5. how you like that?

739 55 7
                                    

Jennie memangkas waktu pertemuan dengan profesornya. Sepanjang jalan dari kantor ke kampus, pikiran Jennie terus melayang pada Kai. Ia berencana untuk mengunjungi tempat Kai begitu selesai dengan urusannya di kampus.

Benar saja, sore hari begitu Jennie tiba di penthouse milik Kai, pria itu terbaring lemah di sofa.

"Oh, shit." Jennie cepat-cepat menghampiri Kai. Memastikan pria itu masih bernapas.

Keringat membasahi wajah Kai. Matanya setengah terpejam dan ia bergumam tidak jelas. Jennie mendadak terserang kepanikan luar biasa.

Oh my God I killed him.

"Kai?" Jennie mencoba mencari respon pria itu. "Kau butuh sesuatu? Mau aku antar ke gawat darurat?"

Kai menggeleng dengan lemah. "Tidak. Aku akan baik-baik saja. Aku sudah minum obat."

"I don't think—"

"Don't push me, okay?!" Kai mengerang. "Kenapa kau di sini?"

Jennie menjawab dengan kikuk. "Aku khawatir dengan keadaanmu setelah melihat reaksimu di kantor."

Kai tidak menyahut.

Jennie semakin mendekat ke tubuh Kai. Ia memeriksa suhu tubuh dan denyut jantung pria itu. "Please let me help you. I really feel bad."

"Help me get to the bed." ujar Kai pelan.

Dengan susah payah, Jennie membopong Kai berjalan ke kasur. Setelahnya, Jennie menyiapkan air hangat dan handuk untuk keringat yang sudah membasahi tubuh Kai.

"Kau mau melepas bajumu?" Jennie menawarkan. "Kau akan demam jika terus memakai baju basah seperti itu."

Tanpa suara dan setengah mata terpejam, Kai membuka satu per satu kancing kemejanya. Kemeja itu dilemparkannya asal.

Damn, Jennie lupa betapa bagus dan menggairahkannya tubuh Kai.

Fokus, Jennie! Kau hampir membunuhnya. Bukan saat yang tepat untuk berpikir kotor.

Kikuk, Jennie mengelap keringat di tubuh Kai dengan hati-hati. Pria itu tidak bereaksi apa-apa. Napasnya tetap berat seperti ia baru saja lari maraton. Wajahnya pucat dan tubuhnya panas. Terkadang Kai meringis pelan menahan sakit di perutnya. Jennie merasa sangat kacau sekarang. Ia membayangkan hal buruk akan terjadi pada Kai dan ia harus bertanggung jawab.

Tidak tahu apa yang harus dilakukan, Jennie coba menawarkan beberapa hal pada Kai. Makanan hangat, air hangat, menaikan suhu penghangat ruangan, memanggil dokter, apa pun yang bisa dipikirkan Jennie. Tapi pria itu menolak semuanya.

Beberapa saat kemudian, Kai jatuh tertidur. Dengkurannya terdengar berat dan posisi tidurnya terlihat tidak nyaman. Jennie hendak membangunkan Kai untuk mengubah posisinya. Tapi Jennie takut malah menganggu tidurnya.

Kai tertidur dalam posisi itu cukup lama. Menjelang pukul sepuluh malam, Jennie masih berada di rumah Kai. Ia tidak tahu harus meminta tolong siapa. Bahkan ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.

Apa ia bisa pulang? Tapi bagaimana jika kondisi Kai memburuk? Apa Kai tidak punya teman yang bisa dihubunginya dalam situasi seperti ini? Apa Jennie harus menghubungi Chanyeol?

Di tengah kebingungannya, ponsel Jennie berdering beberapa kali. Ia mengecek ponselnya dan melihat group chat dengan teman-temannya. Mungkin teman-temannya bisa membantu.

no 🍆 pic pls!

Jisoo
Where are you guys?
Why am I home alone?

Loathe You | jenkai (YOU SERIES BOOK 1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang