Sial.. Sungguh sial. Jungkook tak menyangka nasibnya akan sesial ini. Dirinya divonis dua tahun penjara hanya karena ketahuan mencuri satu bungkus roti dan sekotak rokok. Dan mulai hari ini, ia dipindahkan ke dalam rutan antah berantah.
Jungkook tak henti-hentinya mengumpat dalam hati. Isi kepalanya penuh dengan adiknya yang masih duduk di kelas tiga SMA. Jungkook dan sang adik adalah yatim piatu. Orang tua mereka meninggal tiga tahun lalu dan meninggalkan hutang yang sangat banyak. Mau tak mau, Jungkook harus membanting tulang demi menghidupi kehidupannya dan sang adik. Keluarga Jungkook sendiri juga bukan berasal dari keluarga kaya raya, bahkan terbilang miskin. Jungkook putus sekolah di kelas dua SMA. Ia memilih untuk bekerja agar nasib sang adik tak seperti dirinya. Ia bekerja di club malam, penjaga kasir hingga tukang cuci. Namun, dua minggu lalu ia dipecat dari tempatnya bekerja. Perusahan tempat Jungkook bekerja bangkrut sehingga memutus hubungan kerja pada seluruh karyawannya termasuk Jungkook. Dan Jungkook mau tak mau memilih untuk mencuri demi mengganjal perutnya dan perut sang adik. Dunia sungguh tak adil bagi dirinya.
"Jalan yang cepat" Teriak seorang sipir.
Tubuh Jungkook didorong dari belakang. Tangannya dipasangi borgol. Mereka berjalan melewati lorong-lorong kecil dan jeruji-jeruji berlapis yang diberi gembok. Setelah jeruji ke sekian, mereka akhirnya masuk ke dalam sebuah ruangan yang sangat luas. Terlihat seperti aula, namun dihiasi kamar-kamar yang diberi jeruji besi.
"Kamu, ikut saya" Ujar seorang sipir pada Jungkook.
Jungkook menurut. Ia berjalan mengikuti langkah sipir tadi. Sekilas Jungkook bisa melihat name tag kecil laki-laki itu.
Jung Hoseok.
Wajahnya tampan, namun sayang terlihat sangat galak.
Jungkook terus mengikuti langkah Hoseok. Mereka berjalan melewati ruang-ruang yang hanya di batasi jeruji hingga sampai pada ruang tahanan yang dibatasi pintu besi dan tertutup. Jika sebelumnya Jungkook bisa mengintip isi dalam kamar tahanan yang ia lewati, sekarang ia masuk di area yang ruangannya tertutup rapat oleh pintu besi.
"Untuk malam ini tidur di sini. Besok pagi akan saya pindahkan ke ruangan yang lain" Ucap Hoseok. Ia berhenti di depan sebuah pintu besi bernomor 604.
Pintu besi itu sepenuhnya tertutup. Namun ada dua pintu kecil di bagian atas sejajar dengan kepala dan di bagian bawah, sebatas pinggang orang dewasa.
Tangan sipir itu membuka kunci ruangan tersebut lalu membuka borgol di tangan Jungkook. Dengan kasar, Hoseok mendorong Jungkook masuk ke dalam kamar tersebut.
"Anak baru. Titip sehari. Besok dipindahkan ke kamar lain" Ucap Hoseok tanpa melihat ke dalam ruang tahanan, lalu mengunci pintu tersebut kembali dari luar.
Jungkook mengedarkan pandangan. Kamar ini tidak sekecil dan semenyedihkan kamar-kamar yang Jungkook lewati sedari tadi. Malah, kamar ini terlihat jauh lebih layak huni. Bahkan mereka memiliki duangan khusus untuk toilet.
Jungkook menghela nafas pasrah. Ia lalu mengambil tempat untuk duduk di salah satu kasur paling pojok. Tempat ini terlihat kosong. Seperti tak berpenghuni. Matanya masih terus mengedar. Beberapa sudur ruangan dipenuhi oleh poster wanita dan bahkan laki-laki yang tak menggunakan busana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BPKOO UNIVERSE
FanfictionKumpulan oneshoot fan fiction Bpkoo - BpJin - BpJimin - Taekook - Namkook - Yoonmin - Hopemin - Namjin - Jungkook Harem