Waktu terasa cepat sekali berputar. Jennie bahkan belum selesai mencerna hidupnya beberapa bulan ke belakang dan kini satu minggu sudah ia bekerja di Shore. Beberapa bulan lalu ia masih kebingungan mencari pekerjaan dan akhirnya mendapat program magang karena kakaknya. Lalu banyak hal terjadi yang sebagian besar tidak ingin Jennie ingat hingga ia akhirnya menyelesaikan semua program kuliahnya.
"How's Shore?" tanya Chanyeol. Jennie diajak kakaknya pergi makan malam bersama untuk merayakan pekerjaan baru Jennie.
Mengangguk antusias, Jennie menjawab. "Sangat menyenangkan. Melelahkan, tapi kurasa aku akan betah."
"Syukurlah." sahut Chanyeol. "Kau sudah memberitahu ayah dan ibu tentang pekerjaan barumu?"
"Aku mengirim pesan pada ayah dan sempat menelepon ibu." ujar Jennie. "Ayah dan ibu sering sekali berpergian hingga aku sulit menghubungi mereka."
Beberapa bulan yang lalu, ayah dan ibunya menjual rumah besar mereka dan pindah ke rumah yang lebih kecil. Sisa uangnya mereka belikan mobil van yang sering digunakan keduanya berpergian. Jennie bahkan tidak ingat kapan terakhir bertemu dengan orang tuanya. Mungkin Hari Kemerdekaan dua tahun lalu saat keluarganya pergi ke Grand Canyon.
"Di mana ayah dan ibu sekarang?" tanya Jennie mengingat ia juga mulai jarang berkomunikasi rutin dengan mereka.
Wajah Chanyeol seperti berpikir keras. "Mungkin Nevada? Aku juga tidak yakin."
"Mereka ini seakan lupa kalau punya anak," ujar Jennie cemberut.
Chanyeol terkekeh. "Biarkan saja. Lagipula kau sudah dewasa dan punya hidupmu sendiri. Kau tidak mengharapkan mereka mengurusimu terus, 'kan?"
Jennie semakin merengut sambil memainkan makanan di hadapannya dengan kesal. "Ya, tetap saja."
Tidak ada jawaban dari Chanyeol. Keduanya kembali menyantap makan malam masing-masing. Kemudian Jennie kembali memulai obrolan. "Aku tidak tahu kau suka dengan restoran mewah seperti ini."
Chanyeol menyanggah. "Aku selalu datang ke tempat seperti ini. Lebih seperti tuntutan pekerjaan."
"Oh, ya mister pengacara terkenal." cibir Jennie sambil memasukan makanan ke mulut.
Begitu keduanya sedang berbincang, alunan piano lembut terdengar dari sudut ruangan. Jennie seperti mengenali lagunya.
Cepat-cepat Jennie mencari sumber suara. Benar saja, Rosé sedang memainkan piano. Lagu yang sering Jennie dengar di rumahnya. Bahkan saat tengah malam. Rosé memang sangat gigih.
"Oh my God itu Rosé!" seru Jennie antusias. "Aku kira hari ini bukan jadwalnya di sini."
Jennie lalu memikirkan sesuatu. Ia mendelik. Menatap kakaknya dengan tatapan mengintrogasi. "Jangan-jangan kau tahu Rosé bermain di sini?"
Tiba-tiba saja Chanyeol seperti kebingungan. "Beberapa hari lalu aku datang ke sini bersama klien dan melihatnya. Jadi aku berbincang sebentar untuk menyapa dan tidak sengaja mendengar ia harus bekerja hari ini."
"Aku tidak tahu kalian bisa mengobrol dengan normal." celoteh Jennie.
Begitu Rosé selesai dengan pekerjaannya, Jennie menghampiri sahabatnya dan memprotes. "Kenapa kau tidak memberitahuku kau ada di sini hari ini?Kukira kau hanya bermain di sini saat akhir pekan."
"Ya, aku menggantikan rekanku yang tidak bisa bekerja." ujar Rosé. Ia kemudian bertanya. "Kau di sini dengan siapa? Kai?"
Sontak saja Jennie memutar bola matanya dan mendengus. "Sudah dua minggu aku tidak mendengar namanya dan kau malah menyebut namanya!" protes Jennie. "Aku dengan Chanyeol."
KAMU SEDANG MEMBACA
Loathe You | jenkai (YOU SERIES BOOK 1) ✔️
FanficYOU SERIES: [1] LOATHE YOU | jenkai [2] EVER YOU | chanrose [3] TREASURE YOU | hunlis [4] SECRET YOU | jisuho Adanya masa lalu di antara Jennie dan Kai--sahabat kakaknya (Chanyeol), membuat sang gadis tidak mau lagi berurusan dengan cowok itu. Sayan...