"Jadi kamu siap dengan permintaan ayah?" Tanya Grisha diangguki Eren.
"Hanya setengah tahun di Jerman. Itu mudah."
"Kau sudah mengatakan perasaanmu padanya?" Eren menggeleng sementara Grisha menghela nafas.
"Kau sudah mau pergi dan hubungan kalian sama sekali belum ada kepastian. Padahal tingkah kalian bahkan sudah seperti pasangan yang sudah menikah. Kau ingin dia diambil orang selama kau pergi?" Eren dengan cepat menggeleng.
"Kalau gitu ungkapin perasaanmu!"
"Hanya saja aku tidak yakin.... Aku takut ditolak."
"Kalau ditolak ya usaha! Ayah aja ngejar mamamu 3 tahun lho!"
"Beneran?!"
"Iya, makanya jadi cowok usaha dong!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Apa yang harus kulakukan?" Eren berujar sambil menghela nafas. Didepannya sang adik, Tara hanya menatapnya datar.
"Apa lagi?"
"Gue bingung mau confess apa enggak ke Levi."
"Confess aj keburu direbut orang."
"Kalau dia nolak gue gimana?"
"Ya tembak lagi."
"Aish, anak sama ayah sama aja."
"Terserah. Eh-"
"Apa?" Eren melihat arah tangan Tara yang menunjuk ke arah lain diseberang cafe.
"Eh anjir! Itu Levi?!"
"Iyalah bego!"
"Kok sama cewek?"
"Mungkin pacarnya?"
"Hah?! Yakali!"
"Emang lu pernah tanya dia punya pacar apa enggak?"
"E-enggak sih..." Tara memukul kepala Eren.
"Ya tuhan, bego banget sih punya kakak!" Tara menggeret Eren keluar cafe seperti lembu yang akan disembelih, lalu mengikuti Levi yang sedang jalan-jalan berdua dengan 'wanita' tersebut.
"Kayak kenal deh..." Gumam Tara, sementara Eren yang sudah melepaskan diri langsung ikut menguntit bersama sang adik.
"Itu beneran pacarnya?"
"Mana gue tau. Elu yang tinggal serumah aja ga tau, apalagi gue yang bukan siapa-siapa." Eren mendengus.
"Yaudah sih ga usah ngegas."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fucking Stupid Teacher
FanfictionLevi murid yang pintar, tapi ia sering terlambat masuk sekolah. Eren yang merupakan wali kelasnya sudah muak akan hal tersebut dan akan memanggil orang tua Levi hingga akhirnya ia tau mengapa Levi sering datang terlambat. Warning! Ereri not Riren Er...