MSIAGD 32 - London D3; Dream Family

403 124 61
                                    

Jeongyeon POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongyeon POV

Hari ini kami melanjutkan tur di sekitar Kota Camden. Nayeon sangat senang saat tau dia bisa berbelanja banyak di sini dan coba tebak? Akulah yang menderita.

"Bunny, kau tau? Pasar Camden bukan satu-satunya destinasi kita hari ini" gerutuku saat dia memilih pakaian di antrean.

Bukan apa-apa, masalahnya adalah kami telah berada di salah satu toko selama hampir setengah jam dan sepertinya tidak akan keluar sampai tiga puluh menit ke depan.

"Aku tau~" katanya, sesederhana itu.

"Kurasa, kau sudah memiliki semua yang kau butuhkan?" Aku melangkah sedikit lebih dekat dengannya dan menunjukkan tas belanjaan di tanganku. Dia membeli rok, blouse, dan banyak barang lain. Mereka berkisar dari berbagai jenis dan merek.

Sumpah, aku ngga bisa berdebat lagi saat dia ngotot ingin membelinya. My sweetheart is a gold digger dan aku harus menerimanya dengan lahir batin.

"Kamu pelit lagi sama aku~"

"Mwo?"

"Kupikir aku harus diperlakukan sebagai istrimu?"

Oke, aku kalah. Nayeon telah menggunakan alasan yang sama sejak kami pertama kali tiba di sini. Aku tidak bisa berbuat apa-apa ketika dia terus menyebutkan tentang 'istri'. Lihat siapa yang terjebak sekarang? Aku nyesel bikin perjanjian dengannya.

"A-aniya, ngga gitu maksudnya" kontan aku langsung menggeleng. Percayalah, aku masih berusaha untuk memenuhi keinginan Nayeon tapi KALIAN TIDAK TAU BERAPA BANYAK YANG DIA KELUARKAN HANYA UNTUK PAGI INI. God, dia hampir membuatku bangrut!

"Lanjutkan~" ucapku pasrah. Dia tersenyum lebar saat mendengar lampu hijau dariku. "Tapi tolong cepat. Kita harus pergi!"

"Aku perlu beli sesuatu untuk adikku, Suzy Imo, Jennie dan juga Jihyo. Kenapa kamu gak bantu aku milih untuk masing-masing dari mereka?"

"Ogah! Toh saranku gak ada gunanya. Ujung-ujungnya kamu bakal beli yang kamu suka, kan?"

"Heh?!" Nayeon melotot.

Tapi itu tidak membuat ku bergidik sama sekali. Sebaliknya, aku terus melontarkan kata-kata ku kepadanya.

". . .Kita selalu bisa mampir kemana aja dan beli oleh-oleh untuk mereka. Kita punya banyak waktu. Lagi pula, siapa yang bakal bawa barang-barang tambahan kalo kamu membelinya di sini sekarang?"

"Kamu lah. Mau, kan?"

Aku benci ini. Aku sangat benci ini. Bagaimana aku bisa mengatakan TIDAK kepada kekasih ku?

"Ya~" Sekali lagi, aku berujar dengan pasrah.

"Itu baru Jeongieku" dia terkikik menunjukan gigi kelincinya.

"Ya apapun untukmu!"

Ya tuhan. Tolong. Adakah yang mau mengulurkan tangan untuk memberi bantuan? Aku tidak bisa merasakan jari-jari ku sekarang. Mereka mati rasa!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweetheart Is A Gold Digger [2Yeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang