|HAPPY READING|
Vote! Vote! Vote!
Tandai bila typo!
Sepi
Kata yang bisa Bryan katakan saat melihat kondisi mansion hari ini. Harusnya Kala menyambut dirinya pulang hari ini, kemana dia?
Langkah lebar berjalan cepat mencari seseorang yang bisa ia tanya. "Bi Kasih! Dimana Kala?" Tanya Bryan saat melihat Kasih yang sedang mengepel dapur.
Kasih yang di panggil buru-buru langsung meninggalkan pekerjaannya dan mendekati tuan mudanya, "Tuan muda dilarikan ke rumah sakit pagi buta tadi tuan muda," balas Kasih.
"Sial!"
"Bibi tolong letakkan barang-barang ku ke kamar, aku pergi!" Bryan menyerahkan tasnya, lalu berlari keluar mansion.
"Pak Somat! Ayo anterin ke rumah sakit!" Suruh Bry pada sopir mansion yang sedang mengelap mobil.
"Baik den."
Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Bry sangat tak tenang. Harusnya ia pulang disambut senyum bahagia Kala. Namun, apa ini? Rumah sakit?
"Bisa cepet ngga sih pak?!" Sentak Bryan tidak sabaran.
"Iya den," Pak Somat mempercepat kecepatan mobil.
Sesampainya di rumah sakit. Bryan langsung menuju resepsionis, "VVIP atas nama Kala diruang apa?" tanya Bryan yakin bila Kala ada di VVIP.
"Maaf VVIP tidak ada atas nama Kala. Atas nama Kala ada di ruang Aster D," ucap si resepsionis ramah.
Bryan mengepalkan tangannya emosi, bukan malu salah berbicara namun ia kesal kenapa Kala tidak di berikan perawatan di kelas VVIP, kenapa kelas biasa?!
Dengan cepat Bryan mencari dimana ruang yang dikatakan resepsionis. Rasanya Bryan ingin membunuh seseorang untuk melampiaskan emosi yang sudah membumbung di kepalanya ini.
Di ujung lorong, Bryan semakin mengepalkan tangannya ketika melihat kedua orangtuanya justru sedang berbicara santai di luar ruangan. Mereka bahkan tidak menunggu Kala didalam!
"Orangtua bajingan!" gumamnya pelan yang hanya dirinya yang mendengar.
Bryan berjalan santai menuju orangtuanya, "Ck! Apa kalian semiskin itu hingga memberikan ruang VVIP saja tak mampu hah?!" Sentaknya.
"Bry, bukannya tadi malam kamu bilang pulangnya diundur jadi dua hari lagi?" Tanya Elle panik.
"Kenapa? Kok panik?" balas Bryan.
"Duduk Bry, kami pasti capek," ucap Ken pada putranya.
"Ngga perlu! Gw mau ngurus kepindahan Kala!" Bryan meninggalkan Elle dan Ken yang terlihat frustasi, pasti kedepannya tidak akan baik-baik saja.
|KALVIN|
Bryan menatap sendu Kala yang terbaring lemas di ranjang, bahkan telapak tangannya saja di perban. Entah apa yang terjadi Bryan enggan bertanya kepada orangtuanya.
Setelah Kala dipindahkan ke ruang VVIP, dokter bilang Kala akan sadar tak akan lama. Namun Bryan sudah menunggu Kala sangat lama yaitu sudah sepuluh menit tapi Kala tak kunjung bangun.
"Lo sadar? Gw dah nunggu lama banget!" Seru Bryan saat melihat pergerakan pada kelopak mata Kala.
"Bry?" Tanya Kala pelan memastikan.
"Iya ini gw, lo ngga papa? Gw panggilin dokter du-"
"Ng-nggak usah Bry," ucap Kala pelan.
Bryan yang sebelumnya berdiri kini kembali duduk, ia menatap wajah Kala dalam.
"Mommy sama daddy ngga ngelakuin sesuatu yang buruk kan selama gw pergi?" Kala yang ditatap penuh selidik oleh Bryan berusaha untuk tidak gugup.
"Sesuatu yang buruk? Mereka memperlakukan Kala dengan baik kok," balas Kala dengan senyumannya.
"Terus keadaan lo ini apa?" Kesal Bryan.
"Ini salah aku yang makan pedes banyak-banyak, ah untuk tangan ini Kala kaget trus jatuhin gelas ditangan Kala. Waktu itu Kala sakit perutnya, jadi Kala terduduk dengan tangan yang mendarat di pecahan kaca, hehe kamu mukanya biasa aja dong," canda Kala diakhir kalimat ketika Bryan menatapnya tanpa berkedip.
"Hah, anggap aja gw percaya. Dah sekarang lo kudu makan!" Bryan hanya bertanya agar Kala jujur, namun sepertinya Kala mau menutupi kesalahan orangtuanya.
Bryan segera mengambil makanan rumah sakit dan menyuapi Kala dengan telaten.
Siangnya Elle datang bersama dengan Ken ke ruang rawat Kala yang baru. Bryan menatap tak suka kedua orangtuanya, rasanya seperti merusak matanya ketika ia melihat dua orang itu.
"Sayang, maaf ya mommy baru datang. Tadi ada sesuatu mendesak di mansion, perutnya masih sakit? Tangan kamu juga masih sakit?" ucap Elle seolah khawatir sembari mengelus rambut Kala pelan.
"Tidak apa mom, Kala baik-baik saja kok udah ngga sakit lagi," balas Kala seadanya, toh ini cuman gimmick didepan Bryan kan?
"Syukurlah," balas Elle.
"Bry? Kala udah boleh pulang belum?" Kala mengalihkan pandangannya pada Bryan, rada malas juga natap Elle terus.
"Nanti kita tanya pas dokternya kesini okey?" Bryan mendekat disisi Kala seolah menyuruh Elle agar mundur menjauh dari Kala.
Elle yang terdorong kebelakang walaupun secara halus hanya bisa undur diri, ia menatap suaminya yang tak berekspresi.
"Mommy kalo sibuk pulang aja ngga papa, Daddy juga pasti sibuk kan dengan urusan kantor? Aku bisa jaga Kala sendiri kok," ucap Bryan halus walaupun tersirat bahwa ia ingin mengusir dua orang itu dari ruangan ini.
"Begitu ya? Nanti kami kesini lagi sore hari," ucap Ken yang sedari tadi hanya diam.
"Mas," ucap Elle pada suaminya tak setuju jika meninggalkan Kala.
"Ngga papa, aku bisa jaga Kala kok," Bryan menimpali untuk menyakinkan Elle.
Akhirnya Ken dan Elle pamit, lalu meninggalkan Bryan dan Kala di ruangan.
"Lo masih ngga mau bilang?" Tanya Bryan pada Kala tiba-tiba.
"Hah? Ngga bilang apa Bry?" Jawab kala balik bertanya.
Bryan menghela nafasnya kasar, ternyata Kala masih tak ingin jujur padanya. Tak apa, Bryan bisa melindungi Kala tanpa Kala tau.
"Lupakan, sekarang lo istirahat sambil nunggu dokternya dateng," Bryan memapah Kala merebahkan diri.
"Istirahat sambil comot itunya Bry lagi boleh juga?" Senyum Kala mengembang memikirkan hal itu sembari menatap dada Bryan yang terbalut kaos.
"Ngga usah ngadi-ngadi lo! Udah cukup gw lo perkosa waktu itu! Ngga ada lagi-lagi!" Tegas Bryan.
Kala yang mendengar hal itu sontak saja mencebik kan bibirnya kecewa.
"Kalo pakai dot mau? Nanti gw beliin sekalian botol dot yang bisa diisiin susu," Kala yang semula cemberut lalu menatap Bryan penuh tanda tanya.
"Maksudnya Bry, botol buat dede bayi? Emang boleh?"
"Lo nyusu di gw juga itu harusnya dede bayi cok!" Kesal Bryan.
"Tapi yang di vid-"
"Udah diem jangan dibahas! Fix lo ngedot aja!" Putus Bryan.
Bryan mengambil ponselnya dari saku lalu mengirim pesan pada seseorang untuk membelikan botol dot dan antek-anteknya. Setelah itu Bryan mematikan ponselnya kembali fokus pada Kala.
|KALVIN|
Kala melepaskan nipple silikon berisi susu dari bibirnya, "Bry ini kok ngga seenak punya kamu?" Tanya Kala menatap Bryan polos.
"Anak anj!"
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
KALVIN ✓
Random[MINIMAL VOTE LAH KALO BACA] Avin tak pernah menyangka jika ia masih di beri kesempatan hidup setelah kecelakaan yang ia alami. Naas, bukannya sadar di sambut oleh senyum teduh keluarganya. Avin justru terbangun di raga orang yang ia selamatkan. Jiw...