29. Amanda?

2.1K 251 21
                                    

Devano - Ini Aku 


Hai. Pa kabs? Jangan marah-marah nanti cepet tua

Happy Reading!





Jenazah Jinan sudah berada dikediaman keluarga Leroy dijakarta. Raisha menatap nanar jenazah Jinan yang sudah didalam peti. Cindy masih berusaha untuk tegar, tapi tetap saja kepergian Jinan membuat hatinya sangat hancur.

Flora? Ia hanya berdiri mematung, menatap wajah pucat Jinan dengan tatapan kosong. Walau ia dan Jinan tak akur, tapi Flora tetap menyayangi Papanya.

Freya berada disamping Flora, setia menemani Flora. Michie? Michie sedang tidur dan dijaga oleh beberapa teman Freya.

"Kak."

Flora menolehkan kepalanya. "Hm?"

"Aku tau kamu rapuh, aku tau kamu pasti sedih. Yang tabah ya, ini udah jalan takdir Tuhan. Kamu harus kuat, oke?" Ucap Freya memberi semangat sembari mengelus punggung Flora dengan lembut. Flora tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya. "Makasih, makasih udah mau nguatin aku."

Freya tersenyum manis. "Kita saling melengkapi kekurangan masing-masing kak."

Tatapan Flora yang awalnya kosong, kini sudah kembali normal karena ia masih punya Freya yang menyemangatinya.

Raisha tidak ingin berlama lama disamping peti. Ia tak bisa lagi membendung kesedihannya, terlalu sakit. Raisha berjalan menuju kamarnya, ia ingin menangis, menumpahkan kesakitan hatinya.

Gadis jangkung itu duduk dibawah dengan badan tersandar pada pinggir ranjang. Matanya mulai mengeluarkan air yang sudah sedari tadi ia bendung.

"M-maafin Raisha pah, kalo R-raisha masih selalu suka ngelawan. Hiks!"

Raisha menangis sambil memeluk lututnya sendiri, ia merasa hidupnya semakin kacau setelah kepergian Jinan. Apalagi yang menyuruhnya menjadi dokter itu Jinan sendiri.

"P-pah. Kenapa Papa ninggalin kita secepat ini? Papa belum liat aku jadi dokter."

Krett

Pintu kamar Raisha terbuka, gadis cantik yang sedari awal memperhatikan Raisha, sengaja menghampiri Raisha dikamar.

Gadis itu berjalan pelan ke arah Raisha yang masih menangis sambil memeluk lututnya. Melihat keadaan Raisha yang seperti ini membuat hati gadis yang kini berada disampingnya terasa sakit.

"Sha."

Raisha mengadahkan kepalanya ke samping, menatap gadis yang memanggilnya dengan mata bengkaknya. "Kamu kuat, kamu ga boleh lemah. Ada aku disini yang bantu kamu untuk kuat Sha." Ucap Gadis tersebut mengelus pipi Raisha yang masih dibasahi air mata.

Mata Raisha masih fokus menatap wajah gadis cantik yang mengelus pipinya, ia memegang tangan sang gadis yang berada dipipinya. "Kamu kok tau aku ada disini ci Lia?"

Lia tersenyum tipis. "Aku dari tadi perhatiin kamu, gerak gerik kamu. Aku takut kamu kenapa napa aja, makanya aku tau kamu ada disini."

Raisha menghela nafas pelan dan menggosok air mata dipipi dan matanya. Setelah selesai, ia kembali menatap Lia. "Aku gapapa kok Ci."

"Gapapa, gapapa. Aku tau kamu kenapa napa, jangan denial deh Sha." Dumel Lia

Raisha terkekeh. Dalam hatinya ia ingin Jessi yang sekarang ada dihadapannya untuk menguatkan dirinya, tapi Raisha tidak bisa berharap lebih. Ia dan Jessi hanya sekedar FWB.

Idols Are Mine (FreFlo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang