jennie pulang tepat waktu. Alhasil Jennie kembali pulang larut malam.

Jennie menahan diri untuk bersabar sambil menyusun rencananya untuk balas dendam yang akan dilakukan hari ini. Awas saja! Jika Kai memang dengan sengaja mengerjai Jennie, ia juga bisa mengerjai balik!

"Aku pergi dulu!" Jennie berpamitan. Di rumah hanya ada Lisa yang sedang sibuk mengerjakan projek akhirnya.

"Kau sudah siap dengan rencananya?" tanya Lisa saat Jennie berjalan melewatinya.

Jennie menepuk tasnya sekali. "Semua sudah siap pada tempatnya."

"Good!" seru Lisa. "Good luck! Ceritakan padaku semua detailnya nanti sore."

Meninggalkan rumah, Jennie mampir dulu ke kedai kopi. Setelah membeli Americano dan roti lapis isi tuna, Jennie masuk ke kamar mandi kedai tersebut.

Ada pikiran melintas di kepala Jennie untuk menambahkan air toilet ke Americano yang dipegangnya. Tapi membayangkan harus mengambil air dari toilet saja membuat Jennie mual. Ia tidak sejahat itu hanya untuk balas dendam.

Di salah satu bilik, Jennie mengeluarkan bubuk cabai dan ditaburkannya ke dalam roti lapis. Bubuk cabai itu bukan sembarang bubuk. Jennie sudah mencobanya. Sedikit saja dan rasanya sangat pedas hingga membuat lidahnya terbakar.

Begitu roti lapisnya sudah dalam keadaan rapi, Jennie menaburkan garam ke dalam kopi. Satu sedok, dua sendok, tiga sendok, seharusnya Jennie berhenti. Tapi ia lanjut memasukan garam hingga lima sendok. Jennie bergidik sendiri membayangkan kopi pait nan asin yang dipegangnya. Penasaran, ia mencobanya sedikit. Begitu rasa kopi sampai di ujung lidahnya, Jennie bergidik keasinan.

"Sempurna!" gumam Jennie bangga.

Letak kedai kopi ke kantornya tidak jauh. Jennie berjalan riang dengan bayangan akan melihat Kai tersiksa karena makanannya. Ketika Kai memanggil Jennie, ia akan berakting tidak tahu apa-apa dan akan menyalahkan kedai kopinya. Kai pasti akan menyuruh Jennie memprotes ke kedai kopi. Tentu saja Jennie tidak akan melakukannya.

Masuk ke dalam gedung dan naik ke lantai kantornya, Jennie mencoba mengatur napas. Ia tidak boleh terlihat gugup atau rencananya akan berantakan.

Begitu pintu lift terbuka, cepat-cepat Jennie berjalan ke ruangan Kai. Pria itu sudah ada di mejanya. Jennie kadang menduga apa mungkin Kai memang tidak pernah pulang? Ia akan berada di sana saat Jennie datang, dan masih duduk di kantornya saat Jennie pulang.

"Selamat pagi, Kai," hari ketiga Jennie sudah membiasakan diri untuk memanggil dengan nama panggilan, bukan Mr. Kim. Meski semua orang memanggil Kai dengan panggilan Mr. Kim, Mr. Kai, atau bahkan CEO Kim, Jennie heran kenapa Kai bersikeras untuk memanggilnya hanya 'Kai'.

"Selamat pagi," sahut Kai tanpa ekspresi.

Jennie menghampiri meja pria itu dan menyimpan sarapannya di atas meja. "Sarapanmu."

Loathe You | jenkai (YOU SERIES BOOK 1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang