13. it keeps bringing me down, down, down

555 47 9
                                    

"Oh, ayolah Jennie! It's been a week! Kau harus keluar dari sini." omel Lisa saat melihat Jennie sedang bermalas-malasan di sofa ruang tengah.

Jennie tidak menggubris Lisa. Ia tetap menikmati sarapan yang dibuat Jisoo di sofa sambil menonton serial favoritnya. Sementara ketiga temannya menatap Jennie prihatin di pantri.

"Apa dia tidak tidur lagi semalaman?" tanya Lisa setengah berbisik pada kedua temannya.

Jisoo angkat bahu, sementara Rosé mengangguk kecil. "Sudah beberapa malam aku mendengarnya terisak di dalam kamar. Dia selalu mengunci pintu dan tidak membiarkanku masuk."

Mengerang, Lisa menghampiri Jennie dan menyeretnya bangun dari sofa. "Jennie Ruby Young! Dengarkan aku!"

"No! Lisa stop!" omel Jennie mencoba melawan Lisa.

Kesal, Lisa mencengkram kedua bahu Jennie dan memaksanya saling menatap. "Dengarkan aku! Sudahi semua ini, oke? Kau tidak lemah seperti ini. Jennie yang kukenal tidak pernah menyerah melawan keadaan."

"Tapi kali ini aku menyerah." ujar Jennie tidak mau menatap mata Lisa.

Lisa menahan rahang Jennie. "Kau tahu apa yang kau butuhkan? Bersenang-senang! Pergi keluar, berpesta, kencan! Oh, kau harus kencan! Lupakan Kai, kau bisa mendapat pria manapun dengan mudah."

Dengan satu gerakan cepat, Jennie melepaskan diri dari cengkraman Lisa. "Tidak, aku sudah muak dengan laki-laki. Lagipula semua ini bukan tentang Kai."

Sebagian besar, ya, ini tentang Kai dan kejadian seminggu lalu di charity ball. Tapi selain itu, semua ini tentang segala masalah dalam hidup Jennie yang terus menumpuk hingga meledak di waktu yang bersamaan.

"Aku mau pergi ke kampus saja. Aku harus cepat lulus agar bisa menjauh dari semua ini." ujar Jennie lagi.

"Kau mau aku temani?" Rosé bersuara.

Jennie menggeleng. "Tidak perlu. Aku harus bersiap untuk ujian akhir. Jadi aku akan berada di perpustakaan seharian."

Saat Jennie beranjak dan pergi ke kamar mandi, ketiga temannya saling tatap. Mereka mencoba membantu Jennie keluar dari situasi menyedihkannya.

Sudah berhari-hari Jennie mengurung diri di rumah. Ia tidak mau pergi ke manapun. Ia tidak pergi ke kantor dan juga ke kampus. Beberapa kali Kai datang ke rumah, tapi Jennie selalu menolaknya. Jisoo berdiskusi dengan Kai dan meminta agar Jennie dibiarkan sendiri dulu.

"Apa yang akan kita lakukan?" tanya Rosé. "Haruskah kita mengikutinya?"

Diam-diam, Lisa mengambil ponsel Jennie. Lisa tahu Jennie masih menyimpan aplikasi kencan yang dulu pernah digunakannya karena kalah taruhan. Lisa membuka aplikasi itu dan memilihkan kencan untuk Jennie.

"Kurasa itu bukan ide bagus, Lisa." Jisoo bersuara. "Jennie masih perlu waktu untuk pulih dari insiden kemarin."

Menghiraukan Jisoo, Lisa menggeser jarinya ke bagian kiri dan kanan layar. "Jennie butuh pengalihan. Dan pria di dating apps adalah pengalihan yang cocok."

Suara nyaring tanda aplikasi kencan menemukan pasangan berdering. Lisa bersorak kecil. "She got a match!"

Saat Lisa memperlihatkan pria yang jadi teman kencan Jennie, Rosé berseru. "Whoa, that guy is cute."

"Kau yakin Jennie akan setuju?" tanya Jisoo ragu.

Belum sempat ketiganya mendiskusikan reaksi Jennie, gadis itu sudah muncul kembali dari kamarnya dengan pakaian lengkap. Sontak Lisa menghampiri Jennie dengan riang.

"Aku mendapatkan kencan untukmu dan kalian akan bertemu nanti malam." ujar Lisa memberikan ponsel Jennie.

Alis Jennie bertaut. Ia melihat sinis ke arah Lisa. Sebelum Jennie memprotes, Lisa kembali menyela. "Jangan membantahku."

Loathe You | jenkai (YOU SERIES BOOK 1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang