SIX

10.4K 1.1K 35
                                    

|HAPPY READING|

Vote! Vote! Vote!

"DASAR NGGA BECUS! BAGAIMANA BISA KAU BIARKAN KALA KELUAR DARI SINI HAH?!"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Damar membogem satpam penjaga rumahnya membabi-buta. Ia juga menatap beberapa para penjaga mansion lainnya nyalang.

"SEMUA YANG BERTUGAS SAAT KALA PERGI, KALIAN AKAN MENDAPATKAN GANJARANNYA!"

Clarissa hanya bisa terduduk lemas di sofa melihat suaminya sangat emosi. Mereka kehilangan Kala, entah dimana anak itu.

Alvaro dan Derren pun merasa aneh, antara tak peduli tapi khawatir. Bagaimana?

"Xilo! Panggil detektif ternama! Suruh dia cari dimana keberadaan Kala! Arghhhh!" Damar menarik kasar rambutnya frustasi.

"Aku akan pergi ke rumah Kala," ucap Damar lalu pergi meninggalkan mansion.

Sedangkan ditempat lain, tepatnya disebuah kamar mewah terdapat Kala yang terbaring tak sadarkan diri diatas ranjang kingsize.

"Kapan anak ini akan sadar, Ken?" Ucap seorang wanita yang tak berhenti mengelus pipi Kala yang sedikit tembam.

"Kau sangat tak sabaran, sepertinya dia lemah. Padahal aku hanya menyuntikkan bius biasa, tidak tinggi dosisnya," balas Kendrick pada sang istri, Gabrielle.

"Tak ayal kau sangat pintar mencari barang yang kusuka! Bocah tampan yang menggemaskan!" Karena tak kuat menahan gemas, Elle tanpa sadar mencubit kuat pipi Kala hingga memerah.

"Ishh gemasnya!"

"Shhh... sakit..."

"Elle kau menyakitinya!" Ken menatap istrinya yang terkekeh.

"Bangunlah, aku lelah menunggu," Elle tak merasa bersalah, ia mengelus pipi Kala yang memerah.

Mata Kala terbuka perlahan, nyeri di kepala dan pipi membuatnya mengiris sakit. Kala berusaha menundukkan diri, ia duduk dibantu oleh wanita yang entah siapa ia tak kenal.

"Dimana?" Kala memegang kepalanya yang masih pusing, sembari mengedarkan pandangannya menatap sekeliling dan dua orang asing yang tak ia kenali.

"Kau melupakanku? Aku pria yang menolong mu dipinggir jalan," ucap Ken pada Kala yang menatapnya bingung.

Kala terdiam, ia berusaha mencerna dan mengingat apa yang sebenarnya.

"Kau?! Kau bawa aku kemana?! Kau nenyuntikku hingga aku ping-shhhh" Kala meremat rambutnya kuat, kepalanya seperti nyeri hebat dan itu sangat menyakitkan.

"Oh dear, anak baik tidak boleh berteriak. Kau ingin mommy membuat mu tak bisa berbicara selamanya?"

Kala beringsut kebelakang masih meremat kepalanya yang nyeri, ia tak kuasa menahan rasa takutnya kepada wanita asing yang menatapnya dengan seringai.

"Ken, aku pikir dia sangat penakut. Aku suka..." Elle mendekati Kala yang ketakutan, ia mengelus rambut Kala dengan lembut.

"Anak baik tidak boleh takut sama mommy, mengerti?" Elle mengangkat dagu Kala yang terus tertunduk takut.

KALVIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang