|HAPPY READING|
Vote! Vote! Vote!
Avinandra Argazha, pemuda enam belas tahun yang merasa hidupnya penuh akan siksaan. Bukan karena tekanan orangtua, atau ekonomi, namun karena penyakit yang ia miliki.
Avin menderita asma akut yang membuat hidupnya tanpa ketenangan. Dia sudah mencoba untuk menerima, namun setiap ia mencoba semakin sesak rasanya ketika tak bisa beraktivitas seperti orang normal pada umumnya.
Hingga suatu hari, Avin yang kabur dari mansion karena lelah dengan segala kekangan keluarganya. Ketika di pinggir jalan taman kota, Avin menatap panik seorang pria yang berjalan menyebrang jalan dengan tatapan kosong.
"Paman awas ada mobil!" Avin dengan cepat berlari mengesampingkan rasa sesak dan kesulitan dalam menghirup oksigen lalu memeluk pria asing itu mencoba menyelamatkan.
Brak!
Namun naas, Avin kalah cepat dengan kecepatan mobil. Avin dan pria asing itu terpental beberapa meter hingga pelukan Avin pada pria asing itu terlepas.
Mereka berdua terbaring diatas aspal dengan keadaan yang mengenaskan. Avin menatap wajah pria asing yang tak jauh darinya dengan seksama.
"Setidaknya aku masih berbuat baik sebelum ajal menjemput ku, Avin pergi dulu ya ma.. pa.." batin Avin sebelum kesadarannya benar-benar menghilang.
Orang-orang mulai mendekati Avin dan pria asing itu, tak ada yang berani mengambil langkah untuk membawa mereka berdua dari jalanan.
"Pemuda itu sungguh nekat!"
"Malangnya."
"Mulia sekali hati pemuda itu, namun naas ia justru mengalami kecelakaan seperti ini."
"Kasian korban tabrak lari."
"Tadi aku memotret nomor plat mobilnya!"
"Apakah mereka akan selamat? Lukanya parah sekali!"
Orang orang mulai berbicara untuk mengungkapkan apa yang mereka pikirkan.
"Siapapun cepat hubungi ambulan!" Teriak salah satu pria.
Hingga beberapa saat ambulan datang membawa dua orang korban kecelakaan.
|KALANDRA|
Avin menatap sekeliling ruangan, ia tak percaya bahwa dirinya selamat. Orang dia aja waktu kecelakaan udah bengek, terus ketabrak mampus ngga tuh! Ya harusnya udah berada di sisi Tuhan sih.
"Tangan aku jadi besar ya? Eh, berurat juga. Loh loh kok badan aku keliatan gede banget!" Avin menatap tangan dan tubuhnya yang sepertinya membengkak.
Cklek
"Anda sudah siuman tuan? Apa yang anda rasakan?" Tanya seorang dokter yang baru saja memasuki ruangan.
"Aku udah melek gini masih nanya? Eh, ambilin kaca please..." dokter pria itu menggelengkan kepalanya merasa lucu dengan pasiennya, lalu dia meminta perawat dibelakangnya untuk mengambilkan kaca yang ada di kamar mandi.
"Buset gede banget kacanya!" Avin jadi tak enak, pasalnya seorang perawat berusaha membawa kaca yang lumayan besar, untung aja ini kaca gantung bukan semi permanen jadi mudah dilepas.
"Ini tuan kacanya," Avin mengangguk.
"Makasih ya kakak cantik," si perawat tersenyum malu, walaupun merasa aneh juga.
Kakak katanya? Padahal diliat liat lebih tua Avin dari pada si perawat.
"Apa aku terlihat begitu tua?" batin si perawat merasa overthinking.
"YA AMPUN KENAPA AKU TERLIHAT SANGAT TUA DAN BERBEDA! INI SIA-shhhhh," Avin memegangi kepalanya yang nyeri hebat.
Si perawat dengan sigap mengambil kaca yang hampir terjatuh, lalu si dokter segera memeriksa.
Avin pingsan.
TBC!
Lanjut ngga?
KAMU SEDANG MEMBACA
KALVIN ✓
Random[MINIMAL VOTE LAH KALO BACA] Avin tak pernah menyangka jika ia masih di beri kesempatan hidup setelah kecelakaan yang ia alami. Naas, bukannya sadar di sambut oleh senyum teduh keluarganya. Avin justru terbangun di raga orang yang ia selamatkan. Jiw...