EXTRA PART (3)

7K 489 6
                                    

|HAPPY READING|

Vote! Vote! Vote!

Tandai bila typo!

"Mi mi lay us mi us mi ni!" Balita itu menepuk nepuk dada sang ibu kehausan.

"Anak mami haus? Mau minum susu? Iya?" Rexa membenarkan pangkuan si bungsu lalu mulai membuka kancing bajunya.

Rayzan atau Ray, adalah putra bungsu Rexa dan Kala yang membuat sifat Rexa berubah 360°

Bagaimana tidak? Kini sudah tidak ada lagi Rexa yang angkuh, hanya ada Rexa yang kalem dan mudah menangis. Sama seperti Ray yang doyan nangis dan nangis.

Ray sebentar lagi berumur dua tahun, artinya si kembar sudah berumur lima tahun. Bisa dibilang Ray adalah penyelamat rumah tangga Rexa dan Kala.

Adanya Ray membuat Rexa menjadi istri sebagaimana semestinya. Kala senang dengan itu, Kala bahkan menjadi semangat bekerja dan lebih banyak menghasilkan banyak uang untuk keluarga kecilnya.

"Ray udah mau dua tahun yang, mulai dikurangi minum asinya yang," ucap Kala yang baru datang dari dapur membawa secangkir kopi.

"Iya," singkat Rexa fokus pada Ray.

Kala hanya menghela nafasnya pelan, ia beralih menatap kedua anak kembarnya yang sibuk menggambar.

"Abang gambar apa?" Tanya Kala menatap heran apa yang putranya gambar.

"Gambal plinces," singkatnya.

"Abang tu suka sama temen di tk Pi! Namanya Aulel, Ulel itu cantik baik dan lucu. Tiap Ulel pelgi Abang selalu ngikutin, temen cowok yang lain nda boleh deketin Ulel. Abang pelit kan pi?" Kala menahan tawanya, putranya sudah posesif sejak dini.

"Jadi abang suka sama Aurel? Anaknya om Bryan?" Tanya Kala memastikan lalu diberi anggukan heboh Rara.

"Ngga usah melotot matanya bang, Lala ngga takut!" Seru Rara membalas tatapan Kenan.

"Udah udah, papi ngga masalah kalo Abang deket sama Aurel. Tapi jangan berlebihan ya bang, kasian Aurel dia juga punya kehidupannya sendiri. Kalian kan juga masih kecil," Kala mengelus rambut Kenan memberi pengertian.

Kenan hanya mengangguk pelan lalu melanjutkan acara menggambarnya.

"Lala mau cerita!" Teriak Rara yang sedikit terlihat kesal.

"Sini papi pangku, mau cerita apa?" Rara berjalan mendekati papinya yang duduk di sofa sebelah maminya.

Kala mengangkat tubuh putrinya ke pangkuannya, "Cerita apa hmm?"

"Bisa ngga sih Lala pindah aja sekolahnya?"

"Kenapa?" Bukan Kala yang bertanya namun Rexa.

"Ini," tunjuk Rara pada gelang di pergelangan tangannya.

"Eh, mami baru tau kamu punya gelang itu," ucap Rexa tak tau menahu.

"Hiks papi, Lala takut~"

"Sayang kenapa? Jangan nangis," Kala memeluk tubuh putrinya yang bergetar.

"Abang tau adik kamu kenapa?"

"Ales," ucap Kenan singkat.

"Hah?"

"Huhu Ales jahat pi, dia paksa Lala pakai ini tlus katanya Lala milik Ales! Hiks huweee Lala kan punyanya Papi sama mami bukan Ales!" Rara menunjukkan gelang tali yang terlihat mahal dan semakin menangis kencang mengingat bagaimana menyeramkan teman TK nya yang bernama Ares.

"Kamu tau siapa anak yang bernama Ares yang?" Tanya Kala pada istrinya.

Rexa mengangguk, "Anaknya si Yasa," Kala mendelik mendengar nama Yasa.

"Yasa yang dulu ngejar-ngejar kamu itu?" Rexa lagi-lagi mengangguk.

"Nggak akan aku biarin anak Yasa deketin putriku!"

"Hiks Lala juga ngga mau deket-deket Ales Pi!"

|KALVIN|

Hari ini ulang tahun twins yang ke lima. Semua keluarga berkumpul, dan teman-teman twins pun diundang semuanya ke rumah Kala.

Ruang tamu sudah disulap sedemikian rupa menjadi ruang pesta khas anak-anak. Kenan berwajah datar seperti biasa dengan menggandeng anak si Bryan agar berdiri di sampingnya, si Ulel.

Rara? Sebenarnya tadi dia yang paling excited, sebelum si Ares Ares itu hadir. Kalian tau? Si Ares datang bersama ayahnya yang tak lain adalah Yasa dengan membawa boneka singa besar sebagai kado untuk Rara.

"Selamat ulang tahun cantik, Leon akan menjadi teman kamu ketika aku nggada, katamu aku nyelemin kaya Singa kan?" Ares mengambil sebelah tangan Rara dan mengecup pelan punggung tangan Rara.

"Heh! Ngga usah cium cium juga ya!" Geram Kala melihat putrinya terlihat tertekan.

Ares menatap Kala nyalang, "Ayah meltua?"

"Masih cadel aja sok sok an banget kamu!" Ucap Kala geram.

"Tidak peduli," balas Ares lalu memeluk Rara yang terdiam kaku.

"Hiks hiks papi, tolongin Lala takut~"

END!


KALVIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang