Chapter 19

175 18 1
                                    

"Ne, bukankah kau sudah menunggu terlalu lama.... Eren...."





























































"Eren tangani berkas ini segera."
"Baik."






"Tolong fokus, ini proyek penting." Eren mengangguk. Ia mematikan handphonenya, walau resah saat melihat Levi yang menelponnya.






"Tuan Eren! Kita berhasil!"




"Tuan Eren, perwakilan dari perusahaan H sudah datang."





"Tolong tanda tangan disini."





"Bagaimana pendapatmu?"




"Eren..."


"Eren...."


"Eren...."

"Eren...."

"Eren!!"

Mata Eren terbuka setelah 6 bukan mengalami koma.

'Apa yang terjadi... Dimana aku...?' batinnya. Ia kini tengah terbaring di ranjang rumah sakit, melirik kesamping ada anak kecil yang menatapnya dengan mata lebar.

"MAAA!!!!! PAMAN UDAH BANGUNNNNN!!!"













.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




"Apa yang terjadi?" Tanya Eren setelah diperiksa oleh dokter.

"Kau mengalami kecelakaan pesawat dan koma selama 6 bulan." Jawab sang adik membuat Eren melebarkan kedua matanya.

"Apa...? Bagaimana dengan Levi....?" Sang adik bergeleng.
"Kami belum memberinya kabar."
"Begitu..." Eren menunduk.
"Apa kata dokter?" Tanyanya pelan.
"Semua organ vitalmu baik, hanya saja...."
"Hanya saja?"
"Kakimu lumpuh..."
"Hah? Coba ulangi!" Emosinya naik.
"Kau lumpuh..." Eren langsung naik pitam.

"APA?! KALAU BEGINI BAGAIMANA AKU HARUS MENEMUI LEVI?! AKU SUDAH BERJANJI UNTUK MENIKAHINYA!"

"AISSS!!! DIAMLAH!! ITU BUKAN LUMPUH PERMANEN! KAU BISA BERJALAN LAGI BILA LATIHAN!!" Teriak balik sang adik.

"O...oh....begitu..."

"Lagipula kurasa Levi lebihh senang menerima kabar kau masih hidup. Sudah 6 bulan berlalu sejak kau mengingkari janjimu dan dia belum mendapatkan kabar apapun."

"Bukankah aku koma setengah tahun? Harusnya ini baru 5 bulan dari waktu bertemu. Kan aku berangkat pada bulan kelima."

"Ya, tapi dibutuhkan sebulan untuk menemukanmu. Kerena itu kami tidak mengabari Levi, takut dia panik padahal dia saat ini sedang sibuk. Disisi lain kami takut hanya dapat menemukan mayatmu. Lebih baik dia tak tau kau mati."

"Lalu apa yang harus kulakukan sekarang?"

"Mana kutahu, kau sudah bangun, sekarang kau lah yang memutuskannya!" Eren terdiam sejenak.

"Rahasiakan ini dari Levi. Tetap pantau dia selama aku menjalani pengobatan. Sampai aku bisa berjalan lagi, jangan berani berani kalian bertemu dengannya!" Ancam Eren. Matanya berkilat akan amarah dan tekat yang menjadi satu.

"Dasar egois." Sang adik melenggang pergi. Meninggalkan Eren sendiri dengan pikirannya.

"Aku harus sembuh dan menemukanmu... Kau tidak boleh bertemu denganku dengan kondisi yang menyedihkan seperti ini..... Tunggulah aku, Levi."








.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Ne, bukankah kau sudah menunggu terlalu lama.... Eren...."

"Diamlah."

"Sudah tiga tahun! Tidakkah kau merindukannya?!" Gigi Eren bergeretak mendengar ucapan sang adik. Tentu saja dia ingin menemuinya! Tapi.... Apakah dia masih mempunyai kesempatan untuk bersama Levi? Dia yang berjanji, dia juga yang mengingkari.

"Dia masih menunggumu dasar tolol! Temuilah dia dan katakan yang sebenarnya!" Seolah bisa membaca pikirannya si adik menambahkan. Hal ini justru malah membuat Eren makin gelisah.

"Aku tak pamtas mendapatkannya, dia sudah menungguku terlalu lama..."

"Karena itulah kau harus menemuinya! Dia masih mencintaimu dasar bodoh! Kalau tidak dia tak akan menunggu selama ini! Kau kan sudah sembuh total! Apalagi yang kau tunggu?! Hanya duduk dikursi perusahaan, mengerjakan berkas berkas seolah-olah semuanya baik-baik saja! Padahal kau sendiri selalu mengawasi gerak geriknya! Bagaimana kau bisa sebodoh itu sih?!" Si adik terengah-engah sementara Eren terpojok.

"Keluar dari ruanganku!"

"Dasar! Tunggu sampai dia menemukan orang lain, maka ku pastikan kau akan menangis nanti!" Wanita tersebut keluar sambil membanting ointu sementara Eren menghela nafas.

"Apakah aku masih mempunyai kesempatan?" Gumamnya. Tiba-tiba ada notifikasi dilayar handphonenya.

"Apa ini?"

Tuan Eren, hari ini tuan Levi terlihat menemui seorang pria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuan Eren, hari ini tuan Levi terlihat menemui seorang pria.

Pesan dari bawahannya membuat kening Eren mengerut.

"Siapa dia...?"

My Fucking Stupid TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang