12. no drama in my life

522 46 7
                                    

"Kau akan pergi juga?" tanya Jisoo melihat Lisa sudah siap dengan gaun yang baru dibelinya. Lisa sedang merapikan riasan wajahnya.

Dengan percaya diri, Lisa mengangguk. "Seseorang harus mengawasi Jennie, bukan? Oh, dan aku mau Jennie berdansa dan make out dengan pria lain. Aku ingin lihat reaksi CEO brengsek itu."

"Kau tahu aku yang menyudahi hubunganku dengannya, 'kan?" gerutu Jennie. Ia sedang kesulitan memasang aksesoris untuk gaunnya.

Rosé menghampiri Jennie dan membantunya. "Maaf aku tidak menjawab teleponmu tadi siang."

"Ya, what about that?" omel Jennie. "Lupakan. Hal itu sudah biasa."

"Aku pergi keluar dan lupa membawa ponselku." jelas Rosé.

Mengerti, Jennie hanya angkat bahu. Lagipula ia dan teman-temannya yang lain tahu kalau Rosé selalu sulit dihubungi karena tidak seperti kebanyakan orang, ponsel baginya hanya benda yang tidak penting selain untuk berkomunikasi. Berbeda dengan Lisa yang hampir 24/7 selalu dekat dengan ponselnya.

Lisa kembali bersuara. "Setidaknya dia harus berusaha lebih keras, tahu? Bukan tiba-tiba menjadi manusia es yang tidak punya hati keesokan harinya."

"Mungkin itu coping mechanism Kai? Menutup diri begitu merasa sesuatu akan menyakitinya." sahut Jisoo.

"Tetap saja!" Lisa menggerutu. "Malam ini CEO manusia es itu akan terpikat dan mengikuti Jennie seperti anak anjing."

"Lisa, kita tidak boleh membuat keributan, oke? Datang dan nikmati acaranya. Tidak ada drama." ujar Jennie menegaskan.

Rosé yang masih di dekat Jennie berbisik, "Kau mau aku menyelipkan obat tidur padanya?"

Lisa mencibir. "Aku mendengarnya, Rosie!"

Keempatnya tertawa. Jennie merasa lebih tenang sekarang setelah seharian merasa sangat cemas dengan apa yang akan ia hadapi. Ini pesta formal mewah pertamanya. Pesta mewah yang pernah dihadirinya adalah ulang tahun kantor ayahnya saat ia berusia sepuluh tahun.

"You're going to be okay," Rosé melihat gurat khawatir di wajah Jennie. "Just be there and have fun."

Mengangguk, Jennie meraih tubuh Rosé dan memeluknya. "God, aku tidak tahu kenapa aku tiba-tiba emosional." isaknya kecil.

Jisoo menghampiri keduanya dan ikut berpelukan. "Ugh, I love you so much, dorks!"

Lisa menggerutu. "Oh ayolah! Ini bukan prom!"

Masih dengan gerutu, Lisa menghampiri ketiga sahabatnya dan ikut ke dalam pelukan. "I love you, bitches." ucapnya kemudian.

•••

Keduanya dijemput oleh mobil kantor ke lokasi pesta. Begitu sampai di sebuah hotel megah bintang lima di wilayah Upper West-side, keduanya mendecak kagum.

"Damn, aku tidak menyangka akan berada di tempat seperti ini." ujar Jennie.

Saat masuk ke salah satu ballroom yang terhubung ke rooftop, Jennie merasa kembali gugup. Semua orang di hadapannya benar-benar asing. Ia takut melakukan sesuatu yang mempermalukan dirinya dan perusahaan.

"Tarik napas. Kau berhak berada di sini. Jangan gugup." Lisa meremas tangan Jennie.

Keduanya berjalan perlahan menyusuri tempat itu. Jennie mencari orang yang dikenalnya. Ia berharap bisa bertemu Kai atau orang-orang di kantornya. Setidaknya untuk memperlihatkan kalau ia sudah hadir di sini agar bisa cepat pulang.

Loathe You | jenkai (YOU SERIES BOOK 1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang