FOURTEEN

7K 832 28
                                    

|HAPPY READING|

Vote! Vote! Vote!

Tandai bila typo!

Kini Kala dan Bryan bersiap untuk pulang, dokter menyarankan Kala agar rutin meminum obat, mengganti perban, dan jangan makan pedas lagi!

Bryan menggenggam sebelah tangan Kala dan menariknya pelan keluar ruangan. Mereka berjalan beriringan dengan tangan saling bertautan untuk pulang.

"Lo mau beli apa dulu sebelum pulang?" Tanya Bryan sembari menyetir menatap jalanan sore yang lumayan padat.

"Pulang aja Bry, pasti mommy sama daddy nungguin dirumah," balas Kala dengan senyumannya.

"Cih, mereka bilang sore akan datang ke rumah sakit. Namun apa ini? Hampir petang saja mereka tak datang!" Ucap Bryan menggebu-gebu, dia sudah seperti haters bagi orangtuanya.

"Loh iya? Aku lupa, bagaimana kalau mereka kerumah sakit waktu kita pulang?" Kala jadi merasa tak enak bila Ken dan Elle sudah datang ke rumah sakit tapi dirinya telah pulang.

"Udahlah ngga usah dipikirin," ucap Bryan mengakhiri percakapan.

Kala menatap kesamping dimana jalanan dikota terlihat ramai di sore hari. Bahkan kebisingan jalanan terdengar jelas dari dalam mobil.

Kala menyamankan tubuh dan kepalanya bersandarkan kursi, ia mengantuk. Tak berselang lama, mata Kala tertutup dan langsung terlelap.

Bryan monoleh sebentar menatap Kala saat berhenti karena lampu merah. Senyum sendu terukir di bibir Bryan.

"Maaf, seharusnya mereka menjadi obat, bukannya menjadi luka," guman Bryan pada Kala yang lelap lalu kembali fokus melanjutkan perjalanan setelah lampu berubah hijau.

Sesampainya di mansion, Bryan yang tak tega bila harus membangunkan Kala langsung saja menggendongnya dengan pelan memasuki mansion.

Di dalam mansion, ia melihat kedua orangtuanya yang justru sedang asik menonton TV seolah tak punya rasa bersalah.

"Nggak usah ngasih harapan kalo kalian emang nggak sanggup, gw bisa kok ngurus Kala sendiri!" Ucap Bryan lumayan keras sembari berjalan melewati orangtuanya yang terdiam.

"Sial banget gw punya orangtua brengsek!" guman Bryan pelan memasuki lift.

Sesampainya di kamarnya, Bryan langsung membaringkan tubuh Kala dengan pelan lalu menaikkan selimut sampai sebatas dada Kala.

Ia meninggalkan Kala sendiri di kamar, lalu menguncinya. Bryan tak akan membiarkan Kala diganggu lagi.

Didalam kamar, Kala membuka matanya perlahan. Kala menatap atap kamar yang terlihat mewah, lalu menutup matanya sebentar bersamaan dengan jatuhnya air matanya.

"Bertahan?" Guman Kala yang seumur-umur di kehidupannya yang dulu tak pernah hidup menderita seperti ini.

|KALVIN|

Malamnya Kala keluar kamar bersama Bryan untuk makan malam. Dari kamar sampai di meja makan pun, Bryan tak kunjung melepaskan tautan tangannya dengan Kala.

"Mau makan apa sayang?" Tanya Elle lembut pada Kala.

"Kala ma-"

"Lo makan ini ini ini, sini gw suapin," potong Bryan sembari mengambilkan beberapa menu makan malam untuk Kala.

Bryan menyendokkan makanan lalu ia tujukan ke bibir Kala, "Mangap lo, buruan makan," Kala pun mau tak mau membuka mulutnya dan menerima suapan demi suapan dari Bryan.

KALVIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang