NINE

7.4K 835 23
                                    

|HAPPY READING|

Vote! Vote! Vote!

Tandai bila typo!

"Kamu ini gimana sih jagain Kalanya?!" Marah Elle yang justru mendapati putranya sibuk bermain ponsel sendiri tanpa adanya Kala.

"Sayang ud-"

"Diem kamu ya! Ini juga salah kamu karena jalannya lelet! Kita kehilangan Kala!" Emosi Elle, Ken hanya bisa menghela nafas sabar.

Tadi padahal orang yang ngebet banget pengen Kala terpuruk adalah Elle, namun saat Kala hilang sebentar aja udah kalang kabut.

"Iya Bryan salah, ayo kita cari sama-sama. Kala pasti ngga jalan jauh dari sini," Bryan berdiri dari duduknya lalu berjalan memimpin menuju arah kemana Kala tadi pergi.

Mereka bertiga berjalan beriringan melihat kekanan ke kiri mencari keberadaan si comel.

"Apakah kalian mencari tuan muda?" ucap salah satu pegawai yang tadi melayani Kala membeli boneka.

Wanita itu melihat keluarga pemilik mall yang terlihat mencari sesuatu. Makanya ia berinisiatif untuk bertanya.

"Kau tau dimana dia?" Tanya Bryan.

"Tuan muda berjalan ke arah sana," balas si pegawai.

"Nantikan bonus mu," ucap Ken memeluk pinggang Elle lalu berjalan mengikuti Bryan yang sudah berjalan lebih dulu.

"Terimakasih tuan, yes! cowok imut itu pembawa keberuntungan!" lanjut si pegawai dalam hati.

Bryan menatap dari kejauhan sesuatu yang sangat aneh ketika dilihat.

"Dad... gelandang mana itu yang tidur dilantai?" celetuk Bryan.

Plak

"Itu Kala bodoh!" Elle memukul pelan kepala belakang Bryan lalu berjalan cepat menuju Kala melepaskan pelukan sang suami.

"Lain kali jaga ucapan mu Bry," ucap Ken lalu meninggalkan Bryan.

"Gw rela kok di anak tiri kan yang penting itu sama lo, Kala? atau baby?" lanjutnya memelan tersenyum miring.

Bryan lalu langsung menyusul orangtuanya dengan sedikit berlari, jadi ia sampai ke tempat Kala bersama dengan orangtuanya.

"Jangan sentuh dulu, mau Bryan abadikan dulu!" Bryan mengeluarkan ponselnya lalu membuka fitur kamera, cekrek! Menggemaskan!

"Jangan dibangunkan. Bry! Kamu gendong Kala, mommy yang bawa bonekanya," Bryan patuh, ia mengangkat pelan tubuh Kala agar tak membangunkan si empu.

Mereka berjalan keluar menyudahi acara berbelanja yang tak berjalan lancar.

Sesampainya di pintu keluar, Elle memanggil salah satu bodyguard yang menjaga di pintu.

"Kau carikan semua yang ada di daftar ini, jangan sampai terlewat," ucap Elle sembari menyerahkan lipatan kertas miliknya.

"Baik nyonya."

Di mobil, Bryan memangku tubuh Kala yang tertidur menyamping dengan kepala Kala yang bersandar di dadanya. Sedangkan Ken menyetir dan Elle duduk disebelah kursi suaminya.

Mobil berjalan, Bryan dengan pelan menepuk nepuk pantat Kala agar Kala lebih nyenyak. Namun pelan versi Bryan sepertinya berbeda.

Kala yang merasa pantatnya di pukul pukul merasa terganggu, ia perlahan membuka matanya. Ia menatap garang pria yang memeluknya, "DASAR BRYAN JAHAT! LEPASIN! JANGAN PELUK-PELUK!" Kala dengan kasar melepaskan diri dari Bryan, yang justru membuatnya jatuh dengan punggung membentur kursi milik Ken.

"Sssttt, sakit..." keluh Kala saat nyeri di pantat dan punggungnya terasa secara bersamaan.

"Mommy pangku... mommy..."

Dan pada akhirnya, mau ngga mau Elle memangku Kala sampai mansion.

Sesampainya di pekarangan mansion, Kala benar-benar tak ingin melepaskan pelukannya pada Elle. Mereka berdua masih berdebat di kursi mobil dengan Kala yang semakin mengeratkan pelukannya pada leher Elle.

"Ngga mau... Kala mau dipeluk terus..." Bukannya tak mau memangku Kala terus, namun sebenarnya Elle menahan rasa pegal ketika memangku Kala, nyeri dikit.

Kala bukan lagi anak kecil, Kala adalah pria dewasa yang seperti anak kecil. Jadi ya walaupun berat badannya ngga terlalu berat, tapi tetep saja berat bagi Elle sebagai perempuan.

"Kala, kamu ngga kasian sama mommy? Mommy lelah karena memangku kamu sedari tadi, sini daddy gendong," ucap Ken mencoba bernegosiasi.

"Tap-"

"Kala mau mommy sakit karena Kala?" Tanya Ken hati-hati yang dibalas gelengan oleh Kala cepat.

"Yaudah sini sama daddy," Kala dengan berat hati mengulurkan kedua tangannya keluar mobil dimana ada Ken yang sudah sigap ingin menggendongnya.

Setelah berada di gendongan koala milik Ken, Kala menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ken yang menyegarkan.

Kala teringat sesuatu, pandangannya menajam kearah pria menyebalkan yang juga menatapnya. Bryan yang niatnya keluar mobil untuk menggendong Kala, urung ketika melihat tatapan penuh emosi di wajah imut Kala.

"Napa liat-liat?! Iri ya kamu?!" Ucap Kala pada Bryan yang menatapnya geli?

"Mending kamu bawain boneka teddy milik Kala! Jadi babu dulu biar Kala maafin!" Ucap Kala lalu kembali menenggelamkan wajahnya ke ceruk Ken.

Ken berjalan memasuki mansion dengan Kala.

Bryan hanya menghela nafasnya sabar, tak berniat memasukkan dalam hati. Toh dia yang salah.

"Kamu kalo sama Kala, bicaranya dijaga. Kala itu perasa, kamu bentak dia, dia akan bentak kamu balik tapi karena sakit hati. Mommy harap kamu bisa bersabar, ini cuman sementara," ucap Elle sembari tersenyum lalu keluar dari mobil meninggalkan Bryan yang bingung.

"Sementara?" Pikir Bryan bingung.

|KALVIN|

Tengah malam, tiba-tiba Kala terserang demam karena kebanyakan makan es krim. Tadi setelah pulang dari mall, Bryan berusaha membujuk ini itu agar Kala tidak lagi marah padanya.

Dan kesepakatan akhir, Bryan harus membelikan Kala banyak es krim, ya dengan gas tanpa di rem Bryan membelikan sekantong plastik besar berbagai macam rasa es krim.

Kala kalang kabut melihat banyaknya es krim didepan matanya. Walaupun banyak, Kala hanya sanggup memakan delapan buah es krim saja. Dan pada akhirnya malamnya Kala terserang demam.

Karena sudah akur, Kala memang mau tidur bersama Bryan. Dan kini Bryan panik sendiri karena Kala yang tak berhenti meracau ditengah malam seperti ini.

"Hiks... pusing...."

"Bry... peluk... Kala dingin..."

Bryan melepaskan kaos tanpa lengan miliknya, hingga bertelanjang dada. Menurutnya jika ada orang kedinginan harus berbagi kehangatan, Bryan akan berbagi kehangatan. Cuman sama Kala!

Bryan mendekap erat tubuh Kala di pelukannya, ia membiarkan tubuh Kala yang hangat tapi kedinginan itu mencari kehangatan ditubuhnya.

"Puk puk..." cicit Kala.

Bryan langsung menepuk pelan pantat Kala, lebih pelan dari yang dimobil.

Kala menempelkan sebelah pipinya di dada  bidang milik Bryan yang hangat, ini sangat nyaman.

"Cepat sembuh baby boy..."

Cup!





TBC!
Ngga bl ya, cuman nyemplung dikit... dikit!

KALVIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang